Dilabrak 1

Mama membaca ulang rentetan kata berisi alamat lengkap rumah Hasan pada layar ponselnya yang tadi dikirimi oleh Anha.

Benar, ini adalah kompleks perumahan Hasan.

"Kiri, Pak."

Jari telunjuk Mama menunjuk ke arah jalan masuk kompleks rumah Hasan, memandu jalan kepada supir taksi online yang dipesannya.

Taksi tersebut akhirnya berhenti di depan pagar berwarna cokelat pekat rumah Hasan. Mama menilik sekilas, di sana suasananya sepi dengan rumput jepang yang menumbuhi pinggir kana kiri halamannya.

Tetapi melihat dua mobil berwarna putih di halaman rumah pastilah ada orang di dalam sana, dan mungkin saja Hasan saat ini juga sedang berada di rumahnya.

"Bentar, ya, Pak," kata mama kepada supir taksi tersebut sebelum keluar dari mobil.

Terdapat bel kotak kecil yang berwarna putih pada bagian atas tembok sisi pagar rumah Hasan. Mama menekannya sekali. Melihat kembali ke arah rumah siapa tahu ada orang yang datang dari dalam sana.

Tapi tetap saja sunyi. Akhirnya mama mencoba menekan kembali bel tersebut bel tersebut sampai ke tiga kali sambil menunggu sejenak di luar sini.

Namun tidak ada pergerakan sama sekali dari dalam rumah Hasan. Yang jelas mama memutuskan untuk memberi waktu tiga menit lagi berdiri di luar sini. Akhirnya kali ini mama menekan untuk yang terakhir kalinya dan tetap tidak ada yang keluar dari rumah baik itu Hasan ataupun pembantu di rumah tersebut.

Kesabaran mama habis sudah. Tidak mungkin ada mobil di pelataran rumah tetapi tidak ada orang di dalam!

Akhirnya mama memutuskan untuk pergi saja dari sini dan memasuki mobil taxi lagi.

"Kita ke alamat selanjutnya, Pak. Nanti saya kasih tip buat Bapak," kata mama, dibalas anggukan oleh pak supir terebut.

Sebenarnya tak masalah jika Hasan membatalkan perniakahannya dengan Anha. Kedatangan mama juga bukan untuk mengemis agar pernikahan Hasan dengan putrinya. Yang mama harapkan hanyalah agar mereka putus secara baik-baik.

Hasan meminta anaknya dengan cara sopan datang ke rumah dan membujuknya agar mau menikahkan Anha dengannya tapi ketika berpisah malahan Hasan semaunya sendiri seperti ini.

***

Mobil mulai melaju, membelah jalan kota untuk menuju ke rumah Ikram. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk samapai di sana, hanya menghabiskan kurang lebih lima belas menitan.

Setelah sampai di depan rumah utama Ikram dengan istrinya saat ini, mama membayar ongkos taksi beserta tip kepada supir  taksi. Nanti pulangnya mama akan memesan taksi yang lain.

Mama menekan bell rumah Ikram, tidak membutuhkan waktu lama pembantu Ikram sudah gesit berjalan cepat menghampiri mama.

“Saya mau ketemu sama Ikram,” kata mama singkat.

“Oh, kalau boleh tahu dengan ibu siapa dan udah bikin janji sama Pak Ikram apa belum, Bu?” tanya Siti—asisten rumah tangga Ikram—kepada Mama.

Mama mendelik sebal, memangnya ia hendak bertemu dengan presiden apa pakai harus janjian terlebih dahulu segala.

Siti meringis dipelototi seperti itu oleh wanita paruh baya di depannya ini. Bukannya sok-sokan tidak memperbolehkannya masuk. Tetapi yang diperintahkan majikannya memang seperti itu jika ada orang yang hendak bertamu karena memang tamu dari pekerjaan Pak Ikram sendiri banyak.

“Bilang saya ibunya Anha. Nantikan dia paham.”

Mendengar kata mantan majikannya yang baik hati itu membuat Siti berbinar. Buru-buru Siti mengangguk dan berbalik badan kemudian berjalan—setengah berlari ke dalam rumah.

Cukup menunggu beberapa menit lamanya Siti keluar kembali dari dalam rumah dan menghampiri mama. Kemudian dengan senang hati Siti membukakan gerbang tersebut untuk mama.

“Silakan, Pak Ikramnya di dalam, Bu.”

Mama mengangguk dan Siti mengekorinya di belakang.

“Nyonya besarmu ada nggak di rumah?” tanya mama memastikan terlebih dahulu.

“Nggak ada siapa-siapa Bu di rumah. Cuma ada Pak Ikram, doang.”

Mama lega mendengarnya. Setidaknya dia tidak perlu bertatap muka dengan besannya yang menjengkelkan itu. Jika mengingat kisah Anha yang tersiksa di rumah mewah ini, pastilah emosi dari mamanya itu akan tersulut sudah.

Terpopuler

Comments

🔵🐌Ay Yana

🔵🐌Ay Yana

ayok ma marai aja Ikhram gemes

2024-08-27

0

Y.S Meliana

Y.S Meliana

ayo Mama, skrg udh waktunya buat keluarin taringmu 😁😁

2021-06-27

1

rahma wati

rahma wati

semangat mamam

2021-03-29

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!