"Dokter, bagaimana? Apa kamu bisa memeriksa dan mengobatinya?" tanya Sion kembali, karena beberapa saat yang lalu sang dokter hanya terdiam menatap Aso, begitu juga dengan Aso.
"Jika sibuk, berikan saja resep obatnya padaku. Aku akan memakainya sendiri." sahut Aso mengalihkan pandangannya dari sang dokter cantik yang tak lain adalah dokter Nara, gadis yang sudah mengisi hatinya 3 tahun yang lalu.
Tentu saja Aso merasa canggung karena bertemu dengan dokter Nara lagi. Pertemuan terakhir beberapa bulan yang lalu adalah pertemuan yang paling menyakitkan bagi Nara, karena disaat itu Aso menorehkan luka yang sangat menyakitkan untuknya.
Sebuah perpisahan sepihak tanpa alasan yang jelas, dan rupanya satu pekan kemudian Nara mendengar kabar jika Aso telah menikah bersama seorang gadis yang berasal dari keluarga yang cukup kaya dan terpandang.
Dan kini siapa sangka mereka akan bertemu kembali dengan tidak sengaja seperti ini? Padahal Nara sudah dipindah tugaskan di rumah sakit ini, karena sebelumnya dia bekerja di St. Luke's International Hospital.
Namun karena rumah sakit baru ini masih memerlukan cukup banyak tenaga medis serta dokter, akhirnya beberapa dari mereka dipindah tugaskan di rumah sakit ini. Bahkan Nara juga dipercaya menjadi wakil kepala rumah sakit.
"Jangan menyepelekan luka sekecil apapun, Tuan. Jika tidak diperiksa dan dirawat dengan benar, maka bisa mengakibatkan infeksi." ucap Nara berusaha untuk tetap bersikap profesional.
"Baik. Tolong periksa dia, Dokter. Aku akan keluar dan menghubungi rekan kerjaku." ucap Sion meninggalkan ruangan ini.
Nara bangkit dari duduknya dan melenggang mendekati kursi Aso sambil memakai sepasang hand gloves sintetisnya.
"Buka pakaianmu dan berbaring tengkuraplah, Tuan. Karena sepertinya lukanya lebih banyak pada bagian punggung." ucap Nara dengan santai seakan sedang menangani seorang pasien dan seakan dia tidak mengenali Aso.
Aso terdiam beberapa saat karena ragu saat ingin melepas pakaiannya. Selain itu dia juga merasa kikuk dan aneh.
"Tidak adakah tenaga medis pria di rumah sakit ini?" tanya Aso akhirnya.
"Apa kamu meragukan kemampuanku dalam hal medis? Bagiku kamu hanyalah seorang pasien. Bukan seorang pria." cukup tersinggung, akhirnya Nara menjawabnya dengan tegas. Namun dia masih berusaha mengatakannya dengan baik.
Aso menghela nafas dan akhirnya melepaskan kemejanya yang mengalami beberapa koyakan pada bagian punggung serta lengannya. Beberapa luka memanjang dan cukup dalam terlihat pada tubuhnya yang cukup atletis, karena Aso cukup rajin menjaga kebugara tubuhnya. Aso segera menaiki brankar dan tengkurap di atasnya.
Pada awalnya Nara merasa cukup gugup saat menyaksikan pemandangan itu. Namun dia segera menepis pikiran yang mengacaukan hatinya dan segera membawa beberapa peralatan serta obat mendekati Aso.
Kedua insan ini hanya terdiam selama beberapa saat karena merasa kikuk. Mereka hanya fokus dengan masing-masing pemikirannya dan kegiatannya masing-masing.
Nara menyeka sisa-sisa darah dan membersihkannya dengan sangat hati-hati. Dia juga segera mengobati luka-luka tersebut. Meskipun di masa lalu Aso sudah mengecewakannya serta membuat hatinya hancur berkeping-keping, hingga sampai saat ini dia masih merasa jika Aso menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Namun ... entah apa itu ... Nara masih belum mengetahuinya sampai sekarang.
Beberapa menit berlalu dan mereka berdua masih saling terdiam.
"Duduklah ... aku akan mengobati luka pada bagian depan tubuhmu." ucap Nara kembali mempersiapkan beberapa obat lagi.
Dengan patuh Aso segera duduk menyamping. Sementara Nara segera membersihkan luka pada bagian lengan Aso bagian depan. Gadis cantik yang memiliki wajah teduh itu berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Sementara Aso sengaja menatap ke sisi lain ketika Nara berdiri di hadapannya. Keduanya berusaha untuk saling bersikap wajar dan tidak mencampur adukkan masalah hati.
"Selamat ..."
Seberapa kuat Nara berusaha menahan diri untuk bersikap wajar, namun akhirnya dia mengucapkan nya.
"Saat itu aku belum mengucapkannya padamu. Jadi ... aku mengucapkannya sekarang." imbuhnya sambil memberikan obat merah pada luka di dada atas Aso.
"Aku tidak butuh ucapan selamat darimu." Aso yang kini menunduk meraih kembali pakaiannya dan berniat untuk memakainya.
Tetap bersikap dingin seolah-olah tidak perperasaan di hadapan Nara, mungkin adalah pilihan terbaik bagi Aso saat ini. Setidaknya Nara akan tetap membencinya. Masalah hati dan kehidupan Aso yang sebenarnya, semua itu cukup Aso saja yang mengetahuinya.
Seakan mendapatkan sebuah tamparan kembali. Nara hanya berysaha untuk memberikan ucapan meski hatinya masih terasa sesak, namun sangat tidak dia duga ... rupanya Aso sungguh telah berubah dan berkata dengan menurutnya kasar.
"Terima kasih sudah bersedia mengobati lukaku, Dokter ... permisi ..." Aso kembali berkata dengan nada rendah dan segera mengenakan pakaiaannya kembali lalu meninggalkan ruangan itu.
Nara menatap kepergian Aso dengan dada yang sudah naik turun karena nafas yang tidak beraturan. Sebuat senyuman penuh luka menghiasi wajah ayunya yang teduh itu.
"Aku benar-benar sangat bodoh karena mempercayai topengmu selama 3 tahun. Padahal aslinya kamu sangat brengsekk dan tidak berhati. Kamu membuangku dan malah menikahi seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya." tawa memilukan mulai terdengar dan Nara mulai duduk kembali di kursi kerjanya.
...🍁🍁🍁...
Kawai Group, 11 AM.
Aso mendatangi ruangan rapat utama, dimana Kawai Group sedang kedatangan beberapa tamu. Mereka adalah tim medis yang akan menjalin kerjasama dengan Kawai Group, dengan beberapa dokter dan tenaga medis akan ditempatkan di klinik Kawai Group.
Selain itu Kawai Group juga kedatangan beberapa keamanan yang telah dikirimkan oleh sebuah perusahaan keamanan besar di Tokyo. Dan mereka juga akan dipekerjakan di perusahaan ini sebagai kemanan.
Aso yang baru saja memasuki ruangan rapat utama disambut oleh Yeji dan beberapa orang penting lainnya. Namun ada yang cukup membuatnya terkejut karena di dalam ruangan ini ada beberapa orang luar yang juga dikenalinya.
"Aso, kenalkan ... mereka adalah rekan kerja kita. Nona ini adalah sersan Sion yang akan menempatkan beberapa anak buahnya di perusahaan kita sebagai keamanan." ucap Yeji memperkenalkan wanita berseragam aparat itu.
"Wah ... wah ... ternyata tuan Aso adalah Direktur Utama di perusahaan ini. Sungguh aku sangat tidak menyangka akan bertemu kembali dalam pekerjaan." celutuk Sion dengan senyuman menawannya yang selalu terlihat elegan namun tegas.
"Wah, ternyata kalian sudah saling mengenal ya." sahut Yeji berbinar.
"Benar. Tuan Aso pernah sangat berjasa dalam penangkapan geng Spider." sahut Sion cepat.
"Wah, keren sekali! Padahal geng Spider cukup berbahaya dan memiliki rumor tak mudah untuk dikalahkan." celutuk Yeji.
"Itu hanya kebetulan saja kok, Yeji. Aku beruntung saat itu, hingga aku masih hidup sampai sekarang." balas Aso seadanya.
"Ahaha ... oh ya ... Aso, kenalkan nona ini adalah wakil ketua di The University of Tokyo Hospital yang baru diresmikan. Dan rumah sakit tersebut kini akan bekerjasama dengan Kawai Group dalam hal kesehatan seluruh karyawan di perusahaan kita."
Kali ini Yeji memperkenalkan seorang wanita cantik dengan sebuah jas almamater putih.
Mengapa dunia ini begitu sempit?
Batin Aso menatap nanar wanita dengan jas almamater putih itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mr. Smile
hmm
2024-02-12
0
Nurul Pky
hahaha ketemu semuanya bisa-bisa dokter Nara juga ditugaskan di perusahaan
2023-12-02
0
꧁乂✰Ɲ𝓲𝒂✰乂꧂
kenapa malah gt dah, coba jelasin kpd Nara yg sebenarnya terjadi.
2023-10-10
2