SLAPP ...
BEETT ...
Tak ingin mengakhiri Aso dengan cepat, sang bos geng Spider memutuskan untuk bermain-main dan menyiksa Aso dengan cemetinya terlebih dulu. Menyiksa orang lain adalah salah satu hobi anehnya.
Cambukan-cambukan itu sangat kuat hingga membuah kemeja Aso koyak bagian punggung serta lengannya, bagian-bagian itu mengalami beberapa luka hingga berdarah.
Semoga saja kak Seiya sudah pergi jauh hingga berandalan ini tak bisa menangkapnya lagi. Aku akan mengulur waktu dulu dan semoga kak Seiya benar-benar sudah pergi jauh. Sangat beruntung pemimpin geng Spider ini tidak berniat untuk langsung mengakhiriku. Tanpa susah payah aku berusaha untuk mengulur waktu, rupanya dia sendiri yang mengulur waktu dengan menyiksaku seperti ini. Ckk ... kali ini aku sungguh sangat beruntung.
Batin Aso menahan perihnya cambukan-cambukan kuat dari cemeti itu. Namun itu semua tak seberapa jika di dibandingkan dia yang harus melihat sang kakak disakiti.
Pertama, aku harus memastikan kakak sudah menjauh, dah sepertinya itu sudah dilakukan oleh oleh salah satu dari mereka dengan baik. Karena aku dalam kondisi terikat dengan borgol bersama pilar tua besar ini, maka aku hanya bisa bergerak dalam lingkup yang sempit. Dari mereka yang memiliki senjata api laras pendek adalah si bos dan si pria botak. Itu artinya aku harus membiarkan mereka agar mendekat padaku lebih dulu, lalu singkirkan senjata api tersebut. Lalu segera selesaikan mereka dengan cepat!
Batin Aso yang rupanya sudah mengamati para berandalan itu dan mulai mengatur sebuah rencana untuk mengalahkan mereka.
BEETTT ...
SLLAPPP ...
Sang bos kembali mencambuk tubuh Aso dengan sekuat tenaganya lagi. Dan lagi-lagi Aso hanya bisa menahan rasa sakit itu dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.
"Bagaimana rasanya? Nikmat bukan? Aku tidak akan mengakhirimu begitu saja sebelum membuatmu yang memohon kematianmu sendiri padaku!" ucap sang bos menyeringai dan kembali melayangkan sebuah cambukan kuat untuk Aso.
BETT ...
"Cuiihh!! Memohon kematian padamu?! Jangan pernah bermimpi! Hidupku terlalu berharga untuk mati di tangan kotormu itu!" balas Aso memprovokasi dan tersenyum meremehkan.
"Brengseekk!! Mulutmu sangat pedas rupanya ya! Mau menemui dewa kematian saja masih berlagak seperti ini! Ayo!! Hajar dia!!"
Termakan provokasi Aso, sang bos kembali memerintahkan anak buahnya untuk menghajar Aso. Mereka mendekat dan berniat untuk menghajar Aso, namun disaat itu Aso sudah bersiap untuk beraksi.
Sekarang adalah saatnya menyelesaikan mereka! Ayo lakukan dengan baik, Aso!!
Batin Aso mengepalkan kedua tangannya dan mulai menggunakan pilar tua besar itu untuk menjadi poros putaran tubuhnya. Dia mengangkat tubuhnya dan mangayunkan tubuhnya menyamping dan mengitari pilar tua besar itu.
Aso melakukan terdangan putar dengan cukup kuat untuk menyapu para preman itu. Bahkan dalam sekali sapuan tendangan saja, mereka sudah terhempas dan terjatuh di atas lantai.
Tak mau membuang-buang waktu, Aso segera melakukan rencana selanjutnya. Beberapa jarum beracun yang bisa melumpuhkan tubuh targetnya yang sudah sudah dia siapkan pada lengan pakaiannya diambilnya dan dihempaskan tepat mengenai sang bos dan si kepala botak.
Tidak hanya itu saja, Aso juga sukses menyerang seluruh preman itu dengan jarum beracunnya dan membuat mereka seketika tak berdaya dan lumpuh sementara.
"Brengsek!!!" sang bos yang masih bertahan meraih senjata api laras pendeknya yang sempat terjatuh tak jauh darinya.
Dengan sempoyongan dia kembali berdiri dan mengarahkan bidikannya ke arah Aso. Amarahnya sudah tak bisa dia kendalikan, dia salah langkah karena terlalu menyepelekan Aso. Kini dia harus segera bisa menghabisi Aso! Itulah yang ada di otaknya saat ini.
"Rasakan amunisi panas ini!!" geramnya semakin sempoyongan dan segera menarik pelatuk senjata api laras pendek tersebut. Hingga akhirnya suara sebuah tembakan mulai terdengar.
TAR ...
Sebuah amunisi panas melesat lebih cepat dan mengenai punggung sang bos dan menembus jantungnya. Rupanya seorang polisi wanita sudah datang dan menembaknya lebih dulu hingga bos spider itu seketika terjatuh meregang nyawa.
"Sion ..." celutuk Aso setelah menyadari jika Sion telah datang dan masih menggenggam sebuah senjata api laras pendek.
"Bereskan mereka!" perintah polisi wanita cantik itu memberikan titahnya kepada beberapa rekan kerja polisinya yang membersamainya.
"Baik, Sersan Sion!" sahut mereka serempak.
Sementara Sion segera mendatangi sang bos spider yang sudah tidak bernyawa dan mengambil sebuah kunci dari saku pakaiannya. Dengan langkah tegasnya dia melenggang mendekati Aso dan segera melepaskan borgol Aso.
"Bagaimana kamu bisa ada disini?" tanya Aso cukup penasaran, karena dia sama sekali tak pernah melaporkannya kepada aparat polisi mengenai penculikan sang kakak.
Apakah Ayumi membuntutiku dan membawa para polisi ini?
Batin Aso menerka-nerka.
"Kebetulan aku sedang melakukan patroli di sekitar Dermaga Tokyo. Aku bertemu seorang wanita dan dia mengatakan jika adiknya ada di gedung ini dan disandera oleh geng Spider. Sangat tidak disangka, rupanya orang yang disandera mereka adalah kamu, Tuan Aso."
"Lalu dimana kakakku?"
"Kakakmu pingsan dan rekan kerjaku membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Khawatir jika dia mengalami luka dalam karena ulah para psikopat gila itu." sahut Sion dengan nada dingin, cuek dan ketus seperti biasanya.
"Terima kasih banyak karena telah menyelamatkan kakakku, Nona polisi Sion."
"Hhm. Panggil aku Sion saja. Panggilan itu lebih baik dan enak untuk didengar." sahut Sion.
"Baiklah. Bisakah kamu membawa aku kesana, Sion?"
"Tentu saja. Kamu juga banyak terluka. Seharusnya juga segera diobati."
.
.
.
Sion membawa Aso pergi ke sebuah rumah sakit yang berada tidak jauh dari Dermaga Tokyo. Dan disana Aso melihat sang kakak yang sedang beristirahat dan tertidur. Perasaannya mulai tenang saat melihat sang kakak baik-baik saja.
"Ayo, seorang dokter akan memeriksa dan merawatmu."
Ucapan Sion membuyarkan angan Aso yang masih berdiri di dekat pintu kamar Seiya beristirahat.
"Sebenarnya tidak perlu memeriksaku. Aku bisa mengobati luka di tubuhku sendiri. Berikan saja padaku alkohol dan obat merah, aku akan mengobatinya sendiri." sahut Aso menolak untuk diperiksa.
"Luka dari cemeti-cemeti cukup dalam dan banyak. Jadi harus segera diperiksa dan diobati dengan benar! Jangan sampai malah menjadi terinfeksi nantinya. Ayo ... kebetulan ada dokter yang sedang bertugas malam ini."
Sion menarik tangan Aso dan memaksanya untuk memasuki sebuah ruangan. Dimana di dalam ruangan itu ada seorang dokter wanita yang sedang menyeduh secangkir kopi. Namun ketika menyadari ada pasien, dia segera meletakkan secangkir kopi itu kembali.
"Dokter, tolong periksa dan obati dia. Dia mengalami luka cambuk yang cukup parah dan dalam." ucap Sion sedikit menarik lengan Aso dan membuatnya sedikit maju.
Pandangan sang dokter wanita kini beralih menatap Aso. Dan betapa terkejutnya dia saat menyadari jika pria itu adalah sosok yang sangat tidak asing baginya. Bahkan bukan hanya sang dokter, Aso juga membeku saat pandangannya saling bertaut dengan sang dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mr. Smile
ketemu mantan
2024-02-12
0
꧁乂✰Ɲ𝓲𝒂✰乂꧂
untung saja Sion cepat datang y
2023-10-09
4
꧁乂✰Ɲ𝓲𝒂✰乂꧂
dihh hobi ko kek gt dah 🙄
2023-10-09
3