Beberapa saat yang lalu ...
Tanpa sengaja Aso menjatuhkan sebuah gantungan kunci ketika sedang menikmati hidangan pesta ulang tahun ini. Dia mumungutnya hingga jongkok.
Namun ada sesuatu yang cukup mencurigakan menempel pada sepatu loafer sisi sampingnya. Sebuah benda kecoklatan yang kecil dan sangat tipis. Bahkan jika tidak diperhatikan dengan baik, benda itu tidak akan begitu terlihat. Terlebih sepatu loafer Aso juga berwarna kecoklatan.
"Sialan!! Sejak kapan dia menempelkan pelacak ini pada sepatuku?!!" Aso yang menyadari jika sepatunya sudah tertempel dengan sebuah alat pelacak, seketika mencabut alat pelacak itu dan meremasnya kuat hingga hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.
Aso berusaha untuk mengingat-ingat siapa yang pernah menyentuh sepatunya sejak beberapa hari terakhir ini, hingga akhirnya dia mengingat sesuatu yang terjadi beberapa hari yang lalu.
"Tingkah bodohnya saat itu dan ketika dia terlihat lemah saat itu, rupanya hanyalah sebuah rencana untuk menempelkan alat pelacak ini! Sial! Aku lengah dan entah apa yang akan terjadi setelah ini ..." ucapnya merasa sangat kesal dengan dirinya sendiri yang lengah saat menghadapi berandalan spider saat itu.
TRING ...
TRING ...
TRING ...
Tiga pesan masuk diterima oleh Aso sekaligus dan membuatnya terlihat sangat khawatir. Bahkan dia segera berpamitan kepada Ayumi dan segera meninggalkan pesta malam ini.
"Ayumi, maaf ... tapi aku harus pergi ..."
...🍁🍁🍁...
Dermaga Tokyo, 8 Pm.
Aso sudah tiba di depan sebuah bangunan besar dan sudah cukup tua. Belum sempat dia memastikannya kembali apakah lokasi itu adalah benar dengan menggunakan ponselnya, sebuah panggilan masuk dari sebuah nomor yang kini disembunyikan.
Tanpa pikir panjang, Aso segera mengangkat panggilan itu. Sudah bisa dipastikan jika sang penelpon adalah sang penculik kakaknya.
"Hallo ..."
"Hajime Aso, masuklah ke dalam gedung yang ada di hadapanmu! Pastikan kamu tidak membawa senjata apapun!! Atau aku tidak akan menjamin keselamatan kakak tersayangmu!"
Tandas seorang pria yang berada di seberang line telpon. Suaranya cukup besar dan serak. Dan sangat cocok dalam memerankan sosok penjahat. Namun hal itu tak sedikitpun membuat Aso ketakutan. Saat ini yang dia khawatirkan hanyalah sang kakak.
"Tenang saja! Aku sama sekali tidak membawa senjata apapun. Namun jangan coba-coba untuk menyakiti kakakku! Atau kamu akan menyesal!!" tandas Aso penuh penekanan.
Pria di seberang line telpon tertawa renyah, "Asal kamu menurut, maka kakakmu akan selamat! Cepat masuk dan jangan membuang-buang waktuku!!"
Panggilan itu seketika mati sebelum Aso menjawabnya. Tak mau membuang-buang waktu lagi, akhirnya Aso segera memasuki bangunan itu. Sebuah bangunan yang cukup tua, luas, dan kurang terawat. Dan sepertinya bangunan ini adalah salah satu bekas dari gedung terminal yang sudah tidak terpakai lagi.
Panas, pengap, dan bedebu ... begitulah kesan pertama yang Aso dapatkan saat baru memasuki gedung tersebut. Aso terus berjalan menyisiri tempat itu dan mengamati sekitarnya, namun dia tidak melihat sang kakak maupun para penjahat itu.
Hingga pada akhirnya dia mulai disambut oleh beberapa pria berpakaian serba hitam yang memakai penutup kepala dan hanya memperlihatkan mata dan mulutnya. Mereka mulai mengepung Aso dan menatapnya tajam.
"Dimana kakakku?!" tanya Aso sedikit memutar tubuhnya dan menatap sekelompok pria itu secara bergantian.
Sebuah gelak tawa tiba-tiba saja terdengar dari ujung ruangan. Seorang pria yang juga memakai penutup wajah terlihat melenggang semakin mendekat.
"Mengapa sangat tidak sabar? Bagaimana jika kita bermain-main lebih dulu? Sepertinya akan menarik jika aku mematahkan beberapa tulangmu lebih dulu seperti saat kamu mematahkan tulang punggung anak buahku? Hhm ... bagaimana?"
Ucap sosok itu dengan nada bicara bersahabat, namun tentu saja sebenarnya dia memiliki niat yang tidak baik terhadap Aso.
Aso tidak menjawab dan hanya menatap tajam sang bos dan mulai memberikan perintahnya untuk Ryuk.
Aktifkan skill judo milikku, Ryuk!
[ Baik, Tuan. Mengaktifkan skill judo dimulai ...]
DING ...
[ Skill judo telah berhasil diaktifkan. ]
Sang bos mengangkat tangannya dan memberikan instruksi untuk anak buahnya. Mereka yang sudah mengepung Aso akhirnya mulai maju satu persatu dan menyerang Aso.
Pada awalnya Aso bisa mengatasi semua serangan itu dengan sangat baik dan membuat sepuluh anak buah geng spider yang awalnya mengepungnya mengalami cedera.
Hingga pada akhirnya sebuah tirai hitam mulai dibuka, dan Aso yang menyadari ada sang kakak yang disekap di ruangan itu menghentikan aksinya.
"Kak Seiya ..." pekik Aso sangat khawatir ketika melihat sang bos kini menodongkan senjatanya tepat di dekat Seiya.
Aso berniat untuk mendekatinya, namun sang bos segera memberikan peringatan agar Aso tidak mendekat.
"Berhenti atau aku akan menarik pelatuk senjata api ini hingga amunisi panas ini menembus otaknya!!"
Seketika Aso menghentikan langkah kakinya karena mencemaskan sang kakak.
"Aku punya pilihan untukmu! Hanya akan ada satu amunisi panas yang akan aku luncurkan malam ini. Karena aku sedang berbaik hati, maka aku akan memberikan kesempatan untukmu ... tentukan pilihanmu siapakah yang akan mendapatkannya? Kamu atau kakakmu ..."
Ucap sang bos dengan seringainya menatap Aso.
Aso mengepalkan kedua tangannya dan masih menatap tajam sang bos berandalan. Keduanya adalah pilihan yang buruk! Dia sangat ingin melindungi dan menyelamatkan sang kakak, namun tentu saja dia juga tidak ingin berakhir secepat ini. Dia harus memutar otaknya agat bisa menyelamatkan dirinya sendiri serta kakaknya.
"Bagaimana? Apa sudah kamu putuskan, Hajime Aso?" tanya sang bos lagi.
"Aku saja! Namun lepaskan kakakku dulu! Aku tidak mau kakak melihat aku mati mengenaskan di tanganmu!" jawab Aso.
Seiya yang mendengarkan ucapan Aso menggeleng kuat dan menitikkan air matanya. Dia sedang dibungkam. Andai bisa berkata dia akan berteriak dan meminta dirinyalah yang akan menerima amunisi panas itu.
"Apa kamu pikir aku ini bodoh?! Memintaku untuk melepaskan kakakmu terlebih dulu? Lalu bagaimana kamu bisa menjamin kamu akan menurut setelah itu?! Kamu sangat kuat, kamu bisa saja mengingkari janjimu!"
"Lalu? Apa kamu pikir aku juga bodoh?! Setelah membunuhku, apa kamu bisa menjamin akan melepaskan kakakku?! Kamu adalah penjahat, mana bisa aku mempercayaimu begitu saja! Lepaskan kakakku dan setelah itu kamu bebas mau memperlakukanku seperti apa ..."
Sang bos tersenyum masam dan memerintahkan salah satu anak buahnya untuk melakukan sesuatu.
"Baiklah. Aku akan melepaskannya. Borgol dia dengan pilar itu!" titah sang bos mengambil langkah lain untuk berjaga-jaga agar bisa membalas Aso dengan baik.
"Baik, Bos!" salah satu anak buah geng spider mendekati Aso dan memborgol kedua tangan Aso melingkar di salah satu pilar tua gedung ini.
Sementara salah satu pria terlihat melepaskan Seiya dan menggiringnya untuk meninggalkan gedung tua itu. Seiya masih menangis dan berusaha untuk memberontak untuk tidak meninggalkan Aso. Namun tentu saja kekuatannya tidak sebanding dengan pria itu yang kini sudah semakin membawanya menjauh dari gedung tua itu.
Setelah membawanya cukup jauh dari, dengan sangat kasar pria itu menghempaskan tubuh Seiya hingga terjatuh di jalanan. Dia segera meninggalkan Seiya setelah memberikan sebuah peringatan.
"Segera tinggalkan tempat ini jika tidak ingin nyawamu berakhir seperti adikmu!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nurul Pky
hahaha kiranya hebat ternyata lemah makai ngancem
2023-12-02
0
꧁乂✰Ɲ𝓲𝒂✰乂꧂
kenapa mengancam Aso dg cara menawan Kaka nya sih, ada dendam apa mmg nya ya 🤔🤔
2023-10-08
6
꧁乂✰Ɲ𝓲𝒂✰乂꧂
hemmm pantas saja, d pasang alat pelacak gt sii. untung saja Aso cpt menyadarinya.
2023-10-08
5