Tsabina kelabakan ketika kebusukannya terbongkar. Wanita licik itu tentu saja tidak mau menyerah begitu saja. Dia dengan tidak tahu malunya menuduh bahwa Diana yang jahat karena merekayasa semua itu untuk menghancurkan rumah tangga mereka.
"Itu semua tidak benar, Hengki. Kenzo anak kita. Mana mungkin aku mengkhianati kamu."
Hengki masih diam dengan sorot mata penuh amarah. Lelaki itu masih berusaha mengendalikan diri agar tidak berbuat sesuatu yang di luar batas. Sementara itu, Rohima yang juga berada di sana tentu saja mendengar semuanya. Wanita paruh baya itu menggeleng tidak percaya dengan apa yang saat ini terjadi.
"Tsabina! Jangan berbohong lagi. Katakan sejujurnya, siapa ayah Kenzo?" tanya Rohima menyela dengan emosi.
Tsabina beralih menatap sang mertua. Wanita itu langsung bersimpuh di hadapan mertuanya demi sebuah pembelaan. Air mata tak ketinggalan turut membantu sandiwara Tsabina kali ini.
"Mama, percaya sama Bina, Ma. Kenzo cucu Mama," ucapnya disertai derai air mata palsu.
Rohima tidak langsung luluh oleh air mata sang menantu. Wanita paruh baya itu tentu masih bingung dengan situasi yang saat ini terjadi di keluarganya. Namun, meski belum membela Tsabina, tetapi Rohima menatap tidak suka ke arah Diana.
"Diana, saya tidak tahu apa niat kamu sebenarnya. Saya tahu kamu sakit hati terhadap perlakuan kami selama ini. Tapi, tolong jangan merusak kebahagiaan kami," ucap wanita paruh baya itu pada akhirnya.
Mendengar ucapan sang mertua, Diana hanya tertawa tanpa suara. Wanita cantik itu sama sekali tidak menyangka sang mertua akan menuduhnya seperti ini.
"Bagus jika Mama sadar atas perlakuan kalian padaku selama ini, Ma. Tapi, aku tidak sekurang kerjaan itu untuk memfitnah Tsabina. Aku membuka ini karena ini memang kenyataannya," balas Diana tegas.
Tsabina langsung menatap benci pada Diana. Wanita itu sangat ingin menyerang Diana saat ini. Namun, dia tidak mungkin melakukan hal itu. Sebab, ada Hengki dan Rohima di sana.
"Cukup, Mbak. Jangan kamu korbankan anakku sebagai pelampiasan sakit hati kamu," ucap Tsabina terdengar pilu.
Wanita itu sengaja bersikap seolah-olah dialah yang disakiti oleh Diana. Dia tidak pernah sadar bahwa dialah orang jahat dalam situasi ini.
Diana menanggapi sandiwara Tsabina dengan tenang. Wanita cantik itu bahkan sekarang sedang bersandar pada mobil seraya bersedekap dada seperti tengah menikmati drama yang sedang diperankan oleh wanita licik yang berstatus sebagai madunya itu.
"Tsab, aku benar-benar kasihan pada anak kamu. Dia tidak memiliki dosa, tetapi bisa memiliki ibu jahat sepertimu," ucap Diana santai.
Merasa tidak ada yang tertipu dengan sandiwaranya saat ini, Tsabina kini bangun dari posisinya. Wanita itu hendak mendekat pada Diana agar lawannya itu merasa takut. Namun, Diana masih saja terlihat santai tanpa beban, bahkan ketika keduanya telah berada pada jarak satu jengkal saja.
"Kamu memiliki bukti apa selain tes DNA palsu itu?" tanya Tsabina garang.
"Kamu masih perlu bukti, Tsab?"
"Tentu saja. Aku bukan orang bodoh yang mau difitnah dengan bukti palsu itu," balas Tsabina belum mau mengaku kalah.
"Baik, mungkin seseorang di dalam mobilku bisa membuat kamu sadar siapa pemilik benih yang sekarang telah kamu lahirkan itu," ucap Diana, lalu tangannya membuka pintu belakang mobilnya.
Munculah sosok yang membuat Tsabina tertegun. Wanita itu hanya bisa diam tanpa kata. Bibirnya masih terkatup rapat dengan sorot mata tertuju pada sesosok yang baru saja keluar dari kendaraan roda empat itu.
"Hai, Baby," sapa si sosok yang dibawa oleh Diana.
Di sisi lainnya, Hengki mengepalkan tangannya dengan erat. Rahangnya pun mengeras sempurna manakala melihat seorang pria yang beberapa kali tertangkap gambar sedang bersama sang istri.
"Buat apa kamu bawa laki-laki ini ke rumah, Dian?" tanya Hengki, sambil menatap istri pertamanya.
Diana yang semula tengah menatap reaksi Tsabina yang sedang diam mematung, kini menoleh ke arah Hengki. Wanita cantik itu sempat merapikan rambutnya yang tergerai dengan indah, kemudian menunjukkan senyum termanisnya.
"Kamu enggak ngenalin laki-laki ini, Mas?" tanya balik Diana.
"Aku tahu. Laki-laki ini yang beberapa kali tertangkap basah sedang bersama Tsabina," balas Hengki menahan kesal.
"Yah, kamu benar. Laki-laki ini adalah selingkuhan Tsabina. Eh ... salah, sebenarnya kamu ... yang selingkuhan Tsabina," kata Diana dengan gamblang, kemudian menutup mulutnya dengan satu tangan. "Maaf, Mas," sambung Diana.
"Mbak Diana!" seru Tsabina emosi, wanita itu baru saja berhasil menguasai diri dari rasa terkejutnya.
"Kenapa?" tanya Diana remeh.
"Jangan asal bicara!" seru Tsabina lagi.
Diana menunjuk dirinya sendiri. "Aku, asal bicara? Kamu tidak sedang bermimpi, 'kan?"
Kini Tsabina beralih pada Hengki, wanita itu berlutut di hadapan sang suami. Memohon agar suaminya itu mau percaya padanya dari pada pada orang lain. Namun, Hengki tidak merespon sama sekali.
"Sudahlah, Baby. Jangan merendahkan harga diri kamu sendiri seperti ini. Laki-laki bodoh itu ... sudah tidak membutuhkan kamu lagi," ucap si lelaki yang datang bersama Diana.
"Diam kamu, Jeff!" bentak Tsabina tanpa sadar.
"Kamu dengar, Mas. Istri kesayangan kamu itu mengenali laki-laki ini. Itu artinya tidak ada satupun bukti rekayasa dariku. Semua yang aku kirimkan adalah bukti asli kebusukan istri kamu tercinta," ucap Diana setenang mungkin.
Tsabina menggeleng keras. Wanita itu terus memegangi tangan Hengki yang masih terkepal kuat. Namun, detik berikutnya tubuhnya terdorong dengan keras, hingga dia terpental ke belakang. Hengki yang sudah sangat emosi, untuk pertama kalinya berbuat kasar pada wanita itu. Sorot mata Hengki menyiratkan amarah yang begitu besar.
"Elisabeth Tsabina, mulai detik ini, aku Hengki Ferdian dengan sadar menjatuhkan talak atas kamu. Mulai hari ini, kamu bukan istriku lagi. Silahkan kemasi barang-barangmu dan bawa anak hasil perselingkuhan kamu pergi dari rumahku. Secepatnya aku akan mengurus perceraian kita." Akhirnya, kata-kata itu terlontar dari bibir Hengki.
"Ayo, Baby. Kita bawa anak kita pergi dari sini," ucap lelaki bernama Jeff.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
padan muka kau Tsabina....
2023-12-15
0
Kenzi Alkafi
bener jgn balika buat hengki menderita
2023-11-08
1
Nayra Syafira Ahzahra
yang penting jangan balikan ya Din😭😭😭 semangat thor💪💪💪💪
2023-08-04
1