Bukan Wanita Mandul

"Kamu menganggap Tsabina adalah madu beracun? Sepicik ini ternyata sifat kamu, Dian. Seharusnya kamu bisa berdamai dengan Tsabina, karena dia yang akan memberikan kita keturunan. " Hengki menutup pintu mobil yang sempat dibuka oleh Diana. "Aku melakukan ini juga karena kamu. Kamu mandul, Dian!"

Kata-kata itu menghujam tepat di jantung Diana. Wanita itu merasakan sesak bukan main. Seakan tidak puas dengan berselingkuh terang-terangan, Hengki juga dengan kejam menghina Diana dengan ucapan tidak pantas itu.

Diana menatap Hengki dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan. "Kamu yakin kalau aku wanita mandul, Mas? Apakah kamu memiliki bukti bahwa aku tidak akan pernah bisa memiliki keturunan?"

"Kita menikah sepuluh tahun, Dian. Tapi selama itu kamu belum pernah sekalipun menunjukkan tanda-tanda bahwa kamu hamil, 'kan? Apa itu tidak cukup menjadi bukti bahwa kamu memang mandul?"

Sesak itu semakin terasa. Diana menggeleng pelan, bibirnya bergetar ingin memakai Hengki habis-habisan. Namun, Diana merasa itu adalah hal yang percuma.

"Jika kamu sangat menginginkan seorang anak, kenapa kamu tidak mengajakku untuk melakukan program, Mas? Kita bisa menempuh jalur program bayi tabung. Tapi, kamu lebih memilih untuk menanam bibit di ladang ilegal," balas Diana tegas.

Terjadi perdebatan alot antara Hengki dan Diana. Keduanya sama-sama keras dan tidak mau mengalah. Hengki tidak mengizinkan istri pertamanya itu pergi dari rumah. Namun, tekad Diana sudah bulat untuk pergi dari sana. Wanita cantik itu sudah tidak kuat lagi untuk hidup bersama manusia berhati iblis seperti keluarga Hengki.

"Baiklah, silahkan pergi dari sini. Aku yakin kamu tidak mungkin mampu bertahan hidup sendiri. Selama ini kamu selalu bergantung denganku, 'kan?" Hengki lupa bahwa dua bulan ini Diana sudah mulai hidup mandiri.

Diana tidak menjawab kata-kata pedas suaminya. Wanita berbadan layaknya seorang model itu masuk ke mobil setelah selesai memasukkan barang-barangnya ke bagasi. Hengki semakin jengkel dengan sikap Diana saat ini. Wanita itu semakin berani, menurut Hengki.

Selama di perjalanan menuju tempat tinggal barunya, air mata Diana tidak berhenti mengalir. Wanita cantik itu terus saja teringat dengan ucapan-ucapan Hengki yang begitu menyakitkan. Diana tidak menyangka, rumah tangga yang dibangun sepuluh tahun silam akan hancur lebur seperti ini.

"Kamu jahat, Mas," ucap Diana, untuk kesekian kalinya Diana menghapus air mata yang tetap saja mengalir tanpa permisi.

Selama ini Diana memang tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada Hengki. Wanita itu sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menangis di depan suami pengkhianat itu. Diana tidak mau terlihat menjadi wanita menyedihkan di depan keluarga Hengki.

Kamu mandul, Dian!

Kata-kata itulah yang terus berputar di pikiran Diana. Tidak kuat dengan beban di kepalanya, Diana sampai memukul setir mobilnya kuat-kuat. Melampiaskan segala rasa sakit di jiwa dan raganya itu kepada kendaraan pemberian Hengki tiga tahun yang lalu.

"Argh!" Teriakan Diana memekik di dalam kendaraan roda empat itu. Diana mengeluarkan segala rasa sakitnya di sini.

"Lihat saja, Mas. Aku pasti akan membalas semua rasa sakit yang kamu berikan," ucap Diana bertekad.

Kini Diana sudah sampai di apartment yang disewa olehnya untuk satu tahun ke depan. Baginya lebih baik hidup seorang diri, dari pada hidup bersama suami yang tidak pernah menghargai dirinya.

Kedua koper Diana pun sudah berpindah ke dalam apartement. Dia meminta bantuan seorang petugas keamanan Apartement untuk membawakan koper miliknya itu.

Diana menjatuhkan diri di atas kasur empuk miliknya. Posisinya terlentang menghadap ke atas. Menatap cahaya lampu serta plafon putih kamarnya.

"Hah, akhirnya aku terbebas," ucap Diana lega.

Sepuluh menit sudah Diana menikmati keheningan malam. Merasa diri sudah lebih baik, Diana pun bangkit dari pembaringan. Wanita cantik itu mengambil handuk di kopernya, lalu masuk ke kamar mandi.

Air yang mengalir deras dari shower membuat Diana merasa lebih segar. Wanita itu memang lebih suka mandi di bawah guyuran air dari pada berendam di bathtub.

****

Dua bulan berlalu, hidup Diana semakin membaik. Dia berhasil membuktikan kepada dunia bahwa dia bisa mandiri. Pekerjaannya di Wiratama Boutique juga semakin baik. Banyak pelanggan yang rela mengantri demi mendapat desain dari Diana.

Meski kehidupannya sudah lebih normal. Namun, Diana tetap menyimpan rasa sakit kepada sang suami. Bayang-bayang hinaan dan cacian keluarga suaminya pun belum sepenuhnya hilang. Mandul, itulah kata yang disematkan oleh keluarga Hengki, bahkan Hengki sendiri pun tega menghina Diana dengan kata-kata itu.

Untuk meyakinkan diri bahwa hinaan yang dia dapatkan dari keluarga suaminya itu sama sekali tidak benar, Diana pun memutuskan untuk memeriksa diri ke dokter kandungan.

Disinilah Diana sekarang. Di sebuah rumah sakit ternama di kotanya. Wanita itu tengah duduk di kursi tunggu ruangan dokter kandungan. Beberapa saat kemudian, seorang suster memanggil nama Diana untuk masuk ke ruangan.

Usai masuk, Diana bertemu dengan dokter bername tag Miranda. Dokter itu menyapa Diana dengan ramah.

"Selamat pagi, Ibu Diana," sapa dokter

"Selamat pagi, Dok. Saya ingin memeriksakan kesuburan saya. Sebab, sudah sepuluh tahun saya menikah. Namun, belum juga bisa hamil," ucap Diana tanpa basa-basi.

"Oh, baik. Usia Ibu Diana sudah tiga puluh lima tahun, ya. Si dokter membuka berkas berisi data diri pasien.

"Benar, Dok."

Dokter Miranda menanyakan banyak pertanyaan pada pasiennya. Diana pun menjawab dengan apa adanya semua pertanyaan si dokter. Usai sesi tanya jawab, dokter melakukan beberapa tes untuk memeriksa kesuburan si pasien.

*****

Usai melakukan pemeriksaan, Diana mendapat kejutan besar. Dia dinyatakan sehat oleh dokter. Alat reproduksinya pun baik. Itu artinya Diana tidaklah mandul.

Diana masih memegang surat berisi hasil pemeriksaan medisnya dengan tangan bergetar. Matanya pun berkaca-kaca. Tidak henti-hentinya bibir Diana mengucapkan rasa syukur.

"Jika aku tidak mandul, apakah itu artinya Mas Hengki yang mandul?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu hinggap di benak Diana. Namun, Diana segera menepis pikiran buruknya itu. "Mas Hengki kan sudah berhasil membuat Tsabina hamil. Mana mungkin dia mandul," ucap Diana yakin.

Kebimbangan Diana terhenti oleh bunyi perutnya yang keroncongan. Diana mendengkus ketika ingat bahwa bahan-bahan makanan di kulkas telah habis.

"Aku belanja dulu aja, deh!" Diana bangkit, kemudian menyimpan kertas hasil tes kesuburannya di laci meja rias.

Wanita itu pun segera keluar dari apartemen untuk mengunjungi sebuah supermarket terdekat. Diana berbelanja kebutuhan selama seminggu. Wanita itu memang biasa menyetok bahan makanan selama seminggu penuh.

Ketika sedang asik memilih sayuran, Diana menyipitkan matanya saat melihat seseorang yang tidak asing untuknya. "Itu Tsabina, 'kan? Kalau dia ada di sini, itu artinya Mas Hengki juga ...." Belum sempat Diana menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba saja seseorang menghampiri Tsabina.

Diana menutup mulutnya saat melihat seorang lelaki asing mencium mesra pipi Tsabina. Wanita berperut buncit itu juga tidak menolak ataupun memprotes aksi si lelaki.

"Cowok itu siapa? Kenapa mereka terlihat mesra sekali?"

Terpopuler

Comments

ria

ria

sabina gk hamil anak hengky..
hengky dibodoi sabina..
hengky sendiri yg mandul..

2023-12-05

3

evita vita

evita vita

tp bodoh knp disakiti g minta cerai

2023-09-19

2

Nayra Syafira Ahzahra

Nayra Syafira Ahzahra

suamimu yg mandul dan Tsabina hamil anak pria lain 😡😡😡 terus semangat thor💪💪💪💪

2023-07-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!