Mimi terdiam sambil menatap wajah Zayn selama beberapa menit tanpa berkedip. Hatinya tiba-tiba di liputi rasa kebahagiaan mendengar Zayn mengatakan bahwa menyukai seseorang yang selama ini dekat dengannya.
Apakah orang itu adalah dirinya?
Zayn sendiri terheran melihat Mimi yang terlihat bengong dan sedang menatap ke arahnya tanpa berkedip. Beberapa kali ia memanggil sahabatnya itu, berusaha menyadarkannya tapi dia tak kunjung sadar juga.
Akhirnya Zayn menjitak kening Mimi dengan lumayan keras membuat Mimi langsung tersadar dari lamunannya dan langsung memegangi keningnya yang terasa sakit.
"aduh!!! Zayn... kamu apa-apaan sih?", keluh Mimi sambil merasa kesakitan.
"untung segera sadar! aku kira kamu kesambet. Baru aja mau aku bacain Surah Yasin", ujar Zayn sambil menghembuskan nafas leganya.
Mimi terkejut dan menatap tajam ke arah Zayn. Bisa-bisanya ia mengatakan bahwa dirinya sedang kesambet. Padahal sedari tadi ia sangat sadar dan sedang memikirkannya.
"Zayn...kamu!", Mimi menahan rasa kesalnya.
"kenapa? masih sakit ya keningnya. Sini aku lihat", Zayn menyingkirkan tangan Mimi dari keningnya. Dan benar saja ia melihat agak sedikit merah di bagian sana.
"udah tenang aja! palingan sebentar lagi juga sembuh. Kamu kan kuat!", balas Zayn sambil mengecup kening Mimi yang barusan di jitak olehnya. Setelah itu ia mengelusnya dengan perlahan.
Mimi mengangkat kepalanya sedikit ke atas menatap wajah Zayn. Jujur ia bingung dengan perasaannya. Antara senang dan juga terkejut dengan sikap Zayn yang tiba-tiba romantis padanya.
"Zayn...", panggil Mimi membuat Zayn menghentikan aksinya yang mengusap kening Mimi.
"apa?"
"apa yang kamu lakukan barusan? kenapa....kenapa kamu-"
"kenapa memangnya? aku melakukan itu karena merasa bersalah karena sudah menjitak keningmu tadi", jawab Zayn agak menjauhkan tubuhnya dari Mimi. Kemudian ia menatap lurus ke arah danau menikmati pemandangan.
"aku kira kamu mulai menyukaiku".
"apa?? menyukaimu!", Zayn menoleh ke arah Mimi. Kemudian setelah itu ia tertawa dengan sangat keras.
"mana mungkin aku menyukai sahabatku sendiri. Dengar ya...lagian kamu itu bukan tipeku".
Mimi terdiam. Ada kesedihan di dalam hatinya mendengar ucapan Zayn barusan. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja karena memang Zayn belum tahu tentang perasaannya padanya.
"memang tipe cewek yang kamu sukai seperti apa?", tanya Mimi ingin tahu. Ia berharap dirinya bisa berubah seperti yang Zayn sukai.
"yang pasti harus perempuan lah", balas Zayn sambil tertawa.
"Zayn aku serius!", balas Mimi sambil memukul lengan sahabatnya itu dengan pelan.
"bagaimana ya?", Zayn terlihat sedang berpikir.
"cantik, pinter, lemah lembut, penyayang dan punya sifat keibuan. Dan pastinya aku cinta dengannya", jawab Zayn.
Mimi tercekat sambil menelan saliva nya dengan susah payah. Semua jawaban Zayn barusan sangat berbeda dan jauh sekali dengan dirinya. Lalu apa yang harus ia lakukan agar Zayn menyukainya? Haruskah ia merubah penampilannya?
"emang sejauh ini sudah ada orang yang seperti itu?", tanya Mimi lagi.
"ada", jawab Zayn mengangguk.
"hah...siapa?", Mimi terkejut tapi juga penasaran.
"Salma. Aku lihat dia orangnya seperti itu", jawab Zayn membuat Mimi mengkerutkan keningnya bingung.
"Salma? jadi kamu... kamu menyukai Salma selama ini?", tanya Mimi ingin memastikan.
"menyukai bagaimana? dalam artian sikap dan sifatnya memang iya. Tapi dalam artian jatuh cinta...aku rasa belum. Lagian kita ini kan bersahabat".
"memangnya kenapa kalau bersahabat? bukankah cinta datang tanpa kenal tempat dan status".
"wow...!!", Zayn menatap Mimi dengan heran. Ternyata benar apa yang di katakan oleh Salma. Kemungkinan benar Mimi sedang jatuh cinta, karena dia terus membahas tentang cinta dengannya.
"ada apa denganmu? sebelum ini kamu gak pernah membahas tentang cinta sedikitpun?", tanya Zayn menatap Mimi dengan serius. Seolah tengah meminta penjelasan padanya.
"ya tidak apa-apa. Memangnya tidak boleh?", tanya Mimi dengan salah tingkah.
"siapa dia?", tanya Zayn membuat Mimi bingung.
"hah..! dia siapa maksudnya?"
"orang itu. Orang yang kamu cinta", jawab Zayn membuat Mimi seketika terdiam gugup dan gemetaran dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.
Kenapa Zayn bisa bertanya seperti itu? lantas apakah ia harus memberitahu Zayn siapa orang yang dia cinta itu?
*
*
*
Zayn sedang berada di perjalanan pulang ke rumahnya. Ia baru saja mengantarkan Mimi pulang ke rumahnya.
Namun saat di tengah perjalanan ia melihat seseorang yang sangat ia kenali sedang duduk di sebuah halte bis. Zayn langsung menepikan motornya ke arah halte bis itu kemudian membuka helmnya dan menyapa orang itu.
"Hei cantik!!", sapa Zayn membuat Salma menoleh ke arahnya.
"Zayn...!!", Salma bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Zayn yang masih duduk di atas motornya.
"kamu dari mana?", tanya Salma.
"seharusnya aku yang bertanya, kamu mau kemana?"
Salma tersenyum. "aku mau bertemu dengan teman lamaku. Kebetulan dia ada di kota ini juga".
"oh ya... di mana?"
"di sebuah tempat", Salma tak menyebutkan.
"mau aku antar. Kebetulan aku lagi gak ada kesibukan", tawar Zayn.
Salma terdiam beberapa saat. Kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"tidak usah. Kebetulan tempatnya gak jauh kok", tolak Salma.
"lagian bukannya kamu mau pulang?", tanya Salma lagi.
"kata siapa? justru aku mau jalan-jalan ini. Tapi gak ada pasangan. Maklumlah jomblo", jawab Zayn.
"makanya cepat cari pacar. Biar gak kesepian", balas Salma dengan tersenyum.
"kayaknya aku nunggu kamu aja deh", balas Zayn dengan menggoda. Tapi sukses membuat Salma tersenyum menahan rona merah jambu di pipinya.
"ya sudah ayo cepat naik! aku akan mengantarmu", Zayn menyodorkan helm ke arah Salma.
"tidak usah Zayn! Aku naik kendaraan umum saja", Salma masih berusaha menolaknya lagi.
"kamu tahu Zayn tidak mau di tolak. Jadi cepat pakai helmnya atau aku akan menciummu sekarang juga di sini", ancam Zayn membuat Salma.
"Zayn kenapa kamu selalu mengancam ku?", tanya Salma heran.
"yah mau bagaimana lagi, abisnya kamu selalu menolak ku terus. Lagian juga aku suka sekali menggoda mu".
"baiklah kalau begitu!", jawab Salma akhirnya pasrah kemudian mengambil helm dari tangan Zayn kemudian memakainya sendiri.
"pegangan yang erat ya... biar gak jatuh!", Zayn mengingatkan.
Salma mengangguk. Dengan sedikit ragu ia menggerakkan tangannya memegang jaket Zayn. Namun tiba-tiba Zayn menarik tangannya dengan kuat dan memintanya untuk berpegangan pada pinggangnya bukan pada jaketnya.
Zayn melajukan motornya mengantarkan Salma ke tempat dimana dia akan bertemu dengan temannya. Sepanjang perjalanan mereka sambil mengobrol dan tertawa ria bersamaan. Entah apa yang sedang mereka bicarakan?
Sampai di tempat tujuan, mereka langsung turun dari motor dan bertemu dengan teman Salma yang ternyata sudah menunggu kedatangannya di sebuah tempat.
"hai... maaf lama menunggu", kata Salma berpelukan dengan temannya.
"tidak apa! kebetulan juga aku baru datang. Kamu datang dengan siapa? apa dia pacarmu?", tanya wanita menatap Zayn.
Salma menoleh ke arah Zayn yang juga tersenyum ke arahnya.
"MashaaAllah... kalian terlihat serasi sekali. Yang lakinya ganteng dan yang ceweknya cantik sekali. Semoga langgeng ya....", ucap wanita itu membuat salma kebingungan sedangkan Zayn tersenyum senang dan juga bangga.
"tapi-", Salma ingin menjelaskan pada temannya bahwa ia telah salah sangka terhadapnya dan juga Zayn yang tidak memiliki hubungan spesial apapun.
"aamiin. Semoga doa anda di kabulkan dan kami bisa langgeng hingga bisa sampai menikah", Zayn memotong ucapan Salma tiba-tiba membuat Salma mengkerutkan keningnya kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments