"bukan saya pak! tapi Zayn", ucap Mimi setelah sampai di depan pak Bambang.
Pak Bambang mengkerutkan keningnya bingung. Beliau kemudian menoleh dan menatap ke arah Zayn.
"pak s..s..saya tidak sengaja. Sungguh!", ucap Zayn dengan terbata-bata. Ada ketakutan dalam dirinya jika sampai pak Bambang tahu yang sebenarnya.
"apanya yang tidak sengaja?", tanya pak Bambang menatap Zayn heran.
"kalian ini kenapa?", tanya pak Bambang lagi. Kali ini beliau menatap mereka secara bergantian.
"a..pak. Tidak ada apa-apa", jawab Mimi menggelengkan kepalanya sambil tersenyum manis. Matanya melirik ke arah Zayn seolah tengah memberi kode padanya bahwa pak Bambang belum tahu tentang cerita yang sebenarnya.
"gak ada apa-apa kok pak. Kebetulan saya ingin bertemu dengan bapak", kata Zayn menambahi.
"bertemu dengan saya? ada apa?", tanya pak Bambang membuat Zayn bingung menjawabnya.
"karena...karena... a...karena Salma. Ya karena Salma pak! Dia mahasiswi baru di kampus ini", jawab zayn.
"Salma!", pak Bambang menoleh ke arah keponakannya yang sedang tersenyum padanya.
"jadi kalian orang yang sudah menolong Salma keponakan saya?", tanya pak Bambang lagi.
"iya pak, betul sekali. Kamilah orang yang sudah menolong salma", jawab Mimi.
"sebenarnya ada apa? kenapa dia sampai pingsan begitu?", tanya pak Bambang penasaran.
Zayn dan Mimi saling terdiam dan belum ada yang bicara. Mereka bingung harus menjawab apa? apakah mereka harus menjawab yang sejujurnya atau tidak?
"ya sudah kalau kalian tidak tahu. Nanti saya cari tahu sendiri saja", ujar pak Bambang kemudian berbalik arah meninggalkan mereka dan menghampiri keponakannya.
"bagaimana ini Zayn? bisa gawat kalau pak Bambang sampai tahu bahwa kamulah orangnya", ujar Mimi dengan panik.
"sudah kita pikir nanti sajalah", balas Zayn dengan santainya.
Karena waktu istirahat yang sebentar lagi akan habis, Zayn dan Mimi memutuskan untuk kembali ke kelas mereka masing-masing dan akan melanjutkan kelas belajar selanjutnya.
"Zayn... jangan lupa nanti setelah pulang kuliah ya", Mimi mengingatkan.
"memang ada apa?"
Mimi menghembuskan nafas kasarnya. "kamu lupa? siapa yang kalah harus traktir makan mie ayam di depan kampus. Kamu kalah, jadi kamu harus traktir aku nanti".
"aku sebenarnya gak kalah. Karena ada kejadian tadi saja, sehingga kamu lebih unggul skornya", balas Zayn.
"sama aja Zayn! Intinya aku menang, dan kamu kalah", tunjuk Mimi pada Zayn meremehkan.
"baiklah kalau begitu. Kamu memang menang dan aku kalah", Zayn mengakui.
"ya sudah kalau begitu aku masuk kelas dulu ya. Jangan lupa nanti setelah pulang kuliah, aku tunggu", Mimi mengingatkan lagi.
"iya...iya bawel", balas Zayn.
Mereka akhirnya berpisah dan menuju kelas masing-masing. Zayn mengambil jurusan bisnis management, sedangkan Mimi mengambil jurusan psikologi. Walaupun mereka tidak satu kelas dan tidak satu jurusan, tapi mereka tetap bisa berteman baik dan bersahabat walaupun berbeda jenis juga.
Hubungan persahabatan mereka terjalin, ketika mereka sama-sama masuk dalam group futsal kampus. Dari situlah mereka bisa saling mengenal hingga akhirnya terjalin persahabatan di antara mereka.
Sosok Mimi yang ceria dan humoris, tapi juga sedikit pecicilan membuat Zayn nyaman berada di dekatnya. Mimi berbeda sekali dengan kebanyakan perempuan yang pernah Zayn kenal sebelumnya. Ia benar-benar polos dan apa adanya, meskipun kadang sifatnya sedikit nyeleneh, tapi justru hal itulah yang menarik darinya.
Meskipun Mimi seorang wanita, tapi dia suka sekali dengan olahraga sepakbola. Dan itu tak menjadi penghalang baginya untuk menekuni bidang yang sangat ia gemari itu.
Pada awalnya, banyak orang terutama teman-teman sekampus mereka yang menolak Mimi dan juga meremehkannya, dengan alasan Mimi di anggap berbeda dan aneh.
Tapi berkat dukungan Zayn dan juga skillnya dalam bermain bola, akhirnya ia bisa di terima di group futsal di mana Zayn ikut bergabung di dalamnya.
*
*
*
Seorang dosen perempuan memasuki ruang kelas Zayn, dan di ikuti oleh seorang wanita cantik di belakangnya.
Dosen perempuan itu tersenyum menyapa semua anak murid di kelasnya, kemudian memperkenalkan wanita cantik yang berada di sampingnya.
"selamat siang semua", sapa Bu Rose dengan tersenyum.
"perkenalkan ini Salma. Dia mahasiswi baru di kelas kita ini", tunjuk Bu Rose pada Salma.
"ayo Salma! perkenalkan dirimu", pinta Bu Rose.
"hai ... saya Salma. Salam kenal semua", ucap salma menyapa semua teman barunya di kelas itu sambil melambaikan tangannya dengan tersenyum dengan manisnya.
Setelah memperkenalkan diri, Salma di minta untuk mencari tempat duduknya agar kelas bisa segera di mulai.
Salma berjalan sambil mengedarkan pandangan matanya mencari kursi yang kosong. Hingga ia dapatkan kursi yang kosong itu dan seketika terkejut melihat siapa yang duduk di samping kursinya.
"hai... mau duduk di sini ya?", tanya Zayn menoleh ke arahnya dengan tersenyum.
Salma mengangguk. "boleh?"
"tentu. Silahkan!", balas Zayn.
Zayn mengambil tasnya yang ia letakkan di kursi itu, kemudian menggeser kursi kosong yang ada di sampingnya mendekat ke arah Salma.
Selama ini kursi yang ada di sampingnya itu di biarkan kosong oleh zayn dan tak di izinkan siapapun mengisinya. Tapi hari itu entah mengapa justru Zayn sendirilah yang menawarkannya pada Salma.
"jadi kita sekelas?", tanya Zayn lagi dan hanya di angguki oleh Salma.
Salma duduk di kursi itu, kemudian pandangan mata dan juga pendengarannya fokus pada Bu Rose yang sedang menyampaikan materi di depan kelas. Tanpa ia sadari ada orang yang sedang mencuri pandang padanya sejak tadi.
*
*
*
Jam pulang kuliah tiba.
Mimi segera bergegas keluar dari dalam ruangannya. Ia berjalan dengan gembira dan sedikit bersenandung ria menuju depan kampus untuk menunggu Zayn di sana. Zayn sudah berjanji padanya bahwa ia akan mentraktirnya makan mie ayam hari itu.
Detik berganti menit, menit berganti jam, namun Zayn belum datang juga menemuinya, membuat Mimi sedikit cemas di buatnya.
"sebenarnya Zayn kemana sih?", ujar Mimi sambil melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Ia lihat sudah hampir pukul empat sore, berarti sudah hampir satu jam ia menunggu Zayn di sana.
Karena rasa penasaran, Mimi akhirnya mengambil ponselnya dari dalam tas dan mencoba menghubungi Zayn untuk menanyakan keberadaannya.
Namun sayang, beberapa kali panggilan ponselnya tersambung tapi tidak juga di angkat oleh Zayn membuat Mimi kesal.
"awas saja kamu Zayn! lihat saja kalau kita ketemu nanti, akan aku cincang jadi dua isi kepalamu itu", ucap Mimi kesal dan menghentakkan kakinya dengan keras hingga timbul suara dari gesekkan sepatunya.
Mimi masih berusaha bertahan di sana beberapa saat, dan berusaha meredam rasa kesalnya hanya demi menunggu Zayn sahabatnya itu. Namun tiba-tiba cuaca pada sore itu berubah menjadi mendung, dan tak lama setelah itu hujan turun dengan cukup lebat membuat Mimi akhirnya kehujanan dan tubuhnya basah kuyup.
bersambung...
di mana Zayn berada, sampai ia tidak datang menemui Mimi? lupa atau ada hal lainnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Girl lạnh lùng
Aku udah jadi fans setiamu thor, jangan pernah berhenti menulis ya ❤️
2023-07-26
0
Jelosi James
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
2023-07-26
0
Oriana
Ayo thor, semangat update! Kami siap menunggu 😍
2023-07-26
0