Rasa penasaran Zayn akan kedua sahabatnya yang pergi berdua tanpa mengajaknya membuatnya akhirnya memutuskan untuk mengikuti mereka diam-diam.
Namun sayang sekali, ia ketahuan dan tertangkap basah oleh Mimi yang pada saat itu langsung menemukan lokasi persembunyiannya.
"apa yang sedang kamu lakukan di sini Zayn?", tanya Mimi sambil berkacak pinggang. Tapi pandangan matanya menatap tajam ke arah Zayn yang sedang terlihat kebingungan.
"a-aku di sini...?", Zayn mengusap bagian tengkuk belakangnya. Ia bingung harus menjawab dan beralasan apa di depan sahabatnya
"aku di sini sedang...sedang duduk saja. Cari udara segar. Memangnya kenapa?", balas Zayn berusaha bersikap biasa saja. Ia bangkit dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Salma yang sedang duduk di kursi panjang yang ada di taman.
"benarkah?", Mimi memicingkan matanya tak percaya.
" kamu memang mau cari udara segar atau mau menguping pembicaraan kami berdua?", tanya Mimi sambil mengikuti Zayn yang berjalan menuju kursi panjang di mana Salma berada.
"apa yang sedang kalian bicarakan? ayo jujur padaku?", pinta Zayn pada Salma.
Salma tersenyum diam. Ia menatap Mimi yang sedang berdiri di belakang Zayn sambil menggelengkan kepalanya seolah memberi kode bahwa ia tak boleh mengatakan apapun tentang hal yang baru saja mereka bicarakan.
"kami hanya sedang mengobrol saja", jawab Salma.
"ya aku tahu kalian sedang mengobrol. Tapi mengobrol tentang apa? sampai aku gak boleh tahu?", tanya Zayn menatap curiga pada kedua sahabat wanitanya itu secara bergantian.
"bukan apa-apa Zayn. Sudah kamu pergi sana! ganggu orang saja", ujar Mimi kesal sambil mendorong tubuh Zayn agar segera pergi meninggalkan mereka berdua.
"baiklah! aku akan pergi. Tapi ingat ya..! aku marah dengan kalian berdua. Dan aku gak akan memaafkan kalian sebelum kalian meminta maaf padaku terlebih dahulu, dan menceritakan hal apa yang kalian sembunyikan dariku", ucap Zayn kemudian pergi meninggalkan dua sahabatnya itu.
"apa Zayn benar-benar marah?", tanya Salma menatap kepergian Zayn yang semakin menjauh.
"tenang saja Salma! Dia itu cuma pura-pura saja. Aku hafal betul sifat Zayn selama ini. lihat saja...pasti besok dia akan menemui salah satu dari kita dan mencari tahu informasi yang dia inginkan. Tapi tetap saja...kamu jangan beritahu dia ya..", Mimi sedikit mengingatkan tapi juga terlihat sedikit mengancam.
Salma hanya mengangguk dan tersenyum.
"baiklah kalau begitu... ayo kita masuk ke kelas! sebentar lagi kelas akan di mulai", ajak Mimi menarik tangan Salma meninggalkan tempat itu.
...****************...
Malam itu Mimi berdiri di dekat jendela kamarnya sambil menatap bulan yang sedang bersinar terang di langit. Ia sambil melamun memikirkan tentang perasaannya pada sosok laki-laki yang selama ini sangat dekat dengannya.
Ia tidak mengerti, kenapa tiba-tiba ia mempunyai perasaan seperti itu. Padahal sebelum ini, ia tak pernah merasakan hal seperti itu.
"perasaan apa ini sebenarnya? apa aku mulai jatuh cinta padanya?", ucap Mimi dengan tersenyum sendiri.
"tapi...mungkinkah?", tiba-tiba ekspresi wajah Mimi berubah menjadi ragu.
"mungkinkah aku bisa terus bersamanya? mungkinkah dia juga memiliki perasaan yang sama dengan apa yang aku rasakan?", monolog Mimi sendirian.
"siapa?"
Mendengar ada yang menyahuti ucapannya, Mimi sontak langsung menoleh. Dan ia terkejut ketika melihat sang bibi, Ratna yang pada saat itu sudah berdiri di dekatnya.
"bibi...!", ucap Mimi terkejut.
"siapa?", tanya bibi Ratna lagi.
"siapa apanya?", Mimi langsung memalingkan wajahnya dan menatap bulan di langit. Ia berusaha menutupi sesuatu dari sang bibi.
Bibi Ratna menghembuskan nafasnya sejenak. Ia paham betul apa yang sedang di rasakan oleh keponakannya itu. Ia bukanlah anak kecil yang bisa di bohongi begitu saja.
"siapa laki-laki yang kamu ingin hidup bersamanya?", tanya bibi Ratna sambil menyenggol lengan tangan Mimi membuat Mimi kebingungan.
"laki-laki siapa maksud bibi? perasaan aku gak ngomong apa-apa tadi. Bibi salah dengar kali".
"telinga bibi masih normal ya... jadi jangan sekali-kali kamu coba membohongi bibimu ini. Ayo jujur sama bibi, siapa laki-laki itu?", tanya bibi Ratna ingin tahu.
"gak ada bibi. Laki-laki siapa sih?", balas Mimi masih berusaha menutupi.
"baiklah kalau begitu! Bibi akan bilang sama ibu kamu, kalau kamu sudah punya pacar. Biar saja sekalian di nikahin!", kata bibi Ratna sedikit mengancam. Dia kemudian berbalik badan dan akan pergi meninggalkan kamar sang keponakan. Namun tak berselang lama Mimi langsung mengejarnya dan mencegahnya.
"bibi.... bibi! tunggu!", teriak Mimi sambil mengejar bibinya yang akan keluar dari dalam kamarnya.
"baiklah! aku akan cerita. Tapi bibi janji jangan ngetawain aku ya..", pinta Mimi.
"mana mungkin bibi ngetawain kamu. Justru bibi malah penasaran sekali, siapa laki-laki yang sudah menumbuhkan bunga cinta di hati keponakan bibi tercinta ini", balas bibi Ratna sambil mencubit pipi Mimi dengan gemas.
Mimi akhirnya menceritakan apa yang sedang di rasakan oleh hatinya pada sang bibi dengan malu-malu. Ia juga meminta saran kepada sang bibi, bagaimana caranya agar bisa membuat laki-laki itu juga menyukainya.
Tapi tetap ia tak memberitahu sang bibi siapa laki-laki itu. Ia hanya berjanji pada sang bibi bahwa akan memberitahunya jika mereka sudah resmi berpacaran nantinya.
...****************...
Lain halnya dengan Mimi yang sedang berbunga-bunga malam itu, Salma justru sedang terdiam di dalam kamarnya sambil membaca novel roman favoritnya.
Namun di saat ia sedang fokus membaca novelnya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dan tertulis nama Zayn di sana.
Salma menghentikan membaca bukunya sebentar kemudian ia mengangkat panggilan telepon dari Zayn.
"halo...selamat malam! ada yang bisa di bantu?", tanya Salma.
"banyak!", jawab Zayn.
"apa saja?", balas Salma lagi.
"tolong lihat kearah jendela kamarmu", pinta Zayn.
"ke arah jendela? memangnya ada apa?", tanya Salma.
Salma menoleh ke arah jendela kamarnya menuruti ucapan Zayn. Dan ia langsung terkejut ketika melihat Zayn sudah berada di sana.
Salma langsung meletakkan ponselnya dan berlari menuju jendela kamarnya kemudian membukanya. "Zayn...apa yang kamu lakukan di sini?"
"aku datang ke sini ingin bertemu denganmu. Memangnya kenapa? gak boleh?", tanya Zayn yang langsung melompat masuk ke dalam kamar Salma.
"bukan begitu Zayn...!! kenapa kamu datang lewat jendela seperti ini. Nanti kalau sampai pamanku tahu bisa jadi masalah", jawab Salma terlihat takut dan juga khawatir.
"biar saja...! kalau sampai kita ketahuan berdua paling juga akan di nikahin secepatnya. Iya kan?", balas Zayn sambil duduk dengan santai di kursi yang ada di dalam kamar Salma. Tidak terlihat sedikitpun ketakutan di wajahnya.
"Zayn... aku serius! cepat keluar dari sini! sebelum pamanku tahu nantinya", pinta Salma dengan sopan.
"tidak akan!", Zayn menggelengkan kepalanya.
Salma yang merasa ketakutan segera menghampiri Zayn dan berusaha menarik tangan Zayn agar segera keluar dari dalam kamarnya.
"ayolah zayn... !! aku mohon jangan seperti ini. Nanti akan jadi salah paham", pinta Salma lagi.
Zayn terdiam sejenak sambil menatap wajah Salma yang terlihat sangat khawatir dan juga ketakutan.
"baiklah! aku akan pergi dari sini", ujar Zayn mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menuju arah jendela.
Salma sendiri langsung menghembuskan nafas leganya. Karena pada akhirnya Zayn mau keluar juga dari dalam kamarnya.
"tapi..setelah kamu beritahu dulu, apa yang kalian bicarakan di taman kampus tadi", pinta Zayn yang langsung berbalik badan dan menumpukkan kedua tangannya di atas dadanya. Ia masih berdiri di dekat jendela sambil menatap ke arah Salma yang sedang kebingungan.
"Zayn... aku gak bisa memberitahumu. Aku sudah janji dengan Mimi", balas Salma.
"baiklah... kalau begitu aku akan tetap di dalam kamar ini sampai besok pagi", balas Zayn membuat Salma terkejut.
"apa??? sampai besok pagi!!"
"Hem..", Zayn mengangguk.
Salma terdiam bingung sambil menautkan kedua jari di telapak tangannya. Apakah ia harus memberitahu Zayn tentang Mimi? Tapi kalau ia beritahu, berarti ia sudah mengingkari janjinya pada Mimi.
"Salma...", teriak pak Bambang di depan pintu kamar Salma membuat Salma terkejut dan semakin ketakutan.
Salma langsung berlari menghampiri Zayn yang sedang berdiri di dekat jendela. Kemudian ia mendorong tubuh Zayn agar segera keluar dari dalam kamarnya.
"aku mohon Zayn... pergilah dari sini! pamanku sedang ada di sini".
"sesuai permintaanku tadi. Aku akan pergi setelah kamu beritahu dulu, apa yang kamu dan Mimi bicarakan tadi".
"baiklah...! Mimi sedang jatuh cinta", jawab Salma pada akhirnya jujur.
"hah...!! Mimi jatuh cinta?? dengan siapa?", tanya Zayn lagi penasaran.
"aku tidak tahu. Cepat pergilah dari sini. Kamu sudah berjanji bukan", balas Salma.
"dengan siapa dulu?", tanya Zayn memaksa.
"aku benar-benar gak tahu Zayn. Mimi tidak mengatakan dengan siapa padaku", jawab Salma yang semakin khawatir karena Zayn tak segera keluar dari dalam kamarnya.
"Salma...kamu bicara dengan siapa?", tanya pak Bambang yang tiba-tiba membuka pintu kamar Salma dan melihatnya tengah berdiri di dekat jendela kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments