"Zayn di mana Mimi?", tanya salah satu anggota tim futsal pada Zayn, ketika ia baru saja tiba di lapangan untuk berlatih futsal.
"Mimi?", balas Zayn mengkerutkan keningnya bingung. "bukankah dia sudah datang duluan?"
"dia belum datang dari tadi. Biasanya kalian datang bersama", jawab salah satu dari anggota tim futsalnya.
Zayn mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam lapangan futsal. Ia mengambil ponsel dari dalam tasnya kemudian mencoba menghubungi sahabatnya itu.
Tapi naas sekali, panggilan tersambung beberapa kali tapi tidak juga di angkat oleh Mimi. Zayn mencoba mengirimkan pesan tapi juga tidak di balas olehnya.
"sebenarnya Mimi ke mana? apa dia lupa kalau hari ini ada latihan?", gumam Zayn merasa heran dan juga kesal.
Heran karena selama ini Mimi tak pernah absen sekalipun dari latihan futsal. Ia pasti akan mengutamakan latihan futsalnya di bandingkan hal lainnya. Ia bahkan pernah nekat bolos kelas kuliah hanya demi bisa bermain sekaligus berlatih futsal bersama Zayn dan teman-temannya.
Kesal karena sama sekali tidak ada kabar dan pemberitahuan. Di hubungi pun tak ada yang di jawab olehnya, bahkan satu pesan pun juga tak ada darinya.
"aku pergi dulu ya bro", pamit Zayn pada teman-temannya.
"loh!! Zayn, gak jadi latihan?", tanya salah satu temannya lagi.
"aku absen dulu deh, mau cari Mimi", jawabnya.
Zayn pergi meninggalkan lapangan futsal dan menuju kelas Mimi untuk mencarinya. Tapi sayang sekali, Mimi pun tak ada di kelasnya membuat Zayn semakin bingung.
"kamu lihat Dewi Laksmi?", tanya Zayn pada salah satu teman sekelas Mimi.
"Dewi Laksmi? siapa?", jawabnya.
Zayn menghembuskan nafas kasarnya. Ia lupa kalau kebanyakan mahasiswa di kampusnya tidak tahu siapa nama panjang Mimi. Mereka tak akan percaya bahwa nama Mimi yang asli adalah Dewi Laksmi,yang artinya seorang perempuan atau Dewi yang sangat cantik, anggun, lemah lembut, dan juga pemberani. Sangat berbeda sekali antara nama, orangnya, dan juga kepribadiannya. Entah siapa yang sudah memberi nama itu padanya? seperti kurang cocok sekali untuknya.
"Mimi maksudnya", jawab Zayn.
"oh...Mimi. Dia gak masuk kuliah hari ini".
"gak masuk kuliah. Kenapa?", tanya Zayn penasaran dan ingin tahu alasannya.
"katanya sih sakit", jawab orang itu membuat Zayn terkejut.
"sakit! sakit apa?", Zayn tiba-tiba cemas mendengar sahabatnya sedang sakit.
"entah!", jawab orang itu mengangkat kedua bahunya ke atas.
Tanpa berlama-lama lagi, Zayn segera meninggalkan kelas itu dan berencana akan datang ke rumah Mimi untuk melihatnya. Ia berjalan keluar dari kampus dan menuju parkiran di mana motornya berada. Tapi belum sempat sampai di parkiran motor, ia bertabrakan dengan seseorang hingga menjatuhkan beberapa buku yang di bawa olehnya.
"maaf...maaf! saya tidak sengaja", ucap Zayn sambil mengambil satu persatu buku yang di jatuhkan olehnya.
"Salma!", ucap Zayn terkejut ketika akan menyerahkan buku-buku itu. Rupanya wanita yang di tabrak olehnya adalah Salma, teman sekelasnya sendiri.
"lain kali kalau jalan hati-hati", pesan Salma mengingatkan. Ia mengambil alih buku-bukunya dari tangan Zayn.
"maaf! aku beneran minta maaf ya.. aku lagi gak fokus ini", ujar Zayn merasa bersalah.
"gak fokus kenapa?", tanya Salma.
"aku lagi mau ke rumah Mimi buat jenguk dia. Aku baru tahu kalau dia sedang sakit", jawab Zayn lagi.
"Mimi sakit", Salma juga terkejut. "sakit apa?"
"entahlah! Aku juga belum tahu pasti. Ini baru mau ke sana", jawab Zayn.
"mau ikut denganku buat jenguk dia?", tawar Zayn.
Salma terdiam beberapa saat terlihat ragu menerima tawaran dari Zayn. Apalagi ia mahasiswi baru di kampus itu, pasti belum banyak yang tahu dan kenal dengannya. Tapi Mimi, dia adalah wanita yang sudah menolongnya kemarin. Secara tidak langsung, ia mempunyai perasaan empati mendengar kabar bahwa dia sedang sakit.
"memang boleh aku ikut denganmu?", tanya Salma terlihat ragu.
"tentu boleh. Ayo!", ajak Zayn mulai berjalan berjalan menuju tempat parkir di mana motornya berada di ikuti oleh Salma berjalan di sampingnya.
"ini motorku. Tidak apa-apakan kalau kita naik motor ke sana", ucap Zayn menunjukkan motor kesayangannya.
"its oke. Naik motor atau naik mobil sama saja", balas Salma tersenyum. Ia tak pernah mempermasalahkan gaya hidup, karena selama ini ia pun hidup secara sederhana juga.
"baiklah kalau begitu. Let's go!!", ucap Zayn setelah memasang helm di kepala Salma.
Zayn melajukan motornya meninggalkan kampus dan menuju rumah Mimi bersama Salma. Sepanjang perjalanan menuju rumah Mimi, Zayn mengajak Salma mengobrol sambil menunjukkan tempat-tempat menarik yang di lewati oleh mereka. Dari mulai gedung-gedung terkenal, objek wisata, taman, hingga pusat perbelanjaan dia tunjukkan pada Salma.
Salma terlihat senang mengobrol dengan Zayn. Apalagi ia baru di kota itu, tentunya informasi dari Zayn barusan akan sangat bermanfaat sekali baginya.
Zayn ternyata orangnya asyik dan sangat komunikatif. Dia enak di ajak bicara dan tidak membuatnya bosan. Zayn selalu bicara pas dan tepat pada porsinya dan tidak berlebihan, membuat Salma merasa nyaman dengannya.
Satu jam perjalanan di lalui, akhirnya kini mereka sudah sampai di rumah Mimi. Lebih tepatnya rumah tantenya Mimi. Karena Mimi di kota itu hidup bersama tantenya, sementara kedua orangtuanya ada di kota lain yang jaraknya tak jauh dari kota itu sendiri.
Zayn segera turun dari motornya, kemudian mengajak Salma masuk ke dalam rumah itu. Ia mengetuk pintunya beberapa kali, hingga ada seorang wanita yang membukakan pintu untuk mereka.
"hai tante..", sapa Zayn dengan tersenyum.
"Zayn.. kamu di sini?", tanya Ratna, tantenya Mimi terkejut melihat Zayn datang ke rumahnya.
"aku mau lihat Mimi. Katanya dia sedang sakit?", tanya Zayn.
"iya. Dia memang sedang sakit. Ayo masuk!", ajak Ratna. Namun pandangannya tertuju pada Salma yang berdiri di dekat Zayn.
"ini siapa?", tanya Ratna heran. Ia tak pernah melihat wanita itu datang ke rumahnya sebelumnya.
"dia Salma. Sahabatku dan juga Mimi", jawab Zayn sambil merangkul pundak Salma membuat Salma menoleh ke arahnya.
Zayn dan Salma di ajak masuk ke dalam rumah Tante Ratna. Mereka di minta untuk duduk dan menunggu sebentar, sementara Tante Ratna akan menemui Mimi untuk memberitahu kedatangannya.
Tak berselang lama, akhirnya tante Ratna kembali menemui mereka. Namun ia menghembuskan nafas kasarnya sebelum menyampaikan pesan Mimi padanya.
"maaf Zayn! Mimi menolak bertemu denganmu. Kamu di suruh pulang saja", kata Tante Ratna merasa tak enak menyampaikan pesan dari Mimi pada Zayn.
Zayn langsung mengkerutkan keningnya bingung mendengarkan ucapan Tante Ratna barusan. Ia semakin heran kenapa Mimi tak mau bertemu dengannya. Di telepon gak di angkat. Di SMS pun gak di bales juga. Nah sekarang, Zayn sudah datang ke rumahnya pun ia tak mau menemuinya. Sebenarnya ada apa dengan Mimi?
"kenapa dia tidak mau bertemu denganku Tante? Dia kenapa?", tanya Zayn penasaran.
"entahlah Zayn!! Tante juga gak tahu. Dia cuma bilang katanya sedang gak enak badan dan mau istirahat saja", jawab tante Ratna.
"memang kenapa dia bisa sakit seperti itu Tante?", tanya Zayn lagi.
"kemarin dia pulang kehujanan. Badannya basah kuyup. Semalam juga badannya demam tinggi", jawab Tante Ratna lagi.
"kemarin?", gumam Zayn seperti tengah mengingat sesuatu.
"ya tuhan...", Zayn langsung menepuk jidatnya sendiri tatkala ia teringat sesuatu.
"pasti dia kehujanan karena menungguku", kata Zayn membuat Tante Ratna dan Salma menoleh ke arahnya heran.
"ada apa?", tanya Salma dengan lembut.
"gawat Salma. Gawat!", kata Zayn mulai panik.
"gawat kenapa?", tanya Salma bingung.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Salma, Zayn langsung meminta izin pada Tante Ratna untuk naik ke lantai dua di mana kamar Mimi berada. Dengan alasan karena ia bersalah pada Mimi dan ingin membujuknya agar mau memaafkannya, Tante Ratna pun mengizinkannya.
Zayn mengetuk pintu kamar Mimi beberapa kali berharap dia mau membuka pintunya untuknya. Namun Mimi tetep kekeh tak mau membuka pintu kamarnya dan malah memintanya untuk pulang saja dari rumahnya.
"ayolah mi... buka pintunya! aku mohon!", pinta Zayn masih setia berdiri di depan pintu kamar Mimi.
"tidak mau!! Kamu pergi saja sana!", usir Mimi yang masih kesal.
"aku gak akan pergi dari sini sebelum kamu membuka pintunya dan mau memaafkanku", balas Zayn.
"ya sudah terserah kamu kalau begitu", balas Mimi.
"oke kalau begitu! aku akan berdiri di sini sampai kamu buka pintunya. Dan aku gak akan pulang sebelum bertemu denganmu", ujar Zayn sedikit mengancam.
Mimi tak membalas ucapan Zayn lagi. Ia memilih untuk tidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut agar tak bisa mendengar suara Zayn lagi yang ada di luar kamarnya. Tubuhnya pun masih demam, sehingga ia membutuhkan waktu untuk beristirahat.
Bersambung..
Akankah Mimi mau membuka pintu kamarnya untuk Zayn dan mau memaafkannya?
Nantikan di bab selanjutnya ya...
Terima kasih. Jangan lupa like dan komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Aierriel Fitrisya
Jatuh cinta sama plot twistnya, bikin penasaran terus 🤯
2023-07-28
0
Joko Castro
Membacanya membuat aku merasa ikut terlibat dalam setiap adegannya
2023-07-28
0