Delana pulang kerumah lebih dulu untuk mengambil keperluan Elara, sedangkan untuk si bayi Delana tidak memilki persiapan apapun, bahkan selembar kain pun belum mereka beli karena berpikir masih ada waktu satu bulan untuk sedikit mengumpulkan uang lebih, tapi siapa yang tahu takdir lebih cepat membawa bayi itu terlahir ke dunia.
"Delena kau pulang?" Sapa tetangga Delana yang sepertinya menunggu ada orang yang bisa ia tanya.
"Iya Nanci, aku mau megambil baju Elara," Delana masuk kerumah di ikuti wanita bernama Nanci itu.
"Bagaimana keadaan Elara dan bayinya? Tuhan masih melindungi mereka kan?" Tanya Nanci sambil memperhatikan Delana mengemasi pakaian Elara.
Tangan Delana yang sedang beberes berhenti sejenak, "Mereka selamat Nanci, Elara baik-baik saja dan bayinya-"
"Bayinya kenapa Delena, apa terjadi sesuatu?" Tanya Nanci dengan khawatir.
Biar bagaimanapun mereka mengenal Elara dengan baik selain kehidupan Elara yang memprihatinkan, mereka begitu bangga melihat Elara yang mau berjuang demi bayinya tanpa ingin menolak kehadiran bayi itu.
"Dia memiliki gizi yang buruk, tapi dokter terbaik sedang merawatnya," Tutur Delana sambil kembali memasukkan pakaian Elara.
"Syukurlah Tuhan melindungi mereka." Nanci menyatukan tangannya di dada.
"Kenapa kau hanya membawa baju Elara, di mana baju si kecil?" Tanya Nanci yang melihat Delana tidak mengemas baju bayi.
Delana terdiam sejenak, wanita itu tertegun dengan perasaan yang sesak.
"Setelah ini kau baru mau membelinya Nanci, kami belum mempersiapkan apapun untuknya," Delana tanpa sadar menjatuhkan air matanya, wanita itu mengusap pipinya kasar dengan dada yang sesak.
"Ya tuhan Delana, kenapa kau tega sekali," Nanci memekik membuat Delana tersenyum tipis.
"Jangan khawatir nenek Nanci aku akan membelikan baju untuk cucu kita," Delana terkekeh sambil mengusap air matanya.
Nanci ikut tersenyum dan kedua matanya berkaca-kaca.
"Ayo kita pergi ke toko bayi di perbatasan, kita belanja untuk cucu kita."
Delana mengagguk dengan sesenggukan, rasa haru dan sesak memenuhi dadanya.
*
*
Elara diam tanpa mau menatap Noah yang sudah sepuluh menit duduk di kursi samping ranjang, Elara diam dengan wajah datar saat melihat Noah yang datang.
"Kenapa sejak tadi kau seperti patung, apa kau sedang terserempet hantu penunggu rumah sakit ini." Noah merotasikan matanya kesekeliling, sungguh melihat Elara yang diam dengan tatapan datar membuatnya merasa merinding.
"Kenapa kau lakukan itu padaku?" Tanya Elara tanpa mau menatap Noah yang sedang menatapnya bingung.
"Melakukan apa? apa yang aku lakukan padamu?" Noah memicingkan matanya tanpa dosa.
Jelas saja membuat Elara kesal dan langsung menatapnya tajam membuat Noah menelan ludahnya kasar.
"Kau! kau pria baji*ngan yang sudah membuat ku hancur! kau pria-"
Sstttt
Noah langsung menutup mulut Elara menggunakan tangannya agar suara wanita itu tidak membuat keributan yang akan mengundang orang-orang. Padahal ruangan yang Elara adalah ruangan VVIP tapi Noah saja yang mendadak menjadi bodoh.
Akkkh
Noah memekik sambil mengibaskan tangannya saat merasakan sakit saat Elara menggigitnya dengan kuat membuat Noah mengumpat kesal.
"Apa setan vampir yang sedang merasukimu? kenapa kau suka mengigit," Noah mengibaskan tangannya dan menatap tajam Elara.
Elara balas menatap tajam Noah tanpa rasa takut.
"Darahmu sesat, vampir tidak akan sudi menghisap darahmu, cih." Elara berdecih sinis membuat Noah membulatkan matanya.
"Kau,"
"Apa? kau pria yang tidak tahu diri memanfaatkan wanita yang lemah hanya untuk kepuasanmu," Tatapan menusuk Elara berikan pada Noah yang tidak terpengaruh.
"Kau seharunya berterima kasih, karena aku yang sudah menolong mu, kalau tidak kau akan di perkosa oleh pria yang pantas kau sebut bajingan itu atau lebih parahnya kau akan mati!"
Hening, Elara terdiam mencerna ucapan Noah, ingatanya ia tarik beberapa bulan yang lalu, di mana malam itu dirinya sedang pergi dengan Kate untuk sekedar makan di pinggir jalan itupun Kate yang mentraktir. Malam itu Elara merasakan kepala pusing dan suhu tubuhnya mendadak panas, dirinya merasakan gejolak yang belum pernah ia rasakan dalam dirinya, tapi setelah itu Elara tidak ingat apa yang terjadi karena yang ada ia bangun-bangun sudah dalam keadaan yang kacau. Belum lagi saat pergi dirinya hampir kembali di perkosa oleh sahabat Kate yaitu Gizel, dan kejadian itu membawanya bertemu dengan Delana.
"Apa kau sekarang ingin mengucapkan terima kasih?" Sindir Noah yang melihat Elara sejak tadi seperti sedang mengingat-ingat sesuatu, "Tapi aku tidak butuh ucapan mu itu, yang ingin aku tanya apakah bayi itu darah daging ku?"
Deg
Elara menatap Noah yang juga sedang menatapnya menunggu jawaban, sedangkan Elara tampak ketakutan jika Noah akan membawa bayinya.
"Jawab, apa dia bayiku atau bayi pria lain yang mencicipi tubuh mu setelah aku!"
Hati Elara seperti sedang diremas mendengar penuturan Noah, secara langsung pria itu merendahkan dirinya, Elara merasakan sakit di hatinya tapi otak berkata tidak peduli yang ia pikirkan adalah bayinya, tidak akan ia biarkan Noah membawa bayinya.
"Bukan, dia bukan bayimu!"
Elara bicara dengan tegas, menyakinkan Noah agar yakin.
Noah memicingkan matanya saat melihat tatapan Elara yang tampak goyah enggan untuk menatapnya seperti menyembunyikan sesuatu.
"Baiklah, jika memang itu bukan bayiku." ucapan Noah tak membuat Elara merasa lega justru terlihat takut setelah melihat tatapan Noah, "Tapi jika kau berbohong maka kau tidak akan pernah melihatnya lagi!"
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Selvianti María
emang orang kaya ya maunya menang sendiri
2025-03-27
1
febby fadila
jangan sekarah noah
2025-03-30
0
andi hastutty
orang kaya slalu menang
2023-10-04
0