"Kau tidak bisa menuduhku seperti itu?" Noah hendak pergi tapi Delana mencoba menghalanginya.
"Jika bukan kau, lalu kenapa pria diluar sana bilang kau sedang mencari seorang gadis yang bernama Elara!" Delana menatap Noah tanpa rasa takut, meskipun Delana bisa melihat dari penampilan Noah yang sepertinya bukan orang sembarangan.
"Asal kau tahu! meskipun aku bertemu dengan Elara disaat dia pingsan ditengah jalan dengan menyedihkan, tapi aku bukan orang yang kejam memperalat dirinya demi kepuasan," Delana semakin tajam menatap Noah yang hanya diam menatapnya tak kalah tajam. "Elara gadis yang kuat hanya saja nasibnya yang buruk di perkosa oleh pria baji*ngan yang tidak bertanggung jawab!"
Ucapan Delana membuat Noah mengepalkan kedua tangannya, rahangnya sudah mengeras dengan sorot mata yang semakin tajam.
Ucapan Delana mampu memancing amarahnya, dirinya memang pria baji*ngan tapi bukan berarti orang bisa menghina dirinya sesukanya.
"Kau tidak tahu apa yang terjadi, jangan pernah kau mengatakan sesuatu hal yang akan merugikan dirimu," Noah menatap Delena sengit, "Aku pikir kau orang baik yang akan berpikir dua kali untuk menyimpulkan suatu hal, tapi pikiran mu picik sekali,"
Delana semakin kesal dan tatapannya berubah menjadi kebencian, bukanya meminta maaf pria itu malah semakin menunjukan sifat aslinya.
"Aku bisa saja mengasingkan kalian dari kota ini, tapi aku tidak picik seperti otakmu itu!"
Noah melangkah pergi dengan membawa kekesalan yang harus ia luapkan.
Sampainya diluar Noah melihat Oscar yang sedang berjuala kearahnya, Noah tersenyum miring saat menemukan hal yang akan menyenangkan.
"Tuan Noah anda-"
Bugh
Oscar langsung terhuyung kebelakang saat merasakan kepalan tinju mendarat mulus di wajahnya.
"Tuan kenapa anda- akk!"
Noah mencekram karah kemeja Oscar kuat, "Siapa yang menyuruhmu bicara dengan wanita itu hah, kenapa mulutmu seperti mulut perempuan yang suka banyak bicara, kau tahu aku mencari gadis bernama Elara, kau membuat ku kesal Oscar!"
Bugh
Akkh
Oscar jatuh tersungkur kelantai saat Noah mendaratkan pukulannya di perut asistennya itu.
"Kau hanya perlu diam, jika tidak aku akan merobek mulut mu!"
Noah meninggalkan Oscar yang meringis kesakitan, "Kenapa dia begitu marah,". Gumam Oscar melihat pugung Noah yang semakin jauh.
Ya Oscar tahu jika tuanya tidak akan semarah itu jika tidak ada yang memancingnya, dan Noah menjadikan dirinya sebagai pelampiasan kemarahannya.
*
*
Noah bicara dengan dokter anak terbaik dirumah sakit itu, dan memastikan bayi Elara benar-benar mendapat penanganan terbaik.
Dibawah perintah Noah Azarel Jhonson dokter itupun berusaha melakukan kemampuan terbaiknya.
Diruang rawat Elara membuka matanya setelah cukup lama tertidur, wanita itu menatap kesekeliling melihat Delana yang terlelap disofa.
Melihat jam didinding ternyata masih pagi Elara hendak bangun dan berusaha menyandarkan tubuhnya menjadi setengah duduk.
Melihat Delana yang terlelap dengan wajah lelah, rasa bersalah menyusup di hati Elara, dirinya datang pada Delana dan selalu membuat wanita itu susah.
Elara tidak tahu harus bagaimana mencari uang untuk biaya rumah sakit, dirinya benar-benar bingung.
Cukup lama Elara terpaku memikirkan jalan selanjutnya tapi sama sekali tidak ada yang dia dapatkan sebagai jalan keluar. Tanpa sadar Elara cukup melamun terlalu lama hingga Delana saat seorang perawat masuk keruangan Elara di jam tujuh pagi.
"Selamat pagi nyonya," Sapa nyonya perawat yang sedang mengganti cairan infus Elara.
"Pagi sus, pagi Delana." Elara memaksakan senyum pada keduanya di bibir.
"Sebentar lagi makanan datang, dimakan dan habiskan jangan lupa minum obatnya." Ucap suster yang akan pergi meninggalkan ruangan Elara.
"Em, suster!" Elara memanggil suster yang hendak pergi, membuat suster itu berbalik.
"Iya nyonya?"
"Apa saya boleh pulang hari ini? dan bayi saya-" Elara tidak melanjutkan ucapanya, dadanya tiba-tiba sesak.
"Anda harus menunggu dokter untuk memeriksa, dan untuk bayi anda sedang menjalani pemeriksaan terbaik dirumah sakit ini." Tutur perawat itu dan pergi setelahnya.
Elara semakin merasakan kebingungan, perawatan terbaik itu artinya membutuhkan biaya yang sangat besar, lalu bagaimana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu.
"Ela," Delana mendekat dan berdiri disamping Elara duduk dengan air mata yang mengalir.
"Bibik aku ingin keluar dari rumah sakit, membawa bayiku, kita tidak mungkin bisa membayar biaya yang sangat besar. Ayo bibik kita temui dokter," Elara hendak turun tapi dicegah oleh Delana, wanita itu menyentuh pundak Elara dan menatapnya.
"Kau jangan khawatir, bayimu akan baik-baik saja. Biarkan dia mendapatkan perawatan terbaik aku yakin ayah dari bayi itu tidak akan membiarkan terjadi sesuatu dengan bayinya."
Elara menatap Delana dengan tatapan bingung, pria mana yang menjadi ayah dari bayinya.
"Bibik kau-"
"Pria itu, pria yang menolong mu adalah pria yang sudah menitipkan benih diperut mu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Selvianti María
wahh si bibi gercep juga mengatakannya
2025-03-27
0
Eka Yuliana Ahmad
bibi luar biasa hatinya
2025-04-01
0
KakBil
Ya lagian oscar ember
2023-12-22
0