Permohonan Cinta

"Nadaaaa, ada kak Andre."

Suara itu menggelegar, mengisi seluruh ruang kelas. Baru saja Nada hendak mengangkat kepalanya, tangannya telah lebih dulu disambar oleh seseorang.

" Kita bicara!" Singkat padat dan jelas. Berikut dengan tarikan yang tak lagi mampu Nada tahan. Dan Ia pun turut melangkah mengikuti sang kekasih.

Hingga sampai di belakang gedung, tempat yang menurut mereka lebih tenang untuk membicarakan masalah dengan pendiaman selama ini.

" Sebenarnya ada apa? kamu Ada masalah apa? ngomong ke aku?" Pasalnya telah tiga hari Nada seolah menghindarinya. Mungkin memang Baru tiga hari, namun bagi dirinya yang seolah tiada hari tanpa bersama itu sudah lumayan lama.

Bayangkan saja jika pergi dan pulang kampus mereka selalu bersama, belum lagi akhir pekan kadang meluangkan waktu ku hanya sedang menikmati cuaca cerah di taman kota.

Dan di tida hari ini, Nada bahkan tak mengangkat telepon darinya.

" Ada apa Nada? Nomormu bahkan nggak aktif di malam hari?" Jelas saja ia khawatir dan juga takut.

Pria itu telah banyak mengalah. Untuk tidak lagi mengantar jemput Nada seperti sebelum-sebelumnya. Ia hanya bisa puas hanya dengan memandang sang kekasih hati yang beberapa hari pulang dengan Andini dan Pratiwi, yang belum dikenal sang kekasih sebelumnya.

Entah sejak kapan Nada mulai masuk ke dalam circle pertemanan  yang dianggapnya elit itu. Meskipun diantara mereka tak ada yang terkenal sombong, namun Andre merasa memang sedikit janggal.

Ingat, mereka bahkan tak sekelas.

Belum lagi memberikan waktu pada Nada yang katanya hendak menyelesaikan sedikit masalah katanya.

Nada sontak mengangkat kepalanya memandangi wajah tampan dan menenangkan sang kekasih hati.

Bagaimana mungkin ia berani mengaktifkan ponselnya ketika bersama sang suami. Tak pernah ada niat dalam dirinya sekalipun untuk menghianati pria ini. Hanya keadaan saja yang membuat dirinya berada dalam posisi ini.

" Ngomong Nad, jangan diam saja!"

" Aku butuh penjelasanmu, tidak biasanya kamu seperti ini."

Nada tak berkata. Gadis itu bingung harus memulai penjelasan dari mana. Iapun masih mencoba menjaga hati sang kekasih.

Tak hendak menyakiti.

Tak ingin mengakhiri.

Pun tak ingin meninggalkan.

Ia ingin, agar Andre tetap jadi miliknya. Maaf, untuk keegoisan ini.

Namun cinta yang ia miliki memang seutuhnya untuk pria ini.

" Kak Seandainya saja,…" Gadis itu mulai memberanikan diri mengangkat suara meski terbata.

Maka semakin khawatir lah perasaan Andre saat ini, namun pria itu masih menanti dengan sabar penjelasan Nada.

Tenang, ia akan memberikan waktu untuk Nada mengatur perasaan agar bisa lebih tenang. Tak hendak memaksakan Nada, meski jujur rasa penasaran tak mampu ia pungkiri.

Mungkin memang begitulah adanya cinta.

Saling mengalah. Dan saling memberikan ketenangan dengan mengorbankan diri.

" Seandainya saja kita tidak ditakdirkan berjodoh,…"

" Kamu ngomong apa sih? Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu!" Segera ia memotong kalimat sang kekasih. Tahu jika maksud Nada hendak ke mana, namun rasanya ia tak siap untuk itu. Selama Nada tak menghianatinya, ia akan menerima apapun itu.

Sehebat itu cintanya pada sang kekasih.

" Apa mungkin, kamu punya kekasih lain?"

Aku tak memiliki kekasih, tapi sayangnya aku telah menikah. Maaf Kak!

Kalimat yang belum siap Nada ungkapkan. Sebab masih mengharap pada suatu keajaiban.

Jika, pernikahan itu tak pernah ada dan hubungannya dengan Andre akan tetap berjalan hingga sampai pada mimpi-mimpi mereka berdua.

" Nad, jangan Nad!" Lihatlah betapa besarnya cinta dan pengharapan pria ini pada seorang gadis bernama Nada. Belum apa-apa, Ia sudah seperti orang yang memohon.

" Aku sayang kamu Nad. Aku serius menjalani hubungan ini. Tunggu sebentar lagi, setelah aku kerja, aku janji untuk melamarmu di depan orang tuamu."

" Please Nad, sabar sebentar sayang!" Kedua tangan itu telah saling menggenggam, bersamaan dengan pengharapan yang begitu penuh.

Melihat keseriusan di mata sang kekasih hati, Nada menganggukan kepalanya.

Meski banyak keraguan di dalamnya atau mungkin saja Nada tak ingin mengecewakan Andre.

Hanya melihat Nada menganggukkan kepala, hembusan napas keras petanda leganya seorang Andre pun terdengar begitu jelas. Setidaknya yang ia takutkan tak benar-benar terjadi.

Untuk masalah lain, mungkin mereka bisa menyelesaikannya bersama.

Nada masih merasakan saat tubuhnya tertarik masuk ke dalam dekapan sang kekasih.

Emmm, hangat dan begitu nyaman. Ia bahkan menutup mata demi meresapi rasa yang ada.

Seandainya bisa, ia ingin menghentikan waktu sebentar saja.

Bolehkah untuk sementara saja melupakan tentang statusnya sebagai menantu Pranadipa.

Meski dalam hatinya masih takut jika sampai ketahuan masih bersama dengan Andre, namun izinkan sejenak Ia meluapkan rasa rindu yang tertahan pada kekasihnya.

Kak aku masih peraw@n, teriaknya dalam hati.

Begitu besar pengharapannya agar masih bisa dipersatukan dengan lelaki ini. Dan tekadnya, hendak melindungi tubuhnya agar tak tersentuh dan ia persembahkan pada pria ini nantinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!