" Wah Coba kita lihat hebat sekali menantu Pranadipa satu ini. Kamu tahu kan Sekarang jam berapa?"
" Yang lain sudah masuk ke kamar semua, dan dia baru pulang. Sesibuk apakah dirimu ini?"
Kata-kata dengan nada sindiran jelas terdengar dari mulut Buana yang duduk dengan sangat santainya di ruang tamu.
Sengaja, jelas saja karena memang tengah menunggu sang adik iparnya ini yang baru pulang semalam ini, dan itu sejak tadi pagi.
Alasannya kuliah.
Jangan pikir Buana akan percaya begitu saja.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang ia miliki, jelas ia telah mengetahui semua tentang gadis ini. Seperti yang ia katakan sebelumnya pada sang adik, jika kedua putri dari Pak Rusli tak ada yang neko-neko, kecuali tentang hubungannya dengan seorang pria yang masih berjalan meski tengah menikah dengan Bumi Syam.
Nada hanya mampu terpaku di tempatnya.
Kaget, jelas saja.
Dipikirnya semua orang telah masuk ke dalam kamar. Ingat semua penghuni rumah ini memiliki kesibukan masing-masing ditiap harinya, jelas saja harus tidur tepat waktu agar bisa bangun pagi-pagi. Apa memang satu mahluk ini sengaja menunggu kedatangannya?
" Dari mana?" Suaranya menyentak, jelas memperlihatkan jika ia tengah kesal.
Mamanya telah ia instruksikan untuk naik ke atas menemani Syam yang istrinya belum pulang hingga pukul sembilan malam. Memang hal biasa sebenarnya untuk seorang mahasiswa seperti Nada. Pasti gadis ini punya kegiatan lain bersama teman-temannya.
Tapi, apapun alasannya, Buana seolah tak ingin terima.
Inginnya ia, Nada menjadikan Syam sebagai prioritas utamanya setelah kuliah.
" Ada kegiatan kak." Nada masih menundukkan kepala.
" Kegiatan apa? Kegiatan bersama dengan pria yang tiap hari menjemputmu itu?" Masih dengan suara menyentak, benar mampu menyentak tubuh Nada, hingga gadis itu mengangkat kepalanya memandang kakak iparnya ini.
Bagaimana pria ini tahu?
Andre tak pernah lagi menjemputnya setelah pernikahan ini terjadi. tepatnya setelah ia pindah ke rumah ini.
" Kamu lupa dengan statusmu sekarang?"
" Baiklah, Aku ingatkan. Kamu adalah istri dari Bumi Syam Pranadipa dan salah satu menantu dari bapak Letnan Kolonel Surya Pranadipa."
"Yaaaah," Shakila terlihat berjalan dan duduk di samping sang suami. Mungkin tugasnya menidurkan anak telah selesai.
Mengusap pelan lengan sang suami, mencoba memberikan ketenangan agar suasana tak terlalu menegang. Setidaknya Buana tak berkata kasar pada Nada.
" Apa?"
Suara gertakan dari Buana, jelas saja mengagetkan dua wanita dalam ruangan ini.
Terlebih Shakila.
Ia bahkan belum mengatakan apapun, namun justru mendapat hadiah berupa gertakan seperti itu. Apa salah dirinya?
" Kamu mau bela dia?"
Shakila hanya bisa menutup matanya pelan. Setelah kecelakaan yang menimpa Bumi Syam, ia menyadari jika emosi suaminya tidaklah stabil. lelah mungkin karena harus menghadapi pekerjaan sendiri.
" Bukan belain tapi,…"
" Tapi apa?"
Lagi-lagi Shakila hanya bisa memejamkan matanya. Ia tak bisa membalas kemarahan suaminya dengan kemarahan pula. Bisa pecah perang yang sesungguhnya.
Buana kembali menoleh ke arah Nada yang masih menundukkan kepalanya. Istri saja dibentak, apa kabar dia yang hanya tamu di rumah ini. Perasaannya mengatakan jika seluruh keluarga belum menerima dirinya.
" Penting bagimu untuk menjaga kehormatan suami dan keluarga suamimu. Ingat, mertuamu bukanlah orang biasa."
"Sekali kau buat masalah, akan banyak pihak yang kamu tarik pada masalahmu. Belum lagi jika itu sampai keluar, bisa heboh lagi kita."
Surya Pranadipa adalah seseorang yang namanya pernah tercatat sebagai calon salah satu menteri. Jelas saja sangat berpengaruh. Meski telah redup, tak menutup kemungkinan namanya akan kembali mencuat kala sebuah permasalahan muncul. Bahkan mungkin akan ditambahkan dengan bumbu agar semakin seru.
Berita kecelakaan Bumi Syam saja sempat mencuat. Buana harus meminta bantuan omnya untuk meredam berita itu. Cukup sekali tampil di media, dan hingga kini tak ada kelanjutannya meski Bumi Syam telah menikah akibat kecelakaan itu.
" Dan apa kamu lupa, jika suamimu masih sakit. Dia menunggumu di atas, sementara kamu sendiri berkeliaran tidak jelas dengan laki-laki lain.
" Punya otak nggak? punya harga diri kan?"
Apa maksud dari perkataan pria ini? Ia akui jika memiliki kekasih saat ia telah bersuami. Tapi keadaannya saat ini, suaminya lah yang berada di pihak ketiga antara mereka. Meski hatinya terasa sakit saat mendapatkan kata-kata keras seperti ini, namun rasanya ia tak ingin menyalahkan diri sendiri.
Meski dalam hati membela diri sendiri, tak urung matanya mengembun.
Pak Rusli adalah orang yang memiliki kasih sayang penuh kepada keluarga. Jarang sekali ia dimarahi dan dibentak-bentak seperti ini. Jika itu terjadi, kesalahannya benar-benar fatal. Dan ada ibu yang senantiasa membuka tangan demi meraih tubunya.
Heh.
Dalam lamunannya Nada masih bisa menangkap suara keras hembusan nafas dari kakak iparnya itu.
Dan dari lantai 2, mama Mira dan Bumi Syam yang duduk di atas kursi roda terhenti tepat di depan pintu masuk kamarnya. Keduanya masih terdiam sambil memandang perdebatan di bawah. Tak ada yang bisa membantu sebab tahu kebenaran berada dimana. Namun merekapun tahu posisi.
Mungkin mereka memang mengandalkan Buana untuk bisa memberi pengertian pada Nada.
" Oke. Malam ini saya masih memaafkan kesalahanmu. Tapi besok. Saya tidak ingin menerima alasan apapun kamu pulang malam. Ini menjadi hari terakhir kamu pulang terlambat."
" Dan Saya tidak mau tahu lagi jika kamu masih bertemu dengan pria itu."
Nada terdiam meski beberapa kali terperanjat setiap Buana menghentakkan suaranya.
Putus dengan Andre? Bagaimana bisa?
Bukankah kebohongan yang ia ucapkan di hadapan Andre Permata hanya demi mempertahankan hubungannya.
Kisah sederhana namun terasa sangat indah itu tak mungkin begitu saja ia lepaskan.
" Dan jika saya tahu kalau kamu berani menemuinya di belakang, maka tanggung sendiri akibatnya."
Setelah itu, Buana berdiri dari tempat duduk empuknya. Tanpa kata Shakila ikut berjalan mengikuti sang suami.
Beranjak meninggalkan Nada yang seketika itu melemas.
Buana masuk ke dalam setelah membanting pintu kamar tidur mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments