Arka dan Vero sangat cemas, mereka mencemaskan Kay, jika tidak mendapat izin dari Pak Faisal.
"Gimana sayang? apa Pak Faisal memberi kamu izin?" Tanya Arka lagi.
"Ya, Pak Faisal memberikan aku izin," ucap Kay senang.
"Syukurlah," ucap Arka dan Vero lega.
"Ya sudah, ayo aku antar kamu pulang?" Arka mengandeng tangan Kay.
Arka dan Vero mengantar Kay pulang untuk mengemas pakaiannya, setelah selesai mengemas pakaian mereka mengantar Kay ke bandara.
"Sayang, jangan lama-lama ya perginya, dan salam juga untuk orang tua kamu," ucap Arka sambil memeluk Kay.
"Iya, tunggu aku pulang ya." Kay melepas pelukan Arka.
"Hati-hati ya, Kay. Salam untuk Om, semoga lekas sembuh," ucap Vero sambil memeluk Kay.
"Iya, nanti aku sampaikan. Oya Ver, aku titip Arka ya, tolong awasi dia, kasih tau aku kalau dia mulai melirik atau menggoda cewek lain," sindir Kay.
"Tenang saja, aku akan awasi Arka, jika dia sampai berbuat macam-macam, aku akan kasih dia pelajaran," ancam Vero.
Arka hanya tersenyum mendengar pembicaraan antara Kay dan Vero.
"Ya sudah, aku pergi dulu, bye sayang," ucap Kay sambil melambaikan tangannya.
"Tunggu!" Teriak Arka.
"Ada apa?" Tanya Kay sambil menghentikan langkahnya
Arka berjalan mendekati Kay dan langsung mencium bibirnya.
"Aku mencintaimu, aku akan selalu menunggumu, cepatlah kembali karena aku nggak sanggup jauh darimu," ucap Arka dengan menepiskan senyumannya.
"Aku juga mencintaimu, tunggu aku pulang ya, aku pergi dulu," ucap Kay lalu melangkah pergi.
Kay berjalan menuju ke keberangkatan, setelah selesai melakukan pemeriksaan Kay masuk ke dalam pesawat. Pesawat lepas landas.
"Ayah, tunggu Kay. Kay akan pulang Ayah."
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, Kay sampai di Pekanbaru. Kay naik taksi untuk menuju rumahnya. Sesampainya di rumahnya, Kay mengetuk pintu.
Tokk..tokk..tokk..
"Sebentar!" Teriak Merisa sambil berjalan menuju pintu. Dia lalu membuka pintu.
"Hai, Bun," sapa Kay.
"Sayang, Bunda nggak menyangka kamu akan pulang secepat ini. Bunda kangen sama kamu sayang," ucap Merisa sambil memeluk Kay.
"Kay juga kangen sama, Bunda."
"Ayo masuk sayang," ajak Merisa.
Kay masuk ke dalam rumah, dia ingin sekali melihat ayahnya.
"Ayah mana, Bun?"
"Ayah kamu sedang tidur di kamar."
Kay dan Merisa masuk ke dalam kamar. Kay sedih melihat ayahnya terbaring lemah di atas ranjang. Dia berjalan menghampiri ayahnya. Kay duduk di kursi dekat ranjang ayahnya.
"Kay pulang Ayah. Kay sangat merindukan Ayah," ucap Kay sambil menggenggam tangan ayahnya.
Dengan perlahan David mulai membuka kedua matanya, dia melihat Kay sudah berada didepan matanya.
"Kay, kamu sudah pulang sayang," ucap David senang.
"Ya, Yah. Kay sangat mengkhawatirkan Ayah."
"Ayah sudah baikan kok, jadi kamu nggak usah mengkhawatirkan Ayah. Gimana kuliah kamu?"
"Lancar Ayah."
"Sayang kamu izin berapa hari?" Tanya Merisa.
"Tiga hari, Bun, habis itu Kay balik lagi ke Jogja."
"Baiklah, kamu pasti capek, sekarang istirahatlah dulu, setelah itu kita makan malam." Kay menganggukkan kepalanya.
Kay keluar dari kamar orang tuanya dan berjalan menaiki tangga, dia masuk ke dalam kamarnya.
"Aku sangat merindukan kamar ini," ucap Kay sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Karena kelelahan tak butuh waktu lama Kay akhirnya tertidur.
"Ayah, gimana caranya memberitahu Kay tentang perjodohan ini?" Tanya Merisa cemas.
"Bunda tenang saja, itu semua biar Ayah yang urus."
"Tapi Yah, gimana kalau Kay menolak?" Tanya Merisa cemas.
"Kay nggak akan menolak permintaan ayah, bagaimanapun Kay harus menikah dengan Ardi, karena ayah sudah berjanji sama Jonny."
"Tapi apa Ardi juga sudah setuju sama perjodohan ini?" Tanya Merisa penasaran.
"Ya, Jonny bilang Ardi sudah menyetujuinya."
"Ya sudah, Bunda mau menyiapkan makan malam dulu."
Merisa ingin memasak makanan kesukaan Kay yaitu sup dan ayam krispi. Setelah satu jam makanan sudah siap. Merisa membantu suaminya duduk di kursi roda dan mendorongnya menuju meja makan.
"Bunda mau panggil Kay dulu."
Merisa menaiki tangga dan berjalan menuju kamar Kay. Dia mengetuk pintu kamar Kay.
Tokk..tokk..tokk..
"Sayang ayo makan malam dulu," ajak Merisa.
Karena tak ada jawaban dari Kay, Merisa membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Kay. Dia melihat Kay sedang tidur nyenyak. Merisa tidak ingin menganggu istirahat anaknya, akhirnya Merisa keluar dari kamar Kay.
Merisa menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan.
"Mana, Kay?"
"Kay tidur, Bunda nggak tega membangunkannya, dia pasti sangat lelah."
"Ya sudah kita makan saja."
Keesokan harinya..
Kay membuka kedua matanya dengan perlahan, dia menatap jam di dinding ternyata udah menunjukan pukul 07.00 pagi. Kay bangun dan turun dari ranjang.
Kay berjalan menuju kamar mandi, setelah selesai mandi dan berpakaian Kay keluar dari kamar dan menuju meja makan.
"Pagi Bunda..Ayah," sapa Kay sambil mencium pipi ayah dan bundanya.
"Pagi juga sayang, gimana tidurnya?" Tanya Merisa.
"Sangat nyenyak, Bun. Kay kangen tidur di kamar Kay."
"Ayo kita sarapan," ajak David.
"Gimana keadaan Ayah hari ini?" Tanya Kay sambil menarik salah satu kursi lalu dia duduki.
"Sudah mendingan. Oya Kay, setelah selesai sarapan ada yang mau Ayah bicarakan sama kamu."
"Baik, Yah," ucap Kay sambil mengambil makanan.
Kay merasa sangat lapar hingga Kay makan dengan sangat lahapnya.
"Pelan-pelan sayang, nggak ada yang mau mengambil makanan mu," goda Merisa.
"Maaf, Bun, habisnya sudah lama Kay tidak makan masakan bunda yang enak ini," ucap Kay sambil mengunyah makanan.
Marisa senang melihat Kay makan dengan lahapnya, dia merindukan suasana seperti ini.
"Kamu sudah selesai Kay?" Tanya David.
"Sudah, Yah," sahut Kay lalu menyeruput susu buatan Merisa.
"Kalau begitu ikut Ayah sekarang, Ayah ingin bicara berdua sama kamu," pinta David.
Kay menganggukkan kepalanya lalu berdiri mendekati ayahnya. Kay mendorong kursi roda ayahnya menuju teras belakang rumah.
"Ayah mau bicara apa?" Tanya Kay sambil duduk disebelah ayahnya.
"Kay, Ayah punya satu permintaan untuk kamu, apa kamu mau mengabulkan permintaan Ayah?"
"Apa itu?"
"Tapi kamu harus janji dulu sama Ayah, kalau kamu nggak akan menolak permintaan Ayah."
"Baik, Yah. Kay janji apa pun permintaan Ayah akan Kay kabulkan."
"Kay, Ayah ingin kamu segera menikah.."
DEG..
Jantung Kay seakan berhenti, dia tidak menyangka permintaan ayahnya adalah untuk memintanya menikah. Kay sudah terlanjur berjanji.
"Tapi, Yah, Kay kan masih kuliah," ucap Kay terkejut.
"Ayah tau, tapi kamu bisa terus kuliah setelah menikah," bujuk David.
"Kenapa tiba-tiba Ayah menyuruh Kay untuk menikah?" Tanya Kay penasaran.
"Karena ayah ingin melihatmu menikah sebelum Ayah meninggal."
"Ayah ini bicara apa? Ayah nggak akan kemana-mana. Kay nggak suka ayah bicara seperti ini lagi, Kay nggak mau Ayah meninggalkan Kay," ucap Kay sambil memeluk David.
"Kay, apa kamu sayang sama ayah?"
"Tentu Kay sayang sama Ayah."
"Kalau kamu memang sayang sama Ayah, maka menikahlah dengan anak sahabat Ayah," pinta David.
"Maksud Ayah apa? mana mungkin Kay menikah dengan orang yang enggak Kay kenal," ucap Kay terkejut.
Kay tidak menyangka ayahnya akan menjodohkannya. Ini sudah zaman modern bukan lagi zaman Siti Nurbaya.
"Kalian bisa saling mengenal setelah kalian menikah, dulu Ayah dan Bunda juga menikah karena dijodohkan, kamu bisa lihat sekarang Ayah dan Bunda hidup bahagia."
"Tapi Yah, itu kan sudah lama, sekarang sudah bukan zamannya lagi," tolak Kay.
"Kay, bukannya tadi kamu sudah berjanji akan mengabulkan permintaan Ayah?" Tanya David.
~oOo~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yeni Maryani
bilang aja sudah punya pacar, jadi kalau disuruh kawin yg tinggal kawin
2021-03-03
0
SriWatini S'Kun
kasihanya arka...
2021-02-12
0
Yuni Yuniarti
ga tega lihat arka.ternyata orang yg selama ini dia cintai dijodohkan dengan kakanya.kisah cinta yg menyakitkan
2020-11-20
1