Arka masuk ke dalam rumah dengan senyuman bahagia di wajahnya.
"Hai ma..pa," sapa Arka sambil mencium pipi mama dan papanya.
"Ada apa sayang, kok kayaknya kamu lagi bahagia banget?" Tanya Lina penasaran.
"Iya ini ada apa, Ka, kok wajah kamu bahagia gitu?" Tanya Jonny yang jadi ikutan penasaran.
"Pa..ma, hari ini Arka bahagia banget," ucap Arka sambil berputar-putar mengelilingi mama dan papanya.
"Sudah sayang berhenti, nanti kepala kamu bisa pusing. Sekarang katakan sama Mama, sebenarnya apa yang bikin kamu bisa sebahagia ini?" Tanya Lina.
"Sekarang Arka sudah punya pacar, Ma. Wanita yang selama ini Arka sukai ternyata juga menyukai Arka," ucap Arka antusias.
"Baru juga punya pacar sudah seheboh ini," ucap Ardi sambil mengambil air mineral dari dalam lemari pendingin.
"Biarin saja, dari pada kakak nggak punya pacar," sindir Arka.
Ardi tak memperdulikan sindiran adiknya, dia melangkah pergi sambil meneguk air mineral yang tadi diambilnya.
"Kakak itu harus cari pacar terus menikah!" Teriak Arka.
"Sudah jangan menganggu kakak kamu," ucap Lina.
"Kapan kamu mau mengenalkan pacar kamu sama Papa dan mama?" Tanya Jonny.
"Masih lama, Pa. Karena kita juga baru mulai pacaran. Arka mau mengenal dia lebih jauh lagi, nanti kalau Arka sudah mantap, baru Arka akan kenalin sama mama dan papa."
Arka memang mencintai Kay, tapi Arka tidak ingin membuat Kay menjadi terganggu karena orang tuannya Dia tau kalau Kay sekarang sedang giat belajar untuk mendapatkan gelar S1 nya.
"Arka mau ke kamar dulu ya, Ma..Pa."
"Ya sudah, sana cepetan mandi habis itu kita makan malam bareng," ucap Lina.
"Ok..siap, Ma," ucap Arka sambil melangkah pergi.
Arka menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya, saat mau ke kamarnya Arka melihat pintu kamar kakaknya terbuka.,Arka melihat kakaknya sedang menatap layar ponselnya. Arka mengetuk pintu kamar kakaknya.
Tok..tok..tok..
"Boleh aku masuk?" Tanyanya kemudian.
Ardi terkejut melihat kedatangan Arka, dia langsung memasukan ponselnya ke saku celananya.
"Masuk saja," sahut Ardi sambil membuka laptopnya.
"Kakak lagi ngapain?" Tanya Arka sambil masuk ke dalam kamar.
"Kamu bisa lihat sendiri kan, kakak lagi mengerjakan tugas kantor," ucap Ardi sambil pura-pura mengecek file-file dalam laptopnya.
"Kakak tadi tersinggung ya sama perkataan aku, aku minta maaf ya kak, aku nggak bermaksud untuk menyinggung perasaan kakak."
"Nggak," sahut Ardi singkat.
Ardi tidak ingin berkomentar banyak tentang pertanyaan adiknya.
Arka penasaran dengan kakaknya, mengapa selama ini kakaknya tidak pernah mempunyai seorang kekasih. Dia sempat mengira kalau kakaknya ini Gay atau suka sama sejenis.
"Aku boleh nanya sesuatu nggak?" Tanya Arka gugup.
Arka takut kalau nanti kata-katanya akan menyinggung perasaan kakaknya. Karena kemarahan Ardi adalah malapetaka baginya. Bisa-bisa nanti dia tidak mendapat tambahan uang saku dari kakaknya yang dingin tapi baik hati.
"Kamu mau nanya apa?" Tanya Ardi yang masih fokus dengan laptopnya.
"Kenapa kakak nggak pernah pacaran?" Tanya Arka gugup.
"Bukan urusan kamu," sahut Ardi dingin.
"Apa kakak nggak suka sama wanita yang ada di kantor atau teman kuliah kakak?"
"Aku nggak suka wanita...karena aku--"
"Apa! kakak nggak suka wanita? jadi benar kalau kakak ini Gay!" Teriak Arka memotong ucapan kakaknya.
"Kamu ini mikir apa sih! ya enggak lah! aku ini laki-laki normal tau," ucap Ardi kesal.
"Terus tadi kakak bilang nggak suka wanita."
"Makanya kalau orang lagi ngomong itu dengerin dulu sampai selesai, bukannya malah memotong pembicaraan orang lain, jadi salah paham sendiri kan," ucap Ardi kesal.
Bagaimana bisa adiknya sendiri berfikiran kalau dirinya Gay, memikirkannya saja bisa bikin muntah.
"Jadi siapa wanita yang disukai kakak? kenapa nggak langsung tembak saja, kalau perlu langsung di lamar," goda Arka.
"Kamu nggak perlu tau, sudah urusin saja tu cewek baru kamu," ucap Ardi ketus.
"Kakak pasti suka saat melihat cewek aku, dia itu orangnya cantik, baik hati dan penyabar," puji Arka untuk pujaan hatinya.
"Kalau kamu suka banget sama dia langsung lamar saja."
"Nggak bisa kak, karena dia itu bukan orang Jogja, jadi nggak bisa langsung lamar. Lagian dia itu lagi serius belajar untuk mendapatkan gelar S1 nya, dia ingin membuat orang tuanya bangga."
"Aku akan sabar menunggunya, nanti jika waktunya sudah tepat aku akan kenalin dia sama kakak, mama dan papa," imbuh Arka.
"Ya sudah sana pergi, aku mau mandi," usir Ardi.
"Aku juga mau mandi, kita mandi bareng ya kak, sudah lama kita nggak mandi bareng," ucap Arka menggoda.
Sudah lama Arka tidak menggoda kakaknya. Karena Ardi selalu bersikap dingin pada siapa saja.
"Ih ogah, sana keluar," usir Ardi sambil mendorong tubuh Arka.
"Aku sayang kakak!" Teriak Arka sambil keluar.
"Dasar anak manja," ucap Ardi sambil melangkah menuju kamar mandi.
Setelah setengah jam Ardi selesai mandi dan keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ardi mengambil ponsel dari saku celananya, dia membuka galeri dan menatap foto wanita yang sangat dicintainya.
"Seandainya dulu aku mempunyai keberanian untuk berkenalan denganmu, mungkin saat ini aku sudah bisa mengetahui siapa nama kamu dan dimana rumah kamu. Aku sudah berusaha mencari mu, tapi aku nggak bisa menemukanmu," ucap Ardi sambil menatap foto wanita pujaan hatinya.
Ardi keluar dari kamar dan berpapasan dengan Arka.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Ardi penasaran.
"Nggak apa-apa," sahut Arka sambil berjalan menuruni tangga.
Mereka berjalan menuju meja makan.
"Ayo duduk sayang, kita makan malam," ajak Lina.
Arka dan Ardi duduk di meja makan. Mereka mengambil makanan dan mulai memakannya.
"Di...kapan kamu mengenalkan cewek kamu sama Papa dan mama?" Tanya Jonny sambil memasukan sesuap makanan ke mulutnya.
"Masih lama, Pa. Kakak saja sekarang nggak punya pacar," sindir Arka.
"Tau dari mana kamu sayang?" Tanya Lina.
"Ya tau lah..kakak kan nggak pernah membawa ceweknya ke rumah, lagian kakak juga selalu sibuk di kantor atau cuma di rumah saja. Kakak kan kalau pergi kemana-mana selalu sendirian," sahut Arka sambil menguyah makanan.
Jonny dan Lina sebenarnya juga tau kalau Ardi orangnya pendiam. Dia tidak ingin membicarakan soal kehidupan pribadinya.
"Ya sudah, kita lanjut makan saja, nanti jika sudah saatnya kakak kamu pasti akan memperkenalkan calon istrinya," ucap Lina.
✓✓✓✓
Hari ini Kay juga merasa bahagia seperti yang Arka rasakan, dia tidak menyangka kalau sekarang dia dan Arka sudah resmi pacaran. Tak pernah terpikirkan olehnya kalau akan secepat ini Arka menyatakan perasaannya.
Baru juga berpisah sebentar, tapi Kay sudah sangat merindukan Arka. Dia sudah tidak sabar untuk menanti esok agar bisa bertemu dengan sang pujaan hati.
"Ada apa denganku, kenapa aku sangat merindukan Arka, padahal baru juga sebentar kita berpisah. Aku ingin cepat-cepat pagi agar aku bisa bertemu dengan Arka," ucap Kay sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Rivaldo Akbar
kasihan juga ya sama ardi gk pernah pacaran di jodohin sama gadis yg dicintai tpi gadis itu cinta sama adikx
2020-12-06
1
Fitry Wijiastuti
udah baca yang ke 2 x nya... masih ttp baper...😁
2020-11-11
3
Ife
yg disukai Ardi ternyata kay...
2020-08-20
1