Nikayla sedang asyik bercengkerama dengan sahabatnya Vero. Vero adalah sahabat Nikayla saat pertama kali mendaftar kuliah di kampus UGM \( Universitas Gajah Mada \). Mereka menjadi kawan dekat. Vero adalah sahabat tempat dimana Nikayla mencurahkan seluruh masalahnya.
"Kamu lagi mikirin apa Kay?" Tanya Vero sambil menyomot kentang goreng milik Kay.
"Aku kangen sama orang tuaku," ucap Kay sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya.
"Baru juga sebulan kamu kuliah disini, sudah kangen saja sama orang tua kamu." Vero melihat kesedihan di wajah Kay.
"Ya itu karena aku nggak pernah jauh dari orang tua aku," ucap Kay sedih.
Ini pertama kalinya Nikayla harus jauh dari kedua orang tuanya apalagi Nikayla adalah anak tunggal.
"Sudahlah Kay, aku tau perasaan kamu bagaimana, tapi kamu harus fokus sama kuliah kamu agar kedua orang tua kamu bisa bangga padamu," ucap Vero sambil menepuk pundak sahabatnya itu.
Walau Vero tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jauh dari kedua orang tuanya tapi Vero bisa mengerti perasaan sahabatnya itu.
"Ya sudah ayo kita ke kelas, waktu istirahat sudah mau habis," ucap Vero sambil menyeruput jusnya sampai habis.
Mereka berjalan menuju kelas, saat Kay mau keluar dari kantin tidak sengaja dia di tubruk oleh seseorang.
Bruuukkk... (Kay pun terjatuh)
"Maaf...maaf, aku tidak sengaja, kamu tidak apa-apa?" Tanya pemuda itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Kay berdiri.
"Kamu punya mata nggak sih! kalau jalan itu lihat-lihat dong, main nyelonong saja!" Teriak Vero marah.
"Aku nggak apa-apa kok," ucap Kay sambil menggenggam tangan pemuda itu lalu berdiri.
"Beneran kamu nggak apa\-apa? kalau ada yang sakit ayo aku antar ke ke rumah sakit," tawar pemuda itu.
"Beneran aku nggak apa\-apa, terima kasih atas tawarannya," ucap Kay sambil mengambil tasnya yang terjatuh.
"Baiklah, sekali lagi aku minta maaf. Oya perkenalkan nama aku Arka," ucap Arka sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Nikayla, panggil saja Kay," ucap Kay sambil menjabat tangan Arka.
"Sudah ayo Kay, nanti kita terlambat masuk ke kelas," ucap Vero sambil menarik tangan Kay.
Mereka akhirnya melangkah pergi meninggalkan Arka. Arka yang teringat akan tugasnya segera berlari menuju ruang dosen.
"Maaf pak saya terlambat mengumpulkan tugas," ucap Arka sambil menyerahkan map di atas meja Pak Faisal yang tak lain adalah dosen pembimbingnya.
"Kali ini saya maafkan, tapi lain kali jangan diulangi lagi," ucap Pak Faisal.
"Baik pak, terima kasih," ucap Arka sambil menjabat tangan Pak Faisal.
"Ya sudah, sekarang masuk ke kelas, kelas akan saya mulai," ucap Pak Faisal sambil mengambil buku mata pelajaran dari atas mejanya.
Pak Faisal dan Arka berjalan menuju kelas, mereka masuk ke dalam kelas.
"Selamat siang anak\-anak," sapa Pak Faisal.
"Siang Pak," sahut semua penghuni kelas.
Arka duduk di samping Tony sahabatnya.
"Bukankah itu Kay," ucap Arka sambil melihat ke salah satu bangku yang tak jauh dari tempatnya duduk.
"Kay siapa maksud kamu?" Tanya Tony penasaran.
"Gadis yang tadi aku tabrak saat aku sedang buru-buru menuju ruang dosen," ucap Arka sambil menatap Kay.
Arka tidak menyangka kalau dia satu kelas dengan Kay. Arka melihat bangku di samping Kay kosong, ia berdiri dan berniat untuk menyapa Kay.
"Hai kamu mau kemana?" Tanya Tony pelan karena pelajaran sudah dimulai.
"Aku mau menyapa Kay," ucap Arka lalu melangkah menuju bangku Kay.
"Dasar gila! kalau kena semprot Pak Faisal baru tau rasa dia," gerutu Tony.
Arka duduk di sebelah Kay. Kay tidak memperdulikan siapa yang sedang duduk di sampingnya, ia sedang fokus mencatat apa yang ditulis oleh dosennya.
"Hai, Kay," sapa Arka yang sontak membuat Kay terkejut.
"Kamu! ngapain kamu disini?" Tanya Kay terkejut.
"Ya belajarlah, masa main," ucap Arka sambil tersenyum manis.
Nikayla juga tidak menyangka kalau ia satu kelas dengan Arka, pemuda yang baru saja dikenalnya.
"Kay, aku boleh dong jadi teman kamu?" Tanya Arka sambil menatap Kay.
"Aku nggak bisa sembarangan berteman dengan orang yang baru pertama kali aku kenal," ucap Kay tanpa melihat Arka.
"Jangan gitu dong, aku kan cuma mau berteman dan tidak ada maksud jahat," ucap Arka memelas.
Vero yang sedari tadi mendengar percakapan Arka dan Kay merasa terganggu karena dia menjadi tidak fokus dengan pelajaran.
"Sudahlah Kay, terima saja. Dari pada dia cerewet terus dan nggak diem\-diem," ucap Vero yang mulai kesal.
"Ya sudah, sekarang kita berteman, tapi aku nggak suka ya di recokin sama kamu," ucap Kay sambil menatap Arka.
"Ok siap, makasih ya Kay," ucap Arka senang.
Mereka kembali fokus pada pelajaran, waktu pun berlalu.
"Sekian pelajaran dari saya, selamat siang." Pak Faisal melangkah keluar.
"Siang, pak," sahut semua penghuni kelas.
Kay dan Vero berniat untuk pulang. Mereka bersiap\-siap memasukan buku ke dalam tas.
"Ka..ayo pulang!" Teriak Tony.
"Ya sebentar.!" Teriak Arka sambil mengambil tasnya.
"Kay mau sekalian bareng nggak, aku akan antar kamu pulang." Arka berdiri di depan Kay.
"Nggak usah terima kasih," tolak Kay. Dia sedang sibuk memasukan buku dan laptopnya ke dalam tas.
"Beneran nie, aku serius lo ini," tawar Arka lagi.
"Beneran nggak usah," tolak Kay lagi.
"Kalau nggak mau ya nggak usah dipaksa!" Seru Vero sewot.
"Ya sudah, sampai ketemu lagi besok ya..bye," ucap Arka sambil melambaikan tangannya dan melangkah pergi.
Kay dan Vero berjalan keluar kelas. Vero mengantar Kay pulang dengan menggunakan mobilnya. Vero melajukan mobilnya menuju rumah kontrakan Kay.
"Mau mampir dulu nggak," tawar Kay lalu membuka pintu mobil.
"Nggak usah aku langsung pulang saja, karena aku ada janji sama mama aku."
"Terima kasih ya sudah mengantar aku pulang," ucap Kay lalu keluar dari mobil.
"Bye, Kay." Vero lalu melajukan mobilnya.
Kay masuk ke dalam rumah. Saat ini Kay sedang mengontrak sebuah rumah sederhana, walau tak besar tapi rumah itu lumayan bagus. Kay sengaja mengontrak rumah, karena ia tidak ingin terganggu oleh orang lain. Selain itu ia juga tak bisa leluasa bergerak jika harus mengontrak satu kamar.
Kay berjalan menuju kamarnya, ia berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Hari ini Kay merasa sangat lelah, tak berselang lama Kay akhirnya terlelap.
**Malam hari**
Kay terbangun dari tidurnya, ia melihat kearah jam yang ada di dinding ternyata sudah menunjukan pukul 19.00. Kay bergegas menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya, setelah selesai mandi Kay mengambil pakaian dalam lemari dan memakainya.
Krucuk..krucuk...
Perut Kay mulai berbunyi, cacing di dalam perutnya udah mulai kelaparan. Kay berjalan menuju dapur dan berniat untuk membuat nasi goreng. Setelah setengah jam nasi goreng siap untuk disantap. Kay mulai memakan nasi goreng itu.
Setelah merasa kenyang Kay kembali lagi kedalam kamar. Kay sangat merindukan orang tuanya, akhirnya Kay berniat untuk menelfon orang tuanya.
Tutt..tutt..tutt...\(Ponsel David berbunyi\)
"Ayah, ada telfon!" Teriak Merisa yang tak lain adalah bunda Kay.
"Angkat saja, bun. Ayah lagi nanggung ini!" Teriak David dari dalam kamar mandi.
Merisa melihat siapa yang menelfon ternyata anak kesayangannya yang menelfon.
"Halo sayang," sahut Merisa sambil duduk di tepi ranjang.
"Halo, bun, gimana kabar ayah dan bunda?"
"Kabar kami baik sayang, gimana kabar kamu di sana? kuliah kamu lancar lancar saja kan?"
"Baik kok bun, kuliah Kay juga lancar."
"Ada apa sayang, malam-malam begini menelfon?" Tanya Merisa. Ia takut terjadi apa-apa dengan anak gadisnya.
"Kay cuma kangen sama ayah dan bunda." Kedua mata Kay mulai berkaca\-kaca.
Kay tidak bisa membendung air matanya yang kini sudah memenuhi kedua matanya, akhirnya air mata itu pun tumpah membasahi kedua pipinya.
"Sayang, kamu harus bersabar ya, ayah dan Bunda juga kangen sama kamu sayang." Merisa tau saat ini anak gadisnya sedang menangis.
"Kapan ayah sama bunda mau menjenguk Kay?" Tanya Kay sambil menahan tangis.
"Tunggu sampai pekerjaan ayahmu selesai, tapi bunda janji nggak akan lama, kamu jangan bersedih ya sayang," ucap Merisa yang tau kalau saat ini anak kesayangannya sedang bersedih.
"Iya, bun, Kay janji nggak akan sedih lagi. Ayah mana Bun?" Tanya Kay. Sedari tadi Kay tidak mendengar suara ayahnya. Kay juga sangat merindukan ayahnya.
"Ayah kamu sedang di dalam kamar mandi." Merisa menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat.
"Ya sudah bun,.titip salam saja ya untuk ayah, karena Kay harus segera tidur, besok Kay ada kelas pagi." Sebenarnya Kay ingin sekali bicara dengan ayahnya, tapi berhubung waktu sudah malam Kay mengurungkan niatnya.
"Baiklah sayang, selamat malam sayang semoga mimpi indah," ucap Merisa lalu mematikan telfon.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Rosa Rosiana
menarik, dari penggambaran awalnya
2023-03-23
0
Sutar Sunarto
𝙜
2022-05-14
0
Momy Victory 🏆👑🌹
Vero itu cewek ya? atau cowok?
2021-08-13
0