" wah, manisnya"
" lembutnya "
" ini kah anggur german, sungguh lezat"
" benar walau langsung di makan tanpa mengupas kulitnya, rasanya begitu nikmat"
Semua pujian itu tertuang setelah memakan anggur yang di bawa naya, nayapun juga tidak bisa tidak mumuji kualitas anggur ini, namun muncul pertanyaan di otaknya, dari mana ifan mendapatkan anggur ini.
" aku tidak salahkan "ucap okta.
" iya kak, terimakasih sudah membongkar kecurangan radit.
" anggur ini siapa yang beli, kenapa malah di buang, padahal aku berani membelinya 50 juta, kenapa malah di buang" ucap okta.
" hah 50 juta kak, itu tidak salah" ucap zeta yang kaget dengan harga yang di ajukan oleh okta.
" tidak itu harga yang wajar, jika bisa menikmati secara langsung tanpa harus menunggu, kalian tau tidak, aku sudah melakukan reserfasi untuk memesan anggur ini selama tiga bulan, apa kalian tau, tadi saya mau mengambilnya ternyata anggurnya sudah habis, aku sungguh sanagat kesal, di kota ini hanya hotel mawar yang punya anggur itu." penjelasan okta sungguh sangat masuk akal.
" itu naya yang bawa kak" ucap zeta,
Okta langsung menatap naya.
" kamu bisa membali anggur ini nay"
" bukan saya kak, itu suami saya ifan yang mebilinya" naya menunjuk ifan dengan canggung.
" aku hanya di kasih teman" ucap ifan.
Okta menatap ifan, ini sudah keduakalinya okta menatapnya, pertakalinya ketika dia masuk keruangan ini secara tidak sengaja mereka bertatapan.
" PEMUDA YANG MISTERIUS" ucap okta dalam hati, mendengar jawaban ifan okta yakin ifan buakan orang sembarangan, walau penampilanya sangat sederhana.
" semuga cepet sembuh ya zeta, saya pamit masih ada urusan " ota langsung pamit setelah menikmati tiga butir buah anggur yang dia sukai.
" terimakasih kak, sudah mau menyempatkan diri menjenguk ku" ucap zeta dengan sopanya,
" tidak masalah" okta langsung pergi dari rumah sakit tempat zeta di rawat.
" kami juga pamit yaa " ucap ku yang di ikuti semua teman se angkatan yang sedang membesok zeta.
" terimaksih semuanya, terimaksih sudah mau menyempatkan diri menjenguk ku.
" cepet sembuh ya" kami meninggalkan zeta yang berbaring sendirian, dengan selang yang menancap pada lengan kirinya.
" setelah ini mau kemana?" ucap ku pada istri ku.
"pulang saja aku lelah hari ini" ucap naya yang merenggangkan tangan tangannya, dia terlihat sangat leleh, wajahnya terlihat layu.
" silahkan tuan putri" ucap ifan yang membukakan pintu, naya tersenyum manis di perlakukan seperti tuan putri,
ifan menyetir dengan santai hari sudah petang, lampu lampu sudah bersinar terang, kota dengan tampilan warna warni sudah menyala memperindah pemandangan kota, jalan jalan masih sangat ramai, kendaraan berlalu lalang dengan barisan antrian panjang di saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah, sudah bukan menjadi rahasia lagi di saat lampu merah ada penjual kaki lima ataupun orang yang meminta minta,
Kota ini masih termasuk kota miskin dengan pertumbuhan ekonomi terendah, kami memasuki kawasan penduduk pinggiran, jauh dari kata layak, wilayah ini di tempati orang di bawah dari kata mampu.
" sayang sudah sampai ayo bangun" ucap ifan membagungkan istrinya yang tertidur sewaktu perjalannan pulang, naya terbagun dengen mengucek ngucek mata nya, keduanya langsung bertatapan, wajah mereka begitu dekat, sampai sampai hampir menempel, ifan terdiam begitu juga dengan naya.
" kamu apa apan sih" ucap naya setelah dia memperoleh momen agar bisa membebaskan diri dari pandangan ifan,
ifan langsung mendorong tubuhnya pada kursi pengemudi.
" maaf maaf "ucap ifan, naya langsung turun dengan wajah memerah, hatinya sangat berdebar debar, naya ber gegas masuk.
" mobil siapa itu?" ucap merry yang berdiri di dekat pintu.
" punya teman ifan" ucap naya yang bergegas ingin masuk kedalam kamar, ifan masih belom turun, dia masih bersandar pada kusi pengemudi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Nani Andriani
kalimatnya gmna nih,,kau kah yg jadi ifan thoor
2025-03-06
0
Waspray Aja
mengapa cerita menantu yg direndahkan selalu istri dan mertua yg merendahkan sang menantu? kenapa gak dari istri yg menghormati istri, terus mertua yg merendahkan sang menantu, itu masih punya alasan utk mempertahankan rumahtangga, tapi kalau istri dan mertua sudah merendahkan apa gunanya dipertahankan? ya mending menjalani hidup sendiri, sambil mencari pendamping yg mau menghargainya
2024-04-14
0
Imam Sutoto
buset dah keren banget lanjut thor
2024-02-28
0