Terlambat
Cuaca yang tadinya panas sekali, berubah menjadi mendung, awan hitam berkumpul mengelilingi memenuhi langit, menutupi cahaya matahari, kelihata sekali mau hujan,
sedangkan Latika yang masih tersedu sedu nangis dihadapan Afriadi seperti anak kecil.
Latika
Maaf pak, aku tak sengaja. Hiks... Hikss...
Afriadi menarik napas panjang dan menganguk.
Latika
Beneran pak hikss...
Sekali lagi Afriadi menganguk.
Latika
Kalau begitu bapak tidak akan tarik biaya siswa ku kan pak?, aku tidak akan disekor kan pak?, bapak tidak akan keluarkan aku dari sekolah kan pak?.
Afriadi menganguk tersenyum.
Latika
(Alhamdulillah tidak ditarik biaya siswaku).
Dengan cepat Latika menghapus air matanya dan pergi meninggalkan Afriadi disana,
dibelakang Afriadi tersenyum lebar.
Bel panjang berteriak nyaring sekali, menandakan waktunya pulang, Latika pun ikut pulang juga tapi bukan seperti mereka pulang kerumah Latika harus bekerja dahulu untuk makan sehari-harinya, bisa melanjutkan sekolah disini saja ia sudah bersukur.
10 menit berlalu, Latika akhirnya sampai ditempat kerja, yah... Sederhana sekali Ia bekerja diresoran bintang 5, untung menejernya baik memberikan ia keringanan. Latika bekerja dari jam 2 sampai jam 10 malam, baik betul ya menejernya, karena menejernya merupakan teman baik ayah Latika, katannya. Gajihnya sih lumayan untuk kebutuhan Latika sendiri.
Latika pun mulai bekerja.
Dari membersihkan meja, mengantar makanan, ini itu... Ini itu...
Waktu memang tak terasa sekarang sudah jam 10 malam, Latika pun pulang kerumah kosan.
Keesokan harinya
didepan gerbang sekolah.
Latika
Pak biarkan saya masuk pak.
Kodir (Sapam sekolah)
Alah... Sudah lambat datang jangan harab dapat masuk.
Latika
Pak boleh lah pak, plisss...
Kodir (Sapam sekolah)
Tidak.
Kodir (Sapam sekolah)
Tidak.
Latika
(Em... Bagaimana ni caranya bisa masuk kedalam).
Aku berpikir mondar mandir.
Kodir (Sapam sekolah)
(Lagia apa ini anak mondar mandir terus).
Tiba - tiba ada mobil yang ingin masuk kedalam, Latika pun menaiki mobil itu dibelakangnya, pak sapam membukakan gerbang untuk mobil itu dan mobil itu masuk aku juga ikut masuk, Latika tersenyum dengan pak sapam.
Latika melambai lambaikan tangan.
Kodir (Sapam sekolah)
Anak itu. . .
Kodir (Sapam sekolah)
Hy! berhenti.
Mobil itu tiba tiba berhenti.
Kodir (Sapam sekolah)
Alama... Mati aku...
Latika pun segera turun tapi sayang sekali Latika tertangkap dengan sapam,
orang yang ada didalam mobil keluar.
Kodir (Sapam sekolah)
Eh... Maaf pak saya bukan berarti ingin memberhentikan bapak tapi anak ini.
Latika memandangi Pak Afriadi dengan takut.
Afriadi
Kenapa dengan dia?.
Kodir (Sapam sekolah)
Ah... Biasa pak anak ini sering terlamabat dan nelotot ingin masuk juga.
Latika
Tapi pak kenapa haya saya saja yang diberi hukuman kenapa tidak dia juga kan, dia juga terlambat, jadi dia harus dihukum juga pak, katanya menciptakan ketepatan waktu tapi kenapa dia juga terlambat, kalau saya saja yang dihukum tidak adil pak, dia juga harus dihukum.
Kodir (Sapam sekolah)
Dasar ini anak, kau tidak tahu apa hah... dia ini kepala sekolah bukan murid.
Latika
Iya! tapi kan sama aja pak...
Kodir (Sapam sekolah)
Ni anak kade bisa dipadahi jua,
anak siapa pang nginini bangangnya.
(Anak ni tak disa dibilangi juga, anak siapa sebenarnya ni pembangkang).
Kodir (Sapam sekolah)
Keluar jadinya bahasa banjar bapak.
Latika
Pandai jua bapak bahasa banjar leh.
(bisa juga bapak bahsa banjar).
Afriadi
Sudah, lepaskan saja dia, memang yang dikatakan dia benar.
Kodir (Sapam sekolah)
(What...).
Latika dilepaskan lagi kali ini,
entah lah yang akan datang nanti macam mana pula.
Comments
MUHAMMAD SYAIFULLAH
beasiswa pak bukan biaya siswa
2023-12-20
0
Chetauruz Erenawaty
thor lanjutkan lun katuju ceritanya,
2022-12-11
0
Aspi Cool
thornta urng Banjar sekalinya Sidin leh
2022-05-13
2