Hancur
Jarum jam terus berlari,
rasa sakit bokong Latika, habis terjatuh tadi belum hilang juga, rasa gugupnya juga tak kunjung hilang sampai sekarang,
lah.... Sekarang malah rasa malu yang melandanya, setiap anak murid lain melihat Latika mereka tertawa, terutama bagi kaum hawa, dijadikan bahan gosip.
Latika duduk termenung sendiri dibawah pohon, taman sekolah.
Sahril
Kacang sekilo berapa?.
Sahril yang tiba tiba datang berbisik ditelinga Latika!
Latika
Aa...
Hhaiiisss... Sahril.
Dengan cepatnya tangan Latika menyubit Sahril, kesalnya.
Sahril
Aduhdududhhhh... Sakit.
Latika masih kesal sekali.
Latika
Kau kenapa ketawa senang ya, melihat teman menderita?.
Sahril
Haha... Engak, cuman lucu aja, haha...
Latika
Jangan ingatkan aku.
Sahril
Haha... Lagian kenapa kau bertanya seperti itu.
Latika
Itu pertanyaan dari Salasiah, dia yang memberikannya.
Sahril
Tapi kenapa kau ucapkan.
Latika
Itu... Itu karena aku gugup.
Sahril
Yak biasanya kau gugup, apa kau kenal bapak itu?.
Latika
(Aaah... astaufirullah, aku lupa mengembalikan ponsel bapak, sebentar lagi jam pulang).
Latika
Aaaa... Sahril, aku duluan ya, ada perlu sedikit.
Dengan cepat Latika meningalkan Sahril tampa mendengarkan lagi apa yang ia bicarakan.
Sahril
Ya, mau aku temani tidak...
Latika
(Tapi bapaknya ada dimana? ya).
Latika
(Mungkin diruangan kepala sekolah).
Dengan cepat Ia berlari menuju ruang kepala sekolah,
tampa menghiraukan ucapan gadis - gadis yang duduk ngrumpi dipojok sana.
Siswi sekolah
Eh... Eh... Itu cewek yang tadi!.
Siswi sekolah
Iya, yang bilang kacang sekilo berapa kan.
Siswi sekolah
Tapi mau kemana dia, terburu buru amant.
Setelah 2 menit Latika berlari lari akhirnya sampai juga diruangan kepala sekolah.
Latika
(Hah... Harus kasih baik baik, dan minta maaf, jika tidak habislah biaya siswaku ditarikknya).
ketika Latika ingin mengetuk pintu,
tiba tiba saja Bapak Afriadi itu keluar,
ia berdiri dihadapan Latika menatapnya, seketika Latika jadi gugup,
dengan tangan gemetar ia menyorongkan ponsel milik Afriadi.
karena gugup tangannya gemetar hebat seperti gempa bumi,
belum sempat Afriadi mengambil,
ponsel yang dalam gengam Latika pun,
Brakk... Terjatuh, terhempas dengan kerasnya kelantai.
Ariadi hanya menatap kosong ponselnya yang hancur, layarnya retak, bodinya pecah,
kalau dilihat poselnya mahal.
Latika
Hueeekkkk... Maaf pak... Tak sengaja... Hiks heheeee...
Dengan menangis seperti anak kecil, Latika mengambil ponsel yang mahal itu, dan dengan tangan gemetar memberikannya kepada pemiliknya.
Afriadi mengambil ponselnya, dengan tidak berkata sedikit pun
hanya tersenyum tipis melihat Latika menangis seperti anak kecil.
Comments
Aufa Assurya
sakit perutku thoorrr... ngakak abis
2020-11-02
1
Cicik
aduk kon ganti
2020-08-06
0
💕Řëńà&Ŕèšțî💕
lucu thor lanjut,,,
2020-04-05
2