Meskipun Andro sudah pernah mengalahkan Orc raksasa Sebelumnya, tetap saja ia masih merasa tegang saat menghadapinya lagi. Apalagi saat ia bertarung di lantai 13 yang merupakan lantai misterius yang ditakuti para pemburu.
Rumor tentang menghilangnya para pemburu terbaik yang berburu di lantai 13 juga ikut mempengaruhi Andro.
Pemuda itu mulai gemetar dan seketika mulai merasa tegang saat serangan kilatan api miliknya tak bisa menembus sang monster.
Ia beberapa kali mengusap peluh yang membasahi keningnya, raut wajah frustasi mulai terlihat jelas di matanya.
"Kilatan Api!" kembali Andro menggunakan teknik sihirnya saat makhluk itu hendak menerkamnya.
Namun lagi-lagi ia harus kecewa karena kilatan api darinya hanya membuat makhluk itu semakin marah dan menyerangnya secara brutal.
Andro berusaha menghindar saat makhluk itu juga mampu mengeluarkan semburan api dari mulutnya. Ia tak mengira jika Orc sepertinya memiliki semburan api seperti seekor naga.
Dengan wajah yang panik Andro berusaha melarikan diri, dan berusaha keluar dari lantai 13.
Tapi Ia terkejut saat tiba-tiba pintu ruangan itu menutup sendiri secara otomatis.
Ia berusaha menggedor-gedor pintu itu. Namun pintu itu tak kunjung terbuka seolah seseorang sengaja menguncinya dan membuatnya terkurung di lantai itu.
Saat ia mulai frustasi dan merasa dirinya akan mati di tangan sang monster, bayangan Valeri pun tiba-tiba muncul di depannya.
Gadis itu memberikan semangat kepadanya agar ia tetap bertahan dan memusatkan konsentrasinya untuk mengahadapi sang monster. Ia juga memintanya mempercayakan sepenuhnya kepada pedangnya.
Valeri mengatakan jika pedangnya akan menyelamatkan ia dari sang monster. Untuk itulah ia hanya perlu menyatu dengannya agar kekuatannya keluar.
Andro pun mulai memejamkan matanya, seperti biasa ia selalu mendengarkan semua nasehat Valeri ia tahu jika Valeri ia tahu jika Valeri jika mustika itu adalah jiwa dari Valeri yang akan selalu menolongnya dan mohon bantuannya menghadapi para monster.
Dia merasakan tubuhnya seketika melayang di udara. Ia merasakan sebuah aliran listrik mulai mengalir dalam tubuhnya seperti mengisi kembali kekuatannya yang mulai menghilang.
Saat pedangnya mengeluarkan cahaya, ia merasakan tubuhnya benar-benar ringan hingga melesat kesana kemari sambil memainkan pedangnya.
Melihat Andro berputar-putar di depannya membuat sang monster merasa marah dan berusaha menangkapnya.
Ia sengaja mengarahkan sang monster kearah cahaya. Ia kemudian mengarahkan pedangnya ke arah cahaya hingga memantulkan sinar yang membuat sang monster merasa silau dan menutupi matanya.
Andro tak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia segera melesat dan menebaskan pedangnya tepat mengenai punggung sang monster hingga ia mengaum kesakitan.
Ia menggerakkan tangannya berusaha menghajarnya, namun dengan cepat Andro langsung menghindarinya.
Kali ini ia berusaha menggabungkan kekuatan sihirnya dengan pedangnya.
Ia sengaja melemparkan pedangnya kearah Orc raksasa itu dan melepaskan kilatan api kearahnya.
"Kilatan api!" serunya
*Bluuurr!!
Seketika kilatan api itu merubah pedangnya menjadi sebuah pedang api seperti milik kesatria dalam dongeng yang selalu dibacanya.
Andro segera menangkap pedang itu dan menebas leher Sang monster hingga tumbang seketika.
Setelah mengambil batu mustika milik sang monster iapun menghampiri Nana yang bersembunyi di balik batu, namun sialnya ia tak menemukan gadis itu.
Ia kemudian mencarinya karena khawatir jika seekor monster akan menyakitinya.
Saat hendak meninggalkan tempat itu, ia melihat Perseus tumbang di depan Goblin raksasa.
Ia segera menyambar tubuh lelaki tua itu saat sang Goblin hendak menghunus pedangnya kearah pria itu.
Ia meletakan tubuh Perseus dan menggunakan teknik yang sama dalam menghadapi Goblin itu..
Dengan pedang apinya ia berhasil menumbangkan sang Goblin dan mendapatkan mustika orange darinya.
Ia kemudian memapah Perseus dan membawanya keluar dari lantai 13.
Saat ia kesulitan membuka pintu ruangan itu Perseus memberikan lencana miliknya untuk membuka pintu itu.
Benar saja, pintu itu langsung terbuka saat Andro menempelkan lencana kehormatan milik Perseus.
Saat keluar dari pintu Karrie dan Halios langsung menghadangnya.
Kedua panglima kesatria itu begitu terkejut saat melihat sang Ketua sekarat.
"Ketua, apa yang terjadi denganmu!" serunya
Andro buru-buru memberikan Perseus kepada kedua panglima itu.
Ia segera berlari meninggalkan mereka untuk mencari Nana yang tiba-tiba menghilang. Namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan kembali menghampiri Helios dan Karrie untuk menanyakan tentang Nana kepadanya.
Karena keduanya terus berdiri di depan pintu lantai 13, ia merasa yakin jika mereka berdua melihat Nana jika Gadis itu benar-benar keluar dari lantai 13
"Apa kalian melihat seorang gadis kecil keluar dari sini?" tanya Andro
"Kami hanya melihat seorang gadis pengantar makanan keluar dari tempat ini. Dari ciri-cirinya dia memang hampir mirip dengan yang kau beritahukan," jawab Karrie
"Gadis pengantar makanan??" Andro tampak mengerutkan keningnya mendengar jawaban Karrie
"Kalau boleh tahu kemana ia pergi?" tanya Andro
"Ke lantai 12," jawab Karrie
Sementara itu Nana tampak pasrah saat ia gagal menyerang para semut monster itu.
"Apa ini karma yang harus ku tanggung karena sudah mengkhianati Andro yang begitu baik padaku," ucapnya lirih.
"Jika memang ini akhir hidupku, maka aku pun pasrah," ucap Nana berlinang air mata
Ia begitu pasrah jika maut akan menjemputnya hari itu.
Saat semut-semut itu mulai menggerakkan antenanya kearah gadis itu, sebuah kilatan api berhasil menghanguskan mereka.
"Andro??"
Nana begitu malu saat mengetahui Andro kembali menolongnya. Ia tetap tak mengerti kenapa ia tetap menyelamatkannya meskipun ia sudah menjebaknya.
"Kenapa kau menangis, kau pasti sangat ketakutan di sini," ucap Andro kemudian mengusap air matanya
"Bukan itu, aku hanya merasa malu karena kau tetap menyelamatkan aku meskipun aku sudah menjebak mu di lantai 13," jawab Nana
Gadis itu kemudian menceritakan semuanya kepada Andro, ia bahkan mengaku jika ialah yang sudah mengunci pintu lantai 13 saat ia pergi meninggalkannya.
Meskipun begitu Andro tidak marah dan tetap memaafkan Nana.
Dari cerita Nana, Andro menyimpulkan jika dalang dari semuanya adalah pemilik restoran. Namun ia tak berani melaporkan hal tersebut kepada Yolanda ataupun Ketua Klan Kesatria.
Ia takut jika Nana akan mendapatkan hukuman karena ia tahu jika Nana juga terlibat dalam kasus itu.
Saat melihat Nana yang terus menangis Andro pun berusaha menghiburnya.
"Aku tahu kau melakukannya karena tidak tahu apa yang direncanakan oleh bosmu itu, kau bahkan tak tahu kalau ia berusaha membunuhmu untuk menghilangkan jekak, setelah melakukan serangkaian kejahatan kepada para pemburu," ujar Andro
Merasa di jebak oleh bos sendiri, Nana pun menyimpan dendam kepada wanita itu. Ia bahkan akan pergi ke restoran untuk menghancurkan tempat itu. Namun Andro melarangnya karena ia tahu Nana akan terluka jika nekat menyerang restoran itu seorang diri.
Andro memilih menceritakan kejadian itu kepada Valeria.
Malam itu Valeria mencoba mendatangi restoran itu, untuk melihat siapa pemiliknya. Tapi Anehnya, Restoran itu tiba-tiba saja menghilang saat ia menyambangi tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
klu sdh ketahuan kebusukan nya langsung menghilang tu Restoran...Nana jangan diulang lagi ya kebodohan mu
2023-08-02
1
💞ålmå¥rå🌸
lagi lagi valeri datang datang menyelamatkan andro
2023-07-18
0
🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S
berkali" dihianati andro selalu memaafkan nana is the best bngt... kalo aq mah ogah percaya lagi sama orang seperti itu...
2023-07-15
0