9. Jomblo Laku

...Kilas balik....

Setelah ustad Adi pamit dengan Om Anggara meruqyah Siswa Siswi SMA BERKARYA. Farrel merasakan getaran di gelangnya. Getarannya begitu kuat seolah menuntun Farrel ke suatu tempat. Farrel minta Keenan mengikutinya. Sampailah mereka di taman kecil dimana Okta menghilang.

Pada saat itu mereka melihat sosok yang dilihat Okta. Seorang Pria yang rupawan.

Tidak ada perasaan takut baik itu Farrel atau pun Keenan.

Sosok itu mengatakan Okta berada di tempat yang aman. Saat ini ada serangan makhluk astral di Camping Ground karena kiriman dari musuh bisnisnya Pak Anggara. Dan juga ada orang yang ingin berniat jahat terhadap Okta. Seseorang berencana menjebak Okta di malam itu. Untungnya sosok itu cepat mengetahui dan segera melindungi Okta. Setelah dirasa keadaan benar-benar aman. Okta pun dikembalikan ke kediaman Farrel. Itu pun setelah satu minggu kejadian. Okta sama sekali tidak mengetahui ada terror horor di Camping Ground. Yang Okta ingat mimpi indahnya bersama Lian. Dan itu pun cuman semalam.

...Kilas balik selesai....

Seminggu kemudian di Sekolah.

"Okta, seminggu ngilang kemana?" tanya Via di kelas, Enny dan Ana juga penasaran.

"Seminggu? Perasaan cuman semalam." Jawab Okta. "Kalian jahat ninggalin aku sendirian di kamar mandi," Okta mencubit gemes sahabatnya.

"Emang Kak Jimmy, Kak Dilfa gak cerita?" Ana bertanya sambil mengelus tangannya yang sakit.

Okta mengangkat bahu dan juga kedua tangannya.

Ana menarik nafas mengingat kejadian malam itu. "Gue ketemu setan."

"Serius?" Okta tak percaya.

"Ini gue yang lihat sendiri Okta. Sebelumya ada yang ngajak ngomong gue. Setelah gue keluar toilet, orang yang di sebelah gue sudah gak ada, di luar toilet gue melihat ada wanita berambut panjang, berbaju hitam melayang, pas gue tengok orangnya menghilang. Trus Aldi waktu asik nyanyi-nyanyi juga disamperin sundel bolong, di depan tenda kita semua ada penampakan pocong, Bu Siska dan Guru yang lain juga mendengar ada suara kuntilanak." Ana merinding.

"Bukan cuman itu, kesurupan massal juga." Sahut Via.

"Waduh serem. Untung aku gak ngalamin," Okta mengelus dada.

"Malam itu loe kemana? Kak Dilfa nangis cari loe Okta." Enny cerita yang membuat Okta syok mendengarnya.

"Kak Dilfa nangis?" Okta sedih, dia tau betul bagaimana perhatian Kak Dilfa dan Bang Keenan kepadanya.

"Malam itu aku keluar kamar mandi sendirian, benar-benar sendirian entah dimana kalian, saat melewati taman kecil aku bertemu seorang Pangeran sangat tampan, matanya yang sipit, hidungnya yang mancung, rambutnya yang hitam, senyumannya yang manis pokoknya mirip Oppa Korea lah, dia ngajak ke sebuah taman yang luar biasa indah. Eh gak taunya hanya mimpi." Okta merona.

"Masa mimpi bisa satu minggu." Kali ini Ana yang tidak percaya.

"Jika bisa, jangan pernah bangun dari mimpi itu." Kata Okta.

"Bagaimana dengan Kak Jimmy?" tanya Ana.

"Kak Jimmy? Maksudnya?" Okta tak mengerti.

"Kamu ingin mimpi itu jadi kenyataan? Terus Kak Jimmy mau kamu lupakan gitu?" tanya Ana lagi.

"Namanya juga mimpi An, ya gak mungkin lah." Jawab Okta.

"Misalkan Kak Jimmy suka sama Cewek lain, gimana?"

"Ana loe hari ini kenapa?" Enny semakin gak suka dengan pertanyaan Ana ke Okta.

"Gue cuman ngetes seberapa besar sukanya Okta ke Kak Jimmy." Jawab Ana.

"Biar mereka sendiri yang ngetes gak usah orang lain." Enny kesal.

"Jangan-jangan loe suka sama Kak Jimmy?" Via menaruh curiga kepada Ana.

"Siapa sih yang gak suka sama Kak Jimmy yang tampan, pintar, tajir. Bukan begitu Okta?" Ana lagi-lagi melempar pertanyaan kepada Okta.

"Maaf ya, aku suka Kak Jimmy bukan karena dia tajir. Aku suka dengan Kak Jimmy karena aku merasa nyaman, dan hati ini merasa tenang." Jawab Okta dengan muka tidak senang, emang Ana pikir dirinya Cewek matre apa, batin Okta.

"Ana, loe hari ini kenapa sih? Kok gue ngerasa loe aneh. Apa ada yang ingin loe omongin ke kita?" tanya Enny.

"Sama, gue ngerasain hal yang sama." Sahut Via.

"Gue memang suka sama Kak Jimmy, tapi Kak Jimmy gak suka sama gue. Kan bukan cuman gue yang suka, semua Siswi di sini juga suka Kak Jimmy. Sorry ya Okta kalo gue hari ini nyebelin." Ana merangkul Okta.

"Yuk ke lapangan, hari ini pertandingan basket kelas Kak Dilfa." Ajak Enny. Mereka pun menuju lapangan basket, dengan muka yang agak masam.

SMA BERKARYA selama 2 minggu kedepan memang mengadakan berbagai lomba, tujuannya agar Siswa Siswi segera move on dari teror horor seminggu yang lalu.

Sedang berlangsung pertandingan basket kelas XI.1 vs XII.1. Dan yang menang tentu saja kelas Dilfa.

"Capek Kak, ini buat Kak Dilfa." Enny memberikan air mineral kepada Dilfa.

"Makasih cantik." Dilfa mengambil pemberian Enny dan langsung meminumnya.

"Yank, lapin dong." Jimmy meminta Okta melap keringat di wajahnya.

"Lap sendiri napa." Cibir Okta.

"Ya udah kalo gak mau, tuh banyak yang mau." Jimmy hendak melangkah ke arah fansnya tapi tangannya ditarik Okta.

"Gitu aja marah." Okta melap keringat Jimmy.

"Ihhh gemessssss." Jimmy mencubit hidung mancung Okta.

"Bisa gak sih jangan bucin, jiwa kejombloan kita meronta." Rengek Via.

"Hmmmm Kakak juga jomblo." Bisik Ferdy.

"Sama dong Kak." Kata Via.

"Biar kita gak jomblo gimana?" Goda Ferdy.

"Pacaran Kak." Jawab Via

"Pacaran yuuuukkk!"

Dilfa, Jimmy, Okta, Ana, Nata, Enny, Via dibuat melongo.

"Fer, loe lagi nembak?" Nata mengerutkan dahinya.

"Iya, gue serius ini. Via kita pacaran yuk!"

"Ya udah ayoookkkk."Jawab Via.

Segampang itu nembak cewek. Batin Nata.

"Kayaknya tinggal Dilfa, Nata yang masih jomblo." Ejek Jimmy. "Kalian berdua normal kan?"

PLAAK! Jimmy kena tampol Dilfa dan Nata.

"Sialan loe!" maki Dilfa

"Becanda gue," Jimmy kesakitan. "Yank, sakit." Maksudnya sih minta dimanja Okta eh gak taunya dapat cubitan yang keras dipinggangnya. "AAWW!"

"Rasain!" Kata Okta.

Dilfa memeluk Okta. "Makasih dek." Matanya mengejek Jimmy.

"Okta, temenin gue ke toilet." Bisik Ana.

"Ok, yuuukkk. Kak Dilfa, Kak Jimmy aku ke toilet bentar ya, titip Enny." Okta pun berlalu.

Okta dan Ana menuju toilet yang tidak begitu jauh dari lapangan basket.

"Oh ya Okta ini buat kamu." Ana memberikan minuman kaleng. "Tunggu bentar ya," Ana masuk ke toilet.

"Okta." Panggil Aldi.

"Hai Aldi!"

"Ngapain di sini, sendirian lagi. Tumben biasanya rame?" tanya Aldi.

"Lagi nungguin si Ana." Jawab Okta sambil meneguk minumannya.

"Aku nungguin lo, kamu kan janji ke ulang tahun ku." Aldi menunjukkan kecewanya.

"Maaf Aldi, aku lupa." Pandangan Okta berkunang-kunang, terasa sakit di kepala, tiba-tiba semua menjadi gelap.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Queen

Queen

pasangan yg aneh 🤣🤣🤣

2023-11-20

1

Queen

Queen

Hmmm ada yg mau nikung rupanya.

2023-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!