5. Idola

Berkat usaha Nata, Ferdy dan Jimmy mengumpulkan bukti dan juga saksi-saksi, akhirnya Rini CS di keluarkan dari sekolah karena terbukti sering melakukan pembullyan dan juga kekerasan dalam lingkungan Sekolah. Semua yang pernah di bully oleh Rini sebagian besar mengaku dibully karena mereka menyukai Dilfa. Ada yang mengalami trauma karena perlakuan Rini dan teman-temannya. Sikap mereka sungguh tidak bisa di toleransi. Bila dibiarkan, akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi psikologis korban bullyan. Dilfa yang merasa namanya dibawa-bawa atas aksi Rini dan teman-temannya mengaku tidak pernah tahu ada kejadian seperti itu. Dan Dilfa meminta maaf atas nama pribadi, karena menyukai dirinya mereka jadi korban bullying.

Okta keadaannya perlahan membaik, di hari ini ia kembali ke Sekolah. Penampilannya sekarang lebih cantik dan lebih ceria dari sebelumnya. Okta ingin menikmati masa putih abu-abunya.

"Oktaaaaaaaaa," panggil Enny di parkiran Sekolah.

"En, yukkk ke kelas," Okta menggandeng lengan Enny. "Dah Kak," lambai Okta ke Dilfa.

Dilfa melambaikan tangannya ke Okta dan juga ke Enny. Enny merasakan jantungnya dag dig dug der, pesona Dilfa membius dirinya. Bagaimanapun caranya Dilfa akan jadi miliknya, tekad Enny.

Okta dan Enny masuk ke kelas mereka.

"Udah tau belom, Rini CS dikeluarin dari Sekolah," ujar Enny.

"Oh ya?" ada perasaan lega dan bahagia di hati Okta mendengarnya. Jujur Okta tidak ingin lagi kejadian yang menimpa dirinya terulang lagi. Dia harus kuat dan melawan kali ini. Tidak akan ada lagi orang yang berani menindasnya. Okta yang sekarang berbeda dengan Okta sebelumnya. Aku harus kuat, batin Okta.

"Iya, sebelumnya gak ada yang berani laporin mereka. Berkat Kak Jimmy, Kak Nata, Kak Ferdy akhirnya mereka yang sering dibully Rini melapor ke Kepsek." Enny merasa puas.

"Okta, ini ada titipan buat kamu." Via dan Ana menghampiri dengan dua buah kantong plastik di tangan mereka.

"Apa ini?" tanya Okta sambil mengintip isi kantong plastik.

"Ini coklat dari Aldi, snack dari anak kelas sebelah, roti juga dari Kakel, pokoknya banyak deh." Ana menaruh bungkusan plastik ke meja Okta.

"Cieeee cieeee jadi idola baru ni ye." Goda Enny.

"Apa an sih." Pipi Okta memerah. "Ya udah dibagi-bagi sana sama yang lain, sayang mubazir," Okta mengedipkan matanya.

"Nggak nyangka ya, Kak Dilfa banyak fansnya." Via sambil mengunyah coklat.

"Iya gue salah satunya." Sahut Enny.

"Yang bener? Untung loe gak jadi korban Rini." Kata Ana.

"Mana berani mereka sama gue. Yang ada gue yang bully mereka. Belum tau mereka siapa gue." Enny menyilangkan kedua tangannya.

"Emang loe siapa?" tanya Via.

"Gue Enny, calon pacarnya Dilfa." Jawabnya lantang.

"Yeeee, emang Kak Dilfanya mau?" tanya Okta.

"Bantuin ya Okta. Please! Bantu in ya." Enny mengedip-ngedipkan mata genitnya.

"Hmmm gimana ya?" Okta menaruh telunjuk di dagunya dan memonyongkan mulutnya.

"Ada film baru, mau nonton? Nanti gue traktir." Bisik Enny.

"Ogah ah." Okta tertawa.

"Oktaaaaaaaaa!" Enny cemberut.

......................

Di kelas XI.1.

Dilfa direpotkan teman-teman cowoknya yang pengen kenalan sama Okta. Ada yang nitip surat cinta, coklat, bunga dan lain-lain. Sebenarnya bisa aja sih langsung dikasihkan ke Okta, tapi mereka takut dengan Dilfa.

"Dilfa, hmmm boleh gak minta nomernya Okta?" tanya Aci teman sekelas Dilfa.

"Minta sendiri sana sama orangnya." Jawab Dilfa.

"Ya udah gue ke kelas Okta, dah Dilfa." Aci melambaikan tangannya dan melemparkan senyum kepada Dilfa.

"Dilfa, kasih dong nomornya Okta?" kali ini Brando dengan wajah imutnya.

"Kalo gue kasih, gue dapat apa?" tanya Dilfa.

"Gue kasih banyak top up diamond FF buat loe." Jawab Brando.

"Gue maunya uang cash. Minta aja sana sama orangnya. Awas loe Adik gue jangan loe macam-macam in. Pacar loe kan banyak." Dilfa melotot.

"Gak berani gue. Oke Dil." Brando keluar kelas.

"Dilfa." Sekarang Regi yang menghampiri.

"Apa lagi sih? Mau minta nomor WA Okta?" tanya Dilfa.

"Nggak, ini buat loe. Dari kelas XI.4." Regi menyerahkan kotak kado berbentuk love warna merah jambu dan juga sekuntum bunga.

"Oh, iya. Dari siapa?" tanya Dilfa.

"Udah, buka aja kadonya. Nanti loe bakalan tau siapa namanya." Jawab Regi.

"Ok, terima kasih ya." Dilfa mengambil kado dan menaruhnya di atas meja.

"Dilfa gue mau ngomong sama loe." Jimmy duduk samping Dilfa.

"Apa an sih, pinjam duit ." Ejek Dilfa.

"Weiiii jangan lupa ini Sekolah punya gue." Jimmy mengeraskan suaranya.

"Huaaaa, abis mau ngomong apaan." Dilfa ketawa.

"Gue suka sama Okta." Aku Jimmy.

"Hah serius loe?" Mata Dilfa melotot.

"Ya iya lah, dia cinta pertama gue." Jimmy serius.

"Kena pelet Okta loe ya?" canda Jimmy.

"Gue gak dipelet tapi dikentutin." Jimmy ketawa sambil mukul meja.

"Gila ini anak, dimana-mana orang jatuh cinta karena rupa, ini karena kentut." Nata nyahut.

"Iya gue emang sudah gila. Ayo bantu gue Dil!" mohon Jimmy.

"Yah punya saingan gue." Ferdy menepuk jidatnya.

"Maksud loe?" Jimmy menatap Ferdy.

"Gue Juga suka Okta, waktu pertama kali kita ketemu di Kantin. Tapi kalo loe suka dia gak apa. Cinta tak harus memiliki." Ujar Ferdy.

"Semua terserah Okta, gue gak berhak mengatur hatinya. Gue pengen jangan karena perkara hati persahabatan kita berakhir." Dilfa menenangkan.

"Jujur gue suka sama Okta, tapi kan gue nggak tau dia suka apa nggak. Jadi tolong jangan pernah loe nyakitin dia, kalo sampai kejadian loe berhadapan dengan gue." Ferdy bicara dengan tulus.

"Makasih Bro, gue janji kalo Okta nerima gue, nggak akan pernah nyakitin dia." Jimmy memeluk Ferdy.

"Bantuin gue, ini titipan gue taruh dimana?" tunjuk Dilfa ke meja yang penuh dengan hadiah untuk Okta.

"Gila adik mu Dilfa," Ferdy geleng-geleng kepala.

"Juga membuat gila hidup gue." Sahut Jimmy.

"Dasar bucin." Cibir Nata." Sebentar lagi acara ulang tahun Sekolah, di Camping Ground tempat keluarga gue. Tembak aja Okta di sana." Saran Nata.

"Apa boleh Dilfa?" Jimmy meminta persetujuan Dilfa.

"Hmm nembak pake apaan loe ?" usil banget si Dilfa

"Ya nembak dengan cinta lah , masa nembak dengan 'ehem ehem' yang ada nanti gue di sunat loe." Jimmy kabur setelah dilempar Dilfa sepatu.

...----------------...

Bel sekolah berbunyi. Anak-anak dan seluruh Staf Pengajar berbaris di lapangan. Kepala Sekolah mengumumkan perayaan ulang tahun Sekolah tahun ini akan dilaksanakan di Camping Ground selama dua hari satu malam. Sontak semua antusias mendengarnya.

"Besok sabtu pagi pukul 6 sudah ada disekolah, bawa perlengkapan sendiri, pukul 06.30 berangkat pakai bis Sekolah. Saya tidak suka kata TERLAMBAT, mengerti!" perintah Kepsek.

"Mengerti pak." Jawab anak anak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

manusia hidup

manusia hidup

wkwkwkwkwkkwk

2023-11-29

1

Queen

Queen

Astagaaaaaaa 🤣🤣🤣🤣😜

2023-11-20

1

Queen

Queen

Aci, Brando, Regi hmmm namanya sangat familiar 🤔

2023-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!