"Kentut, kentut, apa sih yang kalian bicarakan. Kebanyakan baca komik jadi halu," Ujar Keenan
"Bang, ini yang ngalamin bukan aku sendiri lo, Jimmy juga. Sebelumnya di kelas Jimmy ngasih Okta sebuah gelang, nah setelahnya Okta kentut Bang, nah disinilah kami sekarang." Terang Dilfa.
"Tapi kenapa waktu terakhir Okta diculik dia tidak bisa melarikan diri, dua hari setelahnya baru bisa ditemukan di bandara." Ingat Keenan.
"Apa karena waktu itu Okta gak pakai gelang Bang. Gelang itu ada bersamaku sejak terakhir kali kami bertemu." Kata Jimmy.
"Oh iya, aku pernah dengar dari salah satu penculik. Gelang yang dipakai Okta ada simbol keluarga Arshaka klo ga salah," terang Jimmy lagi.
"Arshaka, sepertinya Bang Keenan punya sahabat dari keluarga Arshaka, bentar ya," Bang Keenan mengambil ponsel dan melakukan panggilan.
"Kak Dilfa, Bang Keenan," panggil Okta.
Dilfa yang dengar namanya dipanggil berlari ke kamar Okta disusul Jimmy.
"Gimana udah baekan?" Dilfa duduk di samping sambil memegang dahi Okta.
"Iya Kak udah mendingan, ngomong-ngomong siapa yang balikin gelangku yang hilang Kak?" tanya Okta.
"Okta, selama ini gelang itu ada bersamaku, coba perhatikan apa kamu ingat aku?" tanya Jimmy.
Okta mengerutkan dahinya sambil menatap lama wajah Jimmy berusaha untuk mengingat sesuatu. "Maaf Kak, aku gak ingat apa-apa," Okta menggelengkan kepala.
Ada perasaan sedih di hati Jimmy, padahal selama ini dia tidak pernah lupa bahkan terus mencari keberadaan Okta. Apa yang sebenarnya terjadi selama ini. Dia berharap Okta suatu hari nanti akan mengingatnya.
"Dek coba ceritain ke Kakak, siapa yang jahatin kamu?" tanya Dilfa.
"Aku gak kenal Kak siapa mereka, yang pasti salah satu dari mereka suka sama Kak Dilfa. Dia mengancam ku supaya gak dekat-dekat Kak Dilfa." Cerita Okta.
"Kata Bang Keenan ada bekas tendangan di kaki kamu Okta," tunjuk Jimmy
"Astagaaaaaaa, kok sampai gini dek," Dilfa melihat bercak warna biru keunguan, juga warna merah di pipi Okta, Dilfa menahan amarahnya." Gila ini gak bisa dibiarin."
KRIINNG! KRIINNG!
"Hallo Nat, ada apa?" Dilfa menjawab telpon Nata.
"Dil coba lihat video yang gue kirim!" terdengar suara Nata.
Dilfa, Jimmy melihat video yang dikirim Nata. Video saat Rini dan teman-temannya masuk ke dalam kelas Okta dan melakukan kekerasan terhadap Okta. Sangat jelas terlihat dan terdengar seluruh pembicaraan mereka.
.
"Rini, awas loe ya!" Dilfa emosi tingkat dewa.
"Gue pastikan Rini dan teman-temannya akan mendapatkan imbalan atas perbuatan mereka." Jimmy mengambil ponsel Dilfa dan bicara dengan Nata, "Nat, gue minta tolong cari bukti kekerasan yang pernah Rini dan teman-temannya lakuin. Gak bisa dibiarin, ini sudah di luar batas."
"Ok Jim, gue dan Ferdy akan cari bukti sebanyak-banyaknya." Nata menutup panggilan.
"Kak Dilfa apa menyukai Rini?" tanya Okta.
"Gak, setelah melihat perbuatannya tidak akan pernah Kak Dilfa menyukai orang seperti itu!" Dilfa sangat emosi.
"Apa Kak Dilfa pernah menolak Rini?" Okta terus bertanya.
"Kak Dilfa sama sekali tidak pernah tahu kalo Rini menyukai Kakak. Dan Rini juga tidak pernah mengungkapkan perasaannya. Seingat Kak Dilfa, Kakak tidak pernah menyinggung atau mempunyai masalah dengannya." Jawab Dilfa.
"Gak pernah nyangka, orang seperti loe ada yang suka. Gue kira loe gak suka Cewek, karena selama ini loe menghindar dari Cewek." Ujar Jimmy.
"Loe kira gue apa an!" Dilfa meninju pundak Jimmy.
"Ampun, bercanda gue." Jimmy mengusap pundaknya.
"Kak Dilfa, kenapa belum punya pacar?" tanya Okta.
"Kak Dilfa mau jagain kamu. Kalo Kak Dilfa punya pacar siapa coba yang jagain Adek Kak Dilfa?" Dilfa kembali duduk di sebelah Okta.
"Tenang, gue yang akan jagain." Jawab Jimmy.
"Serius loe?" Dilfa mengerutkan keningnya seakan tidak percaya dengan pendengarannya.
"Kalo sama Okta serius gue." Kata Jimmy.
TOK! TOK! TOK!
Di depan pintu kamar Okta, terlihat Keenan masuk dengan seorang Pria yang kalo diperhatikan sebelas - dua belas dengan Okta. Sangat mirip memang, yang membedakan jelas Okta Cewek dan dia Cowok, cuman usia mereka yang terpaut beberapa tahun, Okta lebih muda dari Cowok itu
"Dek, udah baekan? Apa perlu Bang Keenan antar ke rumah sakit," tanya Keenan penuh kasih sayang kepada Adiknya.
"Gak usah Bang Keenan, cuman kaki aja yang masih berasa sakit." Okta menahan sakit.
"Dek, kenalin ini sahabat Bang Keenan namanya Farrel. "Apa kamu mengenalnya?"
"Hallo Okta," Farrel mengulurkan tangannya ke arah Okta dan Okta pun membalas uluran tangannya.
Ada perasaan haru di antara mereka yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Seakan ada magnet yang menarik sehingga Okta dan Farrel saling memeluk satu sama lain seolah-olah menemukan seseorang yang sudah lama dirindukan.
"Akhirnya Kak Farrel menemukanmu." Bisik Farrel.
"Kakak siapa?" tanya Okta lagi.
Farrel melepaskan pelukannya, "Kakak kandungmu."
"Kakak kandungku?" Gumam Okta.
Farrel menganggukkan kepala.
Mata Farrell tertuju ke gelang Okta.
"Mungkin kalian gak akan percaya, mari berpegangan tangan!" pinta Farrel dituruti Keenan, Dilfa, Okta dan juga Jimmy.
Farrel, Okta, Keenan, Dilfa dan Jimmy membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan. Farrel mendekatkan gelang yang ada ditangannya dengan gelang Okta. Terjadi gesekan energi antara gelang mereka yang mengeluarkan kilat dan membentuk putaran cahaya. Cahaya itu menarik masuk mereka ke dalamnya.
Dan seperti kejadian sebelumnya, mereka melakukan teleportasi. Kali ini No "kentut" 🤣.
......................
Sekarang Farrel, Okta, Keenan, Dilfa dan Jimmy berada di sebuah area pemakaman khusus Keluarga Arshaka.
"Okta, ini makam bunda." Farrel menuntun Okta ke makam di depan mereka.
"Bunda, Okta kangen." Tangis Okta pecah di atas pusara.
Farrel sempat dengar cerita dari Keenan, Okta mengalami Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD yaitu gangguan mental yang terjadi pada seseorang karena mengalami kejadian traumatis. Farrel sangat sedih mendengar cerita, Ayah kandung mereka tidak memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada Okta. Dan membiarkan Ibu dan Kakak tirinya melakukan kekerasan fisik dan mental Okta. Sama sekali tidak merasa iba. Farrel sangat marah dan kecewa. Pasti suatu saat nanti Farrel akan meminta pertanggungjawaban mereka semua karena telah menyakiti Okta.
"Okta, lupain semua." Farrel berjongkok sebelah Okta seraya merangkul pundaknya. "Apa pun masalahmu cerita ke kita. Ada Bang Keenan, Kak Farrel, Kak Dilfa, dan temanmu juga. Kamu gak sendiri Dek. Kamu harus kuat. Bunda pasti sedih lihat kamu sedih, menderita. Mulai sekarang Kak Farrel ingin lihat Okta yang lebih semangat dari hari sebelumnya. Bisa?"
Okta menggangguk, tak terasa air mata terus mengalir jatuh di pipinya. Satu lagi kebahagiaan yang di dapat Okta, bertemu Kakak kandungnya.
Alhamdulillah makasih Ya Allah, kau telah memberikan aku Kakak-Kakak dan juga sahabat yang baik. Dan sembuhkan lah Ya Allah aku dari trauma masa laluku. Batin Okta.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
manusia hidup
lucu 🤣🤣🤣
2023-11-29
1
Queen
🤣🤣🤣🤣😂😂
2023-11-20
1
Ernadina 86
😂😂😂harusnya kali ini farrel yg kentut😂😂😂
2023-11-07
1