Hari yang sangat membahagiakan dan istimewa bagi Jimmy. Usahanya setelah bertahun-tahun mencari keberadaan Okta akhirnya membuahkan hasil. Mereka dipertemukan kembali di sekolah yang sama. Dan tidak disangka Okta Adik dari sahabatnya. Dan Okta juga menerimanya menjadi kekasihnya. Begitupun Okta juga merasakan hal yang sama. Sebenarnya Okta ketika pertama kali melihat Jimmy pada saat mengambil bakso di kantin sudah merasakan suka. Entah kenapa wajah Jimmy berasa tidak asing. Okta merasa sudah lama mengenal Jimmy, Okta berusaha mengingat tapi tidak bisa. Jimmy juga sewaktu di kantin terang-terangan mengatakan suka. Walaupun orang lain menganggapnya cuman sekedar candaan, tapi itu sebuah pengakuan bagi Okta. Okta diam-diam selalu memperhatikan Jimmy dari jendela kelasnya. Kebetulan kelas Jimmy terlihat dari jendela kelasnya. Juga sewaktu Okta dibully Rini dan terluka, lagi-lagi Jimmy menunjukkan sikap pedulinya. Akhirnya hari ini Jimmy menyatakan perasaannya, dan Okta dengan senang hati menerimanya. Semoga saja harapan Okta yang ingin mendapatkan cinta dari seseorang yang benar-benar tulus mencintainya terwujud. Okta juga berharap akan selalu bersama Jimmy di masa depannya nanti.
Masih di area Camping Ground. ..Okta, Enny, Via, Ana dan anak-anak cewek yang lain mandi di waktu sore menjelang maghrib. Letak kamar mandinya berada di bangunan ujung dari lokasi tenda mereka. Kamar mandi di lorong sebelah kanan, sedangkan WC sebelah kiri. Mereka bergegas mandi karena antrean yang begitu panjang. Setelah selesai mandi mereka nunggu temannya di luar kamar mandi. Biasa lah anak Cewek maunya rame-rame.
"Bentar gue ke WC dulu, kebelet," Ana memegang perut sambil berlari.
Ana masuk ke dalam WC, di sebelah Ana rupanya ada orang.
"Ana, ngapain tadi mojok sama Aldi?" tanya teman di ruang sebelahnya.
"Nggak ngapa-ngapain, loe siapa?" tanya Ana.
"Teman loe, masa gak kenal. Loe rencanain sesuatu ya? Hati-hati loe An, jangan macam-macam di sini." Jawabnya.
"Siapa sich loe?" Ana penasaran.
Tidak ada jawaban lagi, orang di sebelah ruangan Ana diam.
Setelah selesai buang hajatnya, Ana bergegas menuju kamar mandi dimana teman temannya menunggu.
Baru beberapa langkah Ana melihat seseorang berdiri di depan lorong mengarah ke kamar mandi. Pakaian hitam, rambut panjang, cuman wajahnya tertutupi rambut.
"Permisi saya mau lewat," Ana kembali melangkahkan kakinya.
Orang tersebut diam tidak ada pergerakan. Tak sengaja pandangan Ana mengarah ke bawah. Sambil berjalan menunduk Ana memperhatikan orang didepannya seolah-olah terbang, kakinya melayang ke udara. Ana merinding merasakan dingin di bagian lehernya. Setelah berhasil melewati Ana penasaran, perlahan dia menengok ke belakang dan orang tersebut menghilang. Dengan sekuat tenaga Ana berlari dan BRUUKK! menabrak Enny.
"An, loe kenapa?" Enny bingung melihat Ana yang ngos-ngosan.
"Set...setan ada setan," tunjuk Ana ke arah WC.
"Setannnn!" sontak anak anak yang mendengar lari ketakutan.
"Jangan nakutin," ujar Via.
"Sumpah gue lihat sendiri." Ana mengangkat dua jarinya.
"Ayooooo balik ke tenda!" Via, Ana, Enny berlari ke luar.
Sementara itu Okta yang tidak mengetahui dirinya sendirian di kamar mandi, mencari ke tiga sahabatnya. Satu per satu pintu kamar mandi dibukanya. Ternyata semua kosong, Okta benar-benar sendirian.
"Yah ditinggalin, jahat mereka." Kesal Okta.
Sebelum menuju tenda, Okta melewati sebuah taman kecil. Dengan muka cemberut, kesal Okta melangkah dengan malasnya. Dan di taman kecil itu Okta bertemu dengan seorang Cowok yang luar biasa tampan. Kulit putih, hidung mancung, matanya sipit, badannya tinggi, kayak opa-opa Korea. Cowok itu tersenyum sangat manis mengulurkan tangannya memberi isyarat agar Okta ikut dengannya. Entah kenapa Okta menurut dan mengikutinya.
Sementara itu di area camping.
Aldi asik memetik gitar diiringi nyanyian dari teman-teman. Mereka terhanyut dalam alunan lagu. Teman-teman Aldi yang bernyanyi Cowok semua, tapi mengapa ada suara Cewek yang ikut nyanyi bersama mereka. Tangannya berhenti, fokusnya mencari suara merdu yang sedari tadi jadi backing vokal. Aldi mencari ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang. Dan Aldi melihat ke atas.
"Gaesssss apa an tuh diatas?" tunjuk Aldi ke atas pohon besar tepat dimana mereka saat ini.
Kompak mereka mendongak. Ternyata di atas ranting pohon ada seorang wanita duduk sambil mengayunkan kakinya.
"Aku cantik tidak?" sambil tersenyum wanita itu tiba-tiba turun dan membalikkan tubuhnya, ada banyak belatung dan lubang di bagian belakangnya.
"San...dal eh sun...sun...del bolong!" teriak Aldi dan tiga temannya, kemudian mereka pun pingsan.
Di tenda anak Cowok, ada beberapa anak yang melihat guling putih di depan tenda mereka, lama kelamaan guling tersebut loncat-loncat. Setelah diperhatikan ternyata sekumpulan pocong. Sontak semua anak Cowok berhamburan keluar dari tenda mereka. Begitu juga dengan anak-anak Cewek, mereka berlarian keluar tenda mereka karena melihat kepala terbang melayang-layang di luar tenda mereka. Mereka semua menjerit ketakutan, ada yang menangis ingin segera pulang.
Tidak hanya itu serangkaian teror horor juga dialami guru-guru. Ada yang mendengar suara tangisan bahkan ada yang mendengar suara ketawa wanita. Pak Eko guru PJOK, melihat anak Cewek yang ingin lompat ke dalam sumur, Pak Eko mengejar mengira anak Cewek itu akan melakukan bunuh diri. Setelah anak itu berbalik ternyata setan wanita berwajah hancur penuh luka dan darah.
Ibu Mawar guru BK berteriak histeris, mencakar tangan dan mukanya. "Pergi kalian, pergi dari sini. Kami tidak suka keramaian! Cepat tinggalkan tempat ini! PERGIIIIIIIII!"
"Bu Mawar sadar Bu, Bu nyebut, lawan Bu jangan dikuasai makhluk jahat." Bisik Bu Norma Guru Agama.
Keadaan sudah tidak terkendali.
Demi keamanan bersama, semua siswa di kumpulkan di ruangan Aula. Para Guru berusaha menenangkan mereka. Sebagian anak Cewek bertingkah aneh, pandangan mata mereka kosong.
Di area kemping, makhluk-makhluk tak kasat mata menampakan wujud mereka. Mereka seolah berpesta karena berhasil mengusir semua siswa dari area tersebut. Riuh terdengar suara mereka tertawa melengking memekik telinga.
"Enny dimana Okta?" Dilfa khawatir belum melihat Okta.
"Ya ampun, maaf Kak kami gak sadar Okta menghilang," Sesal Enny.
Dilfa mengambil ponsel mencoba menelpon Okta tapi tak ada jawaban.
"Dilfa, mana Okta?" tanya Jimmy.
"Gak tau Jim, tidak bisa dihubungin." Dilfa mengajak Jimmy, Nata, Ferdy berpencar mencari Okta.
Dilfa trus menghubungi ponsel Okta, terdengar suara nada ponsel di rerumputan. Deg, jantung Dilfa mengambil ponsel Okta.
"Okta dimana kamu dek, duh jangan sampai kejadian lagi." Dilfa bersimpuh menangis sesenggukan.
Jimmy, Nata, Ferdy sangat menyadari betapa besarnya kasih sayang seorang Dilfa ke Adiknya Okta.
"Bang, Bang Keenan, Okta menghilang." Dilfa melakukan panggilan.
"Apaaaaaaa!" Keenan tersentak dari duduknya.
"Kenapa bro?" tanya Farrel.
"Okta menghilang." Jawab Keenan.
"Sini pegang tangan gue." Keenan memegang tangan Farrel.
"Bawa kami ke Camping Ground!" perintah Farrel.
Mereka pun teleportasi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Queen
😂😂😂🤣🤣🤣
2023-11-20
1
Queen
😱😱😱😱
2023-11-20
1
Ernadina 86
sendal bolooong 😂😂😂😂
2023-11-07
1