12. Dendam Yang Salah

Setelah pulang dari rumah sakit Jimmy menjadi penyendiri. Jimmy sedih, terluka, tersiksa melihat kondisi Okta. Jimmy sering mengirimkan chat kepada Okta, meskipun hanya dibaca tidak pernah dibalas itu sudah cukup untuk mengobati kerinduan Jimmy. Isi chatnya kebanyakan permintaan maaf. Jimmy juga sering ke rumah sakit tanpa sepengetahuan Okta. Mengintip dari depan pintu. Keenan, Farrel dan Dilfa tidak bisa berbuat banyak karena kondisi Okta yang masih belum stabil. Mereka kadang menyampaikan salam dari Jimmy untuk Okta. Jimmy juga kadang menitipkan buah-buahan untuk Okta. Jauh di dalam lubuk hati, Okta sangat ingin bertemu dengan Jimmy. Tapi entah kenapa setelah melihat Jimmy ingatan yang menyakitkan itu terus menerus datang kembali.

Jimmy sekarang jarang masuk sekolah. Dilfa, Nata dan Ferdy sangat mengkhawatirkan keadaan Jimmy. Mereka memutuskan pergi ke Apartemen Jimmy.

"Jim, loe sakit? Mentang-mentang punya Sekolah malas loe ya?" Dilfa duduk di samping tempat tidur Jimmy.

"Iya Jim, gak ada loe gak rame." Sahut Nata.

"Kalian ya ganggu orang tidur." Jimmy menutupi wajahnya dengan bantal.

"Jim, tadi di sekolah gue lihat Ana ngomong sama si Aldi di kantin. Pengen banget gue tonjok muka si Aldi, tapi ditahan Dilfa." Ferdy geram meninjukan tangannya ke tembok.

"Fer, coba tanya ke Via kontaknya si Ana. Biar kita kerjain." Nata mengedipkan matanya.

"Ok." Ferdy meminta nomor Ana beserta alasannya agar Via gak salah paham padanya. "Sudah dapat, trus apa rencananya? tanya Ferdy.

"Jim, gue pinjem ponsel loe." Nata menghadapkan telapak tangannya ke atas.

"Buat apa?" Jimmy bangun dan duduk di samping Dilfa.

"Sudah sini cepetan." Nata mengambil paksa ponsel Jimmy.

Chat

Jimmy : Hai Ana, lagi ngapain? - Jimmy

Ana-conda : Gak ngapa-ngapain. Jimmy mana?

Jimmy : Jimmy yang punya Sekolah loe.

Ana-conda : Hai Kak Jimmy. Maaf ada perlu apa, tumben?

Jimmy : Lagi be te, gak ada yang diajak ngobrol. Ganggu gak ni?

Ana-conda : Gak kok Kak, lagi santai. Okta gimana Kak, sehat?

Jimmy : Gak tau, gue pengen tahu cerita Okta sama Aldi. Kapan bisa ketemuan?

Ana-conda : Kak Jimmy ngajak jalan?

Jimmy : Loe gak mau, ya udah.

Ana-conda : Mau mau pake banget Kak.

Jimmy : Ok besok siang jam 12 di Cafe Cape'deh. Bye.

"Ok, besok siang jam 12 di Cafe Cape'deh." Nata mengembalikan ponsel Jimmy.

"Ngapain di sana?" tanya Ferdy.

"Besok Jimmy janjian ketemu sama Ana." Jawab Nata.

"Kok cuma Ana, Aldi?" tanya Dilfa.

"Loe Dilfa chat Aldi pakai ponselnya Okta. Besok kita ketemukan mereka berdua."

"Jim, kok diam?" Dilfa menyikut lengan Jimmy.

"Gue kangen Okta, Dil." Jawab Jimmy.

"Okta juga kangen sama loe. Tapi belum bisa ketemu sama loe." Dilfa merasakan kesedihan Jimmy.

"Ok, gaaeesss. Sampai jumpa besok." Jimmy kembali menutup wajahnya dengan bantal.

Dilfa, Nata dan Ferdy mengerti situasi hati Jimmy saat ini.

Keesokan harinya.

Ana berdandan sangat cantik hari ini, dia mengira Jimmy akan berterimakasih kepadanya karena memberitahukan perselingkuhan Okta kemudian memutuskan cintanya dengan Okta. Berbeda dengan Aldi, ada perasaan penyesalan dan sakit di hatinya karena sudah menyakiti Okta. Apalagi setelah mendengar kabar Okta saat ini berada di rumah sakit dan hampir seminggu tidak menampakkan diri di Sekolah.

Ana memasuki Cafe, mencari keberadaan Jimmy, dari jauh Jimmy melambaikan tangan, Ana tersenyum menuju ke arah Jimmy.

"Udah lama nunggu Kak," Ana tersipu.

"Baru juga nyampe, hari ini kamu cantik," puji Jimmy. Memang cantik tapi berhati busuk, bisik Jimmy dalam hati.

"Kak Jimmy juga ganteng." Ana makin tersipu.

"Silakan dimakan, maaf tadi aku pesan duluan."

"Makasih Kak." Ana memakan kentang goreng dan jus jeruk di atas meja.

"Cerita kan, berapa lama Okta menjalin hubungan dengan Aldi." Jimmy mencari kejujuran Ana.

Di ruang VVIP Aldi, Dilfa, Nata, Ferdy mendengarkan pembicaraan Jimmy dan Ana dari layar laptop yang ada di ruangan itu.

"Awal mereka jadian waktu mau ke Camping Ground itu Kak. Kak Jimmy kan lihat waktu itu Aldi dan Okta berduaan." Ana ngarang cerita.

"Oh ya, apa alasan Okta selingkuh dari gue?"

"Sebenarnya Okta itu gak suka sama Kak Jimmy, mau nolak gak enak. Kan Okta banyak yang naksir Kak. Kalo sama Aldi mungkin Okta cinta kali Kak." Ana makin bikin Jimmy eneg, untung cewek kalo cowok sudah gue tusuk-tusuk kayak sate, batin Jimmy.

"Ternyata wajah cantik hatinya busuk ya." Kata Jimmy.

"Gak semua Kak." Ana menyelipkan rambutnya.

"Kamu suka sama Kakak?" pancing Jimmy.

"Hemmmm, siapa yang gak suka sama Kak Jimmy. Tampan, pintar, tajir ." Uppsss Ana menutup mulutnya.

"Kalo Kakak gak tajir apa kamu masih suka?" Jimmy tajam menatap Okta.

"Masih suka Kak." Jawab Ana.

"Coba kamu lihat video ini!" Jimmy memberikan androidnya. Ana membuka dan melihatnya.

"Hemmm, heemmm, maaf Kak aku diancam Aldi." Ana gugup ketahuan.

"Bohong, Ana jangan ngibul loe." Tiba-tiba Aldi protes. "Ana suka sama loe Jimmy. Dia begitu terobsesi, bukan hanya Okta siapa saja yang suka sama loe bakalan disingkirin."

"Aldi jangan ngaco loe." Sangkal Ana.

"Semua perbuatan loe gue bisa buktiin." Tegas Aldi.

"Benar, semua kejadian waktu itu gue dan Ana yang merencanakan. Tapi jujur setelah melakukan itu gue sangat menyesal."

Aldi berbalik ke arah Dilfa. "Loe Dilfa apa masih ingat dengan putri?"

"Putri, siapa?" Dilfa mencoba mengingat.

"Siswa korban bullyan yang bunuh diri." Jawab Aldi.

"Loe siapanya putri?"

"Gue adiknya putri yang loe bully hingga bunuh diri." Aldi melorot eh melototkan matanya ke arah Dilfa.

Dilfa, Jimmy, Ferdy dan Nata kaget bukan main.

"Demi Allah gue gak pernah ngebully orang." Dilfa mengangkat dua jarinya. "Mereka saksinya," Dilfa menunjuk sahabatnya.

"Loe ada bukti Dilfa pelakunya?" Nata mengguncang tubuh Aldi.

"Gue cuman pernah dengar Kak Putri nyebut nama Dilfa." Aldi mengeluarkan sesuatu di dompetnya. Ternyata foto Putri.

Ana yang penasaran mengintip foto di tangan Aldi.

"Oh ini kakak loe." Tunjuk Ana. "Aldi gue memang jahat, tapi please kali ini loe percaya gue." Ana menarik nafasnya.

"Yang bully kakak loe Rini cs, gue bisa bawa saksi." Ana meyakinkan.

"Aldi, gue tau loe marah, tapi please cari tau dulu jangan langsung ambil keputusan yang membuat kesalahpahaman. Hari ini Loe fitnah gue. Mau gue laporin!" Dilfa marah tak terima difitnah. "Loe melampiaskan dendam ke orang yang salah. Apa lagi itu ke adik gue!" Dilfa makin emosi.

"Ana karena loe, Okta harus menjalani terapi." Ferdy mengarahkan telunjuknya ke wajah Ana.

"Loe berdua gak ada yang melarang menyukai seseorang, cuman cara loe berdua yang salah." Nata memaki.

"Maaf gue minta maaf." Aldi berlutut dengan tangan mengatup. Ana juga ikutan berlutut. Entah hukuman apa yang akan mereka terima kemudian. Mereka cuman bisa pasrah.

...Stop bullying. Cinta tak harus memiliki....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

manusia hidup

manusia hidup

sesuai dengan namanya 🤣

2023-11-29

1

Queen

Queen

👍

2023-11-20

1

Queen

Queen

Anaconda 🤣🤣🤣🤣 mantap

2023-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!