Cintaku Karena Kentut

Cintaku Karena Kentut

Awal Pertemuan

Di sebuah rumah tua di ujung jalan yang sepi, di dalam kamar yang berukuran kecil, sumpek penuh debu, seorang bocah laki-laki berusaha melepaskan ikatan yang ada di tangan dan kakinya. Bocah berusia 9 tahun tersebut terus saja berusaha melepaskan ikatannya tapi apa daya kekuatannya lemah tak berdaya.

Bocah itu bernama Jimmy. Sebelumnya Jimmy sedang bermain bola dengan teman-temannya di sekolah. Lagi asyik-asyiknya bermain, bola yang ditendang Jimmy tiba-tiba keluar dari halaman Sekolah. Bola itu menggelinding di atas jalan beraspal. Jimmy berlari berniat untuk mengambilnya. Jimmy melihat ke kiri dan kanan biasanya Satpam Sekolah duduk berjaga di depan Sekolah, tapi hari ini Pak Satpam tidak kelihatan.

Dari seberang jalan, ada seseorang yang menolong Jimmy untuk mengambilkan bola. Orang itu mendekati Jimmy dengan bola di tangannya. Sebuah mobil berhenti tepat di depan Sekolah Jimmy. Setelah dilihat aman, orang itu mengangkat Jimmy dan memasukkannya ke dalam mobil. Dan ternyata orang itu adalah kumpulan preman dan mereka menculik Jimmy.

Sementara itu di sebuah rumah besar tepatnya di dalam gudang, Okta yang baru saja sadar mendapati dirinya penuh dengan luka, luka di tangan, di kaki bahkan di pelipis kanannya, karna pukulan dari kakak tirinya Dimas.

Okta anak perempuan berusia 8 tahun. Okta tinggal bersama Ayah dan juga Ibu dan Kakak tirinya. Okta yang malang tidak mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya. Ibunya telah meninggal dunia di saat Okta masih kecil. Ibu dan Kakak tirinya sering menyiksa, membentak, Okta mencoba berontak tapi dia hanyalah seorang anak kecil.

Okta sering dihukum dikurung di gudang tidak diberi makan. Okta terkadang mencuri makanan dirumahnya sendiri walaupun hanya seiris roti. Keesokan harinya Okta disuruh mengerjakan pekerjaan rumah. Begitu terus berulang-ulang. Dan hari ini Okta merasa lelah.

"Bunda, tolong Okta." Lirih Okta.

"Apa salah ku Bund, mengapa mereka membenci ku?"

"Maaf kan aku Bund, aku sudah tidak kuat."

Mata Okta tertuju pada sebuah pecahan beling tak jauh dari tempatnya berada. Dengan mata berkaca-kaca Okta berniat mengarahkan pecahan beling itu ke urat nadi tangannya. Entah kenapa tangan Okta gemetar, pecahan beling terlepas dari tangannya, perutnya terasa sakit, mungkin karena sudah berhari-hari tidak diberi makan, Okta masuk angin, kepalanya pusing, mual, perutnya kembung.

"Apa yang terjadi kenapa perut ku sakit sekali, aaaagghhh saaaaakiiiiit!" teriak Okta.

BRUUUTTT!

Okta mengeluarkan kentut. Tak lama setelahnya ada cahaya terang benderang masuk ke dalam gudang. Dan tiba-tiba saja tubuh Okta tertarik masuk ke dalam putaran cahaya. Cahaya itu pun menghilang bersama Okta.

GEDEBUM!

Okta terjatuh, tiba-tiba berada di dalam ruangan yang begitu asing bagi dirinya. Dan di depannya ada seorang anak laki-laki yang terikat sedang memandang ke arahnya.

"Si ... si ... siapa ka ... mu?" tanya Jimmy bocah yang masih terikat, kaget melihat penampakan Okta.

"Hei si ... si ... siapa ka ... mu? Kenapa kamu ada di sini, hei apa kamu tuli!" tanya Jimmy lagi.

Tidak ada respon dari Okta, bocah itu masih tidak mengerti situasi.

Apa aku sudah mati, ada dimana aku? Batin Okta.

"Hei kamu, bantu lepaskan ikatan ku!" perintah Jimmy.

"Kamu kenapa?" tanya Okta.

"Aku lagi main petak umpat, ini anak cepetan buka ikatan ku!" perintah Jimmy lagi.

Masih dalam keadaan bingung akhirnya Okta melepaskan ikatan di tangan dan di kaki Jimmy.

KREEEK!

Pintu terbuka. Dua orang bertampang preman dan menakutkan datang menghampiri mereka.

"Bos kayaknya kita dapat tangkapan bagus, dua orang anak konglomerat ada di tangan kita, hahahaha." Preman satu melepaskan pegangannya.

Okta mundur sembunyi di belakang Jimmy.

"Dari mana datangnya ini bocah, dan dari mana kamu tahu ini anak konglomerat?" tanya Bos preman.

Sambil menunjuk ke gelang Okta preman itu berkata, "Itu bos simbol keluarga Arshaka keluarga terkaya no 3 di negara C."

"Oh benar kah, hahahahaha kita kayaaaaaaa. Cepat kurung mereka!"

Dan akhirnya kedua preman itu keluar dari ruangan sempit itu dan mengatur rencana.

"Gimana caranya kamu ke sini? Sebenarnya kamu siapa?" tanya Jimmy.

"Aku Okta, kalo aku beritahu, kamu tak kan percaya, aku peri." Kata Okta (ya iya lah siapa juga yang percaya karena kentut Okta bisa teleportasi).

Tiba-tiba perut Okta kembali sakit.

"Hey boy cepat katakan kamu mau kemana biar aku antar, cepetan!" Okta sambil memegang perutnya yang sakitnya tidak tertahan.

"Ke kediaman Saguna negara C."

"Pegang tangan ku!" perintah Okta.

Jimmy dengan cepat memegang tangan Okta.

"Dannnnnn tutup hidung mu!" perintah Okta lagi.

"Hahhhhhhhh ....?" Jimmy kebingungan.

BRUUUTTT!

DUAARRR!

BOOOOMM!

Entah apa yang terjadi, yang dirasakan Jimmy saat ini, tubuhnya seperti tersedot ke dalam putaran angin tornado, matanya tidak bisa melihat karena begitu silaunya cahaya. Sekejap mata mereka berada di sebuah tempat entah dimana.

Tempat yang teduh penuh dengan bunga-bunga dan kupu-kupu yang cantik berterbangan di sana. Aroma yang harum, angin yang sejuk siapapun pasti akan betah menghabiskan waktu berlama-lama di sana. Di tempat itu ada seorang anak laki-laki yang lebih tinggi dari Jimmy membawakan makanan dan minuman untuk mereka.

"Ini makanlah, pasti kalian belum makan kan?" Anak laki-laki itu tersenyum kepada Okta dan Jimmy.

"Terima kasih, nama kamu siapa?" tanya Jimmy.

"Aku Lian." Jawabnya.

"Wajah kalian mirip." Okta memperhatikan Jimmy dan Lian. Kalian sama-sama ganteng, kalo sudah besar aku mau jadi pacar kalian, hehehe, Okta bicara dalam hatinya sambil tersenyum sendiri.

"Kalian makanlah dulu, perjalanan kalian sangat panjang dan berliku, karena melewati cahaya." Kata Lian.

"Kamu sendirian?" tanya Okta sambil melahap makanan yang ada dihadapan.

"Tidak, aku tidak sendirian. Dan kamu ingat, kamu juga tidak sendirian. Aku akan selalu bersamamu." Lian menatap lembut Okta.

"Memang kamu siapa?" Okta masih melahap makanannya, karena Okta sudah berhari-hari tidak makan.

"Aku orang yang akan selalu menjaga dan menemanimu." Jawab Lian.

"Aku juga mau menemanimu gadis kentut." Kata Jimmy.

"Terima kasih, kalian orang pertama yang menjadi temanku. Aku tidak punya Bunda. Ayahku tidak menyayangiku. Kakak Dimas dan Ibunya juga sering mengurungku. Boleh tidak aku tinggal di sini?" tanya Okta kepada Lian.

"Kalian tidak boleh tinggal di sini. Kalian harus pulang." Lian kembali tersenyum dengan manisnya.

"Gadis kentut, kamu bilang akan mengantarkanku pulang. Kenapa berhenti di sini?" Jimmy mulai kesal.

"Aku yang menarik kalian untuk datang ke sini. Karena dia sangat lelah dan kelaparan. Setelah keluar dari tempat ini kalian tidak akan pernah mengingat kejadian hari ini. Dan kamu Boy, bersikap baiklah. Kamu tidak akan pernah tahu perasaanmu yang sesungguhnya. Ingat aku akan selalu ada untuknya." Lian menjentikkan jarinya.

Kembali Okta dan Jimmy masuk kedalam putaran cahaya. Mereka berputar-putar di dalamnya. Kali ini putarannya sangat cepat dan kuat. Okta dan Jimmy saling berpegangan tangan.

Saking kuatnya dorongan angin, pegangan tangan Jimmy terlepas dari Okta. Mereka terlempar. Okta dan Jimmy tidak sadarkan diri.

Setelah sadar Jimmy sudah berada di kediaman Keluarga Saguna.

"Ayah, Bunda!" panggil Jimmy sambil berlari keluar kamar ke arah ruang tamu.

"Jimmy, anak bunda," peluk Bunda menangis sambil memeriksa keadaan Jimmy.

"Alhamdulillah nak kamu selamat." Ayah Saguna juga memeluk erat Jimmy.

"Sekarang bereskan penculik itu, buat mereka menghilang dari muka bumi!" perintah Saguna ke anak buahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Rose

Rose

🤣

2024-03-10

1

manusia hidup

manusia hidup

lucu 🤣

2023-11-29

1

Queen

Queen

menarik 😁

2023-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!