6. Jadian

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Siswa kelas X, XI, XII sudah berkumpul dan bersiap menuju area Camping Ground. Sesuai permintaan anak yang punya Sekolah yaitu si Jimmy, dia, Dilfa, Nata, Ferdy, Okta, Enny, Via, Ana berada di dalam bis yang sama.

Dari jauh Jimmy memperhatikan Okta, sedari tadi asik ngobrol dengan seorang Cowok, sepenglihatan Jimmy Cowok itu punya maksud jahat. Entahlah apa karena Jimmy gak suka lihatnya.

"Okta ayooo, bis mau berangkat." Ajak Jimmy sesekali melirik Cowok di samping Okta.

"Jangan lupa, aku tunggu lo." Pamit Cowok yang bernama Aldi .

" Ok, bye." Okta melambaikan tangan.

"Siapa? Pacar kamu?" tanya Jimmy.

"Bukan Kak, teman sekelas." Kata Okta.

"Syukur deh kalo begitu, ayo naik." Jimmy menggandeng tangan Okta naik ke dalam bis.

Deg, deg, Okta merasakan jantungnya berdegup sangat kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Okta menjadi salah tingkah.

Perjalanan lumayan jauh menempuh waktu 3 jam. Di dalam bis posisi duduk Okta di tengah, sebelah kirinya Dilfa, sebelah kanannya Jimmy. Banyak yang iri melihat perlakuan Dilfa, Jimmy kepada Okta. Sewaktu Okta mabuk perjalanan Dilfa yang mijitin kepala dan pundaknya. Di kala Okta tertidur Jimmy rela jadi bantalnya. Eh itu emang modusnya si Jimmy.

Tiba lah mereka di Camping Ground. Di sini gak perlu repot mendirikan tenda, semua sudah disiapin. Dan makanan juga sudah disediakan.

"Tenda kalian ada disini." Nata menunjukkan tenda Okta, Via, Ana dan Enny." Tenda kami ada di sana," tunjuk Nata lagi.

"Akhirnya, kita sampai juga." Okta masuk ke dalam tenda merebahkan diri, dan terlelap.

"Duh gerahnya, gue mau ke kamar mandi." Ana berdiri kemudian pergi mencari kamar mandi.

"Kasian Okta, rupanya masih mabuk perjalanan. Biarkan dia istirahat sebentar." Enny mengintip dari luar tenda.

"Okta mana?" Dilfa mampir ke tenda yang ada di sebelah tendanya.

"Itu Kak tertidur di dalam." Tunjuk Enny.

Dilfa masuk ke dalam tenda, meletakkan tangan di kening Okta. "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa." Dilfa ke luar tenda.

"Kak Dilfa, kamar mandi dimana ya?" tanya Via.

"Dari sini belok kanan, kamar mandi Cewek di dalam ruangan itu ya." Tunjuk Dilfa.

"Kami mau ke kamar mandi bentar Kak. Titip Okta ya." Pamit Enny.

Via, Enny menuju kamar mandi. Dari jauh mereka melihat Ana ngomong dengan Aldi. Tidak berapa lama Okta dan Dilfa juga menuju kamar mandi.

"Udah ya Dek, Kak Dilfa tinggal, kan ada mereka."

"Ok Kak. Weiii kalian lagi ngapain? ngintip orang pacaran?" Okta ikutan ngintip Ana dan Aldi.

"Mau ke kamar mandi. Penasaran aja dengan mereka. Ayo kita masuk." Ajak Enny.

Dari kamar mandi mereka menuju Aula untuk makan siang. Makanan prasmanan tersaji. Masing-masing dari mereka mengambil makanan.

"Okta, ini untuk kamu." Aldi tiba-tiba duduk di samping Okta.

"Makasih Aldi, tapi maaf aku gak suka makan pedes. Maaf ya." Okta mengembalikan udang pedas ke dalam piring Aldi.

"Cieeeee Aldi lagi pedekate sama Okta ya?" Ana datang dengan piring penuh makanan.

"He...he...." Aldi tersenyum malu.

"Bukannya kalian lagi pacaran? Kan tadi mojok berduaan." Kata Enny.

"Siapa yang mojok. Aldi nanya sesuatu ke gue." Jawab Ana.

"Nanya sesuatu apa nembak?" sahut Via.

"Nanya in Okta tuh. Gue bilang nanya aja langsung sama orangnya." Ana memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Loe udah punya pacar Okta?" Aldi nanya.

"Loe nanya loe bertanya-tanya?" Enny memonyongkan bibirnya.

Ha...Ha...Ha! Mereka tertawa.

"Untuk saat ini belum punya pacar. Tapi aku saat ini menyukai seseorang." Jawab Okta.

"Aku harap orang itu adalah aku." Aldi penuh harap.

Jimmy dari samping Aula memperhatikan Okta dan teman-temannya. Jimmy tidak suka melihat Okta akrab dengan Cowok lain selain dirinya. Dilfa juga memperhatikan Jimmy.

"Gue kasih kesempatan loe nyatain perasaan loe ke Okta. Ingat jangan sia-siakan kesempatan ini. Kesempatan hanya datang satu kali." Dilfa memberi semangat kepada Jimmy.

"Terima kasih banyak Dil. Loe pasti sudah mengenal bagaimana gue. Akan gue tunjukkan ke loe bahwa orang yang cocok untuk Okta adalah gue." Jimmy menepuk dadanya.

"Iya, iya." Dilfa tertawa melihat tingkah Jimmy.

Makan siang selesai, acara dilanjutkan dengan

berbagai macam kegiatan dan lomba-lomba. Lombanya beraneka ragam, lomba makan cabe, lomba makan pentol mercun, lomba lari matanya di tutup, lomba niup balon sampai meletup, lomba katakan cinta, dan banyak lagi.

"Sekarang kita memasuki lomba katakan cinta, silakan peserta no 1 atas nama Jimmy kelas XI.1." Panggil Panitia.

Semua bertepuk tangan. PROOK! PROOK!

Jimmy mencari keberadaan Okta, setelah tatapan mata mereka bertemu, Jimmy melangkah maju mengarah ke depan Okta, semua memberi jalan kepada Jimmy hingga kini posisi Jimmy dan Okta saling berhadapan. Okta menatap Jimmy dengan jantung yang melompat-lompat. Jimmy memberikan senyuman terbaiknya. Okta semakin terpesona, untung saja saat ini Okta bisa menyembunyikan kegugupannya.

"Okta mungkin kamu belum mengingatku, sejak pertama kali kita bertemu entah mengapa selalu wajahmu yang ada di benakku," Jimmy menarik nafas menghilangkan gugupnya.

"Cieeee ngomongnya aku kamu bukan gue loe," goda Dilfa.

Sontak yang lain ikut tertawa.

"Ssstttt berisik!" sahut Jimmy." Tuh kan gue lupa mau ngomong apa."

WKWKWKWK!

"Ya udah aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata, Okta mau kah kamu nerima aku jadi pacar kamu?"

Okta diam. Tapi di dalam hati berkata "iyes iyes."

Ferdy datang membawakan buket bunga diserahkannya kepada Jimmy.

"Jika kamu menerimaku ambil bunga ini, jika kamu menolak, aku tetap jadi pacar kamu, jika kamu terus menolakku, langsung ku lamar dirimu."

PLAK! Pundak Jimmy dipukul Dilfa.

"Kok maksa sih Kak," Okta malu mau.

"Aku gak sanggup hidup tanpa dirimu," Jimmy kayaknya udah gak punya malu.

Mata Okta tertuju ke Dilfa seolah meminta persetujuan Kakaknya, Dilfa membalas dengan mengangkat bahunya. Kemudian Okta menatap Enny, Ana, Via dan mereka kompak berucap "jadian aja."

"Hmmmm aku gak mau ...." Okta menggantung kalimatnya.

Wajah Jimmy seketika berubah, ada rasa sakit di hatinya.

"Aku tetap maksa," kata Jimmy.

"Aku gak mau nolak maksudnya Kak."

"Jadi...jadi...jadi kita jadian?" Jimmy masih tak percaya.

Okta mengganggukkan kepala.

Jimmy memeluk Okta "terima kasih."

"Cieeee yang baru jadian," Nata datang dengan pelayan membawa banyak kotak makan bergambarkan Kakek berkaca mata.

"Tuk merayakan hari patah hati se SMA BERKARYA, hari ini Jimmy traktir kalian makan ayam goreng, silakan dinikmatin."

"Horeeeeee, makan-makan."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari hampir gelap, ternyata bukan hanya siswa SMA BERKARYA yang hadir di sana, makhluk tak kasat mata juga hadir, tunggu episode selanjutnya ya 😉.

Terpopuler

Comments

Fang

Fang

Cieeeeeeeeee

2023-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!