"Ah males dengerin lo ngoceh, gue tidur dulu!" ujar Raina malas
"Lo yang ngoceh!" kesal Surya
Raina dan Surya pun tidur bersama kembali satu ranjang tanpa berpikir yang aneh-aneh, karena pada dasarnya mereka berdua sudah aneh.
***
Pagi Hari
Mentari belum memunculkan sinar indahnya, Surya sudah bangun untuk menunaikan sholat subuh. Setelah itu ia sedikit olah raga, melakukan beberapa push up dan sit up untuk tetap menjaga bentuk badannya. Meski Surya itu kutu buku, ia tetap mementingkan bentuk tubuhnya agar selalu sehat dan bagus.
"Naa... Na bangun! Udah pagi woy! Sekolah!" ucap Surya sambil membangunkan Raina yang masih berlayar di pulai mimpinya
"Hmm...." jawab Raina yang masih menutup mata dan tidak berpindah tempat dari posisinya
"Bangun woy! Sekolah!" ucap Surya dengan sedikit berteriak
"Ah aelah... Ntar lagi!" tolak Raina
"Bangun woy! Ntar kesiangan! Mau gue hukum?" tanya Surya
"Ah bentaran lagi!" kesal Raina yang masih tetap menutup mata
"Jangan salahin gue kalo gerbang gue tutup lebih awal!" ancam Surya
"Ah elah, gue nggak bakal telat kok! Gue naik motor kan? Tinggal ngebut!" kesal Raina yang malah memeluk gulingnya
"Lo bangun sekarang atau gue siram pake air?" ancam Surya
Raina tak menggubris dan malah kembali tidur, Surya paling benci saat Raina bermalas-malasan atau tidak mau disiplin seperti ini.
Surya punya ide, dia mengambil air satu gayung dan di bawa kembali ke dekat Raina. Ia mencelupkan tangannya ke air lalu memercikkan air ke wajah Raina.
"Bangun... Bangun..." ucap Surya sambil memercikkan air
"Ihh..." kesal Raina
Raina hanya mengusap wajahnya dan tetap tidak mau membuka mata.
"Bangun sekarang atau gue siram!" ancam Surya
"Ih, tujuan hidup lo buat gangguin gue mulu ya!" kesal Raina
"Bangun Raina Ashalina!" tegas Surya
Raina tak menggubrisnya dan malah menepis tangan Surya, dan akhirnya...
Byuurr...
Karena Raina menepis tangan Surya, gayung yang di bawa oleh Surya terjatuh. Airnya pun menyiram wajah imut Raina.
"Ah anj*ng!" kaget Raina sambil duduk karena tersiram air
"Akhirnya bangun juga, gue kira mati," ledek Surya
"Heh tega banget sih lo nyiram gue!" kesal Raina sambil mengusap jidatnya yang kejatuhan gayung
"Siapa yang siram? Kan lo sendiri yang tepis tangan gue, ya pasti jatuh lah gayungnya," jawab Surya enteng
"Ihhh.... B*ngsat! Anj*ng! B*bi!" gerutu Raina
Pakk...
Surya memukul ringan mulut Raina yang terus menerus mengeluarkan bahasa krama.
"Lo itu cewek!" peringat Surya
"Baru tau?" tanya Raina ketus
"Sana mandi, nanti masuk angin!" peringat Surya
"Dasar kampret!" kesal Raina
Raina beranjak dengan badan basah kuyup karena tersiram air segayung tadi, sementara Surya hanya tersenyum tipis melihat Raina yang mengumpat-umpat.
Sementara Raina mandi, Surya bangkit dari tempat duduknya dan melihat piala-piala yang berjejer rapi di sebelah rak buku Raina. Surya menyentuh piala itu dan menatapnya sendu.
"Gue kangen lo Na!" gumam Surya
Gue kangen lo yang bawel, selalu iri sama gue, selalu saingan sama gue, selalu berusaha nyingkirin gue dan gue juga kangen sama tawa lepas lo lagi kayak dulu - Batin Surya
Surya hanya menatap piala Raina sendu. Itu adalah piala yang di dapat Raina saat SD. Tepat 2 hari setelah kematian ayah Raina. Raina dulu adalah anak yang sangat teramat cerdas, kecerdasannya imbang dengan Surya. Selalu bersaing dengan Surya di manapun tempatnya, entah di bidang akademis maupun non akademis. Piala yang paling di ingat Surya adalah piala Raina saat mendapat nilai Ujian Nasional tertinggi nomor 1 di provinsi. Surya benar-benar tertekan saat itu karena juara 2, nilai mereka hanya selisih 0,25.
Namun semenjak kematian ayah Raina, Raina hampir tak pernah belajar apalagi menyentuh buku. Baginya buku hanya sarana untuk menjalankan pemerintah, program wajib belajar 12 tahun. Semenjak itu Surya hampir tak pernah mendapati Raina juara 1 lagi atau sekedar belajar dan membaca buku pelajaran. Untuk Surya dan Arkan, mereka benar-benar tau tentang apa yang terjadi pada Raina sampai berubah 360°.
Cklek...
Raina sudah selesai mandi, ia mencari Surya yang tidak ada di atas kasurnya. Hingga matanya terpaku pada Surya yang menyentuh piala terakhir Raina.
"Ngapain lo di situ?" tanya Raina muram
Srett...
Surya tak sengaja menyenggol piala itu karena terkejut, dengan cekatan Surya menangkap kembali piala itu saat hampir mengenai lantai.
"Ngapain lo nyentuh piala itu?" tanya Raina muram
"Gue..." bingung Surya yang tidak tau harus menjawab apa
"Balikin dan jangan pernah sentuh itu lagi!" pinta Raina dengan wajah yang benar-benar tak bersahabat
"Sorry," ucap Surya
Raina hanya muram dan beranjak pergi mencari seragam sekolahnya tanpa perduli kalau kini tubuhnya hanya di balut handuk dari dada sampai lutut.
"Na..." panggil Surya
"Gue baik-baik aja Ay," jawab Raina muram
"Na..." panggil Surya kembali
"Gue baik-baik aja Surya!" bentak Raina
Surya terkejut saat Raina membentaknya, Raina hanya tertunduk muram. Hati Raina benar-benar sakit saat mengingat tentang kenangannya bersama ayahnya.
"Naa..." panggil Surya
"...."
Surya mendekati Raina, ia membalik badan Raina hingga mereka saling berhadapan. Surya pun memeluk Raina dengan erat, Raina hanya diam pasrah. Tidak bergerak, tidak bersuara ataupun menangis.
"Jangan pernah merasa sendiri! Gue bakal selalu ada buat lo," bisik Surya
Mulai sekarang gue yang bakal jagain lo Na! Jangan pernah nangis lagi! - Batin Surya
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE 🙏
Cast pemain:
Raina Ashalina
• Imut
• Cantik
• Sebenarnya cerdas
• Rocker
• Semaunya sendiri
• Paling membenci belajar
• Tidak percaya janji
• Bandel
• Tidak suka disiplin
• Trouble maker
Surya Pradipta
• Cuek
• Cerdas
• Tidak suka di ganggu
• Kutu Buku
• Ketua di manapun tempatnya
• Sahabat Raina sejak TK
• Disiplin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Evi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-05-13
0
мєσωzα
berubah 180° dong thor.. kalau 360° mah balik ke awal lagi😅
2022-10-09
0
Daffodil Koltim
visualx kereen,,,,
2021-12-04
0