Sesampainya di Ruang Kepala Sekolah, Vicky dijelaskan tentang jalan cerita drama klasikal yang dibuat oleh Rhea, dimana drama tersebut menceritakan tentang susahnya menjalin percintaan karena adat istiadat masih menjadi yang nomor satu. Karena percintaan antara Sir Lancelot dan juga Ratu Guinevere ini berujung pada Kerajaan Arthur yang akhirnya hancur.
“Saya sama sekali tidak mempermasalahkan ide cerita dalam drama ini. Saya hanya tidak suka dengan pemerannya!” tegas Vicky yang merasa sangat cemburu melihat Rhea beradu akting dengan Hazel.
“Oh, kalau seperti itu, kita bisa bicarakan dengan Rhea dan juga teman-temannya Pak Vicky! Saya akan memanggilnya kemari.”
Kepala sekolah langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Rhea untuk merapat bersama beberapa orang temannya untuk membicarakan drama kolosal di akhir acara.
Tak lama kemudian, Rhea datang bersama dengan tiga orang temannya yang tidak lain adalah Hazel, Mida, dan juga Ruben. Ia langsung mengambil tempat duduk yang berhadapan langsung dengan Pak Vicky, kemudian diikuti oleh teman yang lainnya.
“Selamat siang, Pak Vicky!” sapa Rhea sambil menundukkan kepalanya.
“Mohon maaf jika penampilan saya dengan Hazel tadi membuat Bapak tidak suka dan hampir meniadakan drama kolosal ini!”
Suasana ruang kepala sekolah kini sangat hening karena semuanya focus memandang ke arah Rhea yang sedang berbicara.
“Sebenarnya, yang menjadi peran utamanya adalah Ruben dan juga Mida!” lanjut Rhea lagi sambil menunjuk ke arah dua orang temannya ini.
“Sayangnya, mereka justru malah bertengkar dan Latihan menjadi terhambat. Mengingat waktu yang hanya tinggal satu minggu lagi, akhirnya kita memutuskan untuk mengganti peran utamanya!” tutur Rhea membuat Vicky mulai paham dimana duduk permasalahannya.
Vicky pun mulai angkat bicara menanggapi penjelasan Rhea.
“Perpisahan ini adalah proyek besar semua siswa dan ini tidak akan bisa sukses jika semuanya tidak bekerja sama dengan baik! Kalian semua ini sebentar lagi akan lulus dari jenjang SMA dan tentunya bukan anak SD lagi yang harus merajuk saat ada masalah!” Vicky terdengar begitu tegas menasehati Rhea dan juga teman-temannya mengenai masalah ini.
“Jangan campur adukkan masalah pribadi dengan proyek besar ini! Jika kalian terus seperti ini, saya yakin kedepannya kalian akan susah beradaptasi di dunia pekerjaan!” lanjut Vicky yang mengatakan suatu hal yang sebenarnya ia sendiri juga masih mencampur adukkan antara masalah pribadi dengan pekerjaan.
Buktinya, Vicky hampir saja menarik donasinya hanya karena merasa cemburu melihat gadis pujaan hatinya beradu akting dengan cowok lain. Coba saja jika cowok yang beradu akting dengan Rhea adalah dirinya sendiri, tidak mungkin ia akan melakukan hal ini.
“Dan kamu, Rhea!” Vicky langsung menunjuk ke arah Rhea. “Sebagai pemimpin yang baik, kau tidak bisa langsung menggantikan tugas anggotamu! Seharusnya, kau menyelesaikan permasalahan ini dengan baik dan melanjutkan proyek besar kalian bersama-sama!”
Nasehat Vicky kali ini langsung diangguki oleh Rhea, “Terima kasih nasehatnya, Pak Vicky! Saya akan ingat dengan baik pesan bapak tadi!”
“Saya minta maaf, Pak Vicky karena hampir membuat acara ini berantakan karena ego saya!” ucap Mida yang tampak bersalah saat mendengar Pak Vicky hendak menarik donasinya.
“Saya juga minta maaf, Pak Vicky!” tutur Ruben menimpali ucapan Mida. “Mulai saat ini, saya juga akan belajar untuk tidak mencampur adukkan masalah pribadi ke dalam proyek perpisahan ini!”
Vicky langsung tersenyum mendengar ucapan murid yang ada di depannya itu. Setidaknya ia sudah merasa sangat lega karena Rhea tidak berdua-duaan dengan Hazel dalam drama kolosal percintaan ini.
“Baiklah, kalau memang seperti itu, kalian bisa kembali berlatih dan kali ini saya akan melihatnya!” ucap Pak Vicky.
Mendengar hal ini, Rhea langsung mengernyitkan dahinya. “Memangnya bapak sedang senggang sampai mau melihat kami berlatih?”
Pertanyaan Rhea kali ini membuat Kepala Sekolah langsung melotot ke arahnya, “Rheaaa!” panggil Kepala Sekolah dengan geram.
“Sebenarnya saya tidak memiliki waktu senggang, kecuali kalau kamu mau memberi gambaran secara rinci kepada saya secara pribadi!” balas Vicky yang sengaja ingin membawa Rhea ikut dengannya.
“Naah, sepertinya lebih baik seperti itu, Pak! Karena saya masih kurang percaya diri untuk berlatih di depan Pak Vicky!” tutur Mida.
Akhirnya, Rhea kini harus meninggalkan Latihan dan teman-temannya untuk menjelaskan acara perpisahan ini secara rinci. Vicky pun tersenyum penuh kemenangan saat kakinya melangkah pergi dari Ruang Kepala Sekolah diiringi oleh Rhea di belakangnya.
“Emmm, kamu bisa jelaskan di kantor kan, Rhea?” tanya Vicky.
“Bisa, Pak!”
“Tapi sebelumnya, kita akan mengantar Dean terlebih dahulu untuk pulang ke rumah. Tidak masalah kan?” tanya Vicky lagi membuat Rhea sedikit merasa keberatan.
“Kalau begitu, bagaimana jika saya menyelesaikan latihan terlebih dahulu dan setelah itu langsung meluncur ke kantor, Pak?” balas Anya membuat Vicky langsung menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba sampai Rhea menabrak punggung Vicky dengan cukup keras.
“Ups!” Rhea langsung mengusap dahinya pelan sambil mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Vicky.
“Tidak bisa!” balas Vicky dengan tegas. “Kamu harus ikut dengan saya!” lanjut Vicky lagi yang langsung menggandeng tangan Rhea dan mengajaknya menuju ke mobil.
Dari kejauhan, Hazel yang melihat sikap Vicky mulai curiga. ‘Katanya Cuma tetangga, tapi kenapa sikapnya terlihat sangat berlebihan dengan Rhea?’ gumam Hazel dalam hati sambil terus mengamati Rhea dari depan pintu ruang kepala sekolah.
“Ayo Hazel! Kita harus kembali berlatih ke Hall!” ajak Ruben sambil menarik tangan Hazel.
Sedangkan Rhea yang digandeng oleh Vicky pun cepat-cepat melepaskan tangannya dari Vicky. “Maaf, Pak! Gak enak kalo sampai ada yang lihat nanti!” tolak Rhea membuat Vicky langsung melepaskan tangannya.
“Maaf, maaf! Sayang gak bermaksud apa-apa, tadi!” kilah Vicky.
Tak lama kemudian terdengar suara teriakan anak memanggil nama Rhea dari dalam mobil, “Kak Rheaaa!” teriak Dean sambil melambaikan tangannya.
“Hai, Dean!” balas Rhea yang kemudian berlari meninggalkan Vicky menuju ke mobil.
“Kamu baru pulang, ya? Belajar apa aja tadi di sekolah?” tanya Rhea yang kini sudah duduk di samping Dean.
“Belajar berhitung sama membuat bunga!” jawab Dean sambil menggeser duduknya saat pintu mobil kembali terbuka dan tampak Daddynya akan masuk ke dalam dan hendak duduk di samping Rhea.
“Dean bikin bunga cantik loh buat Kak Rhea!” Dean mulai membuka tasnya dan memberikan bunga buatannya untuk Rhea.
“Waaah, cantik sekali bunganya!” puji Rhea yang masih belum sadar jika Vicky tengah menunggunya menggeser tempat duduknya di pintu mobil.
“Bisa geser, gak?” tanya Vicky yang sengaja berbisik di telinga Rhea dan membuat Rhea sangat terkejut.
Rhea pun langsung berbalik ke belakang dan tanpa sengaja bibirnya mencium bibir Vicky.
Ciuman yang tidak sengaja ini membuat Vicky justru semakin merapatkan tubuhnya dengan Anya dan membuat tubuh Anya bergeser dengan sendirinya. Sedangkan Dean hanya melongo melihat Daddynya mencium Rhea.
Berbeda dengan Ken yang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat atasan sekaligus sahabatnya itu sangat pintar mencari kesempatan dalam kesempitan.
💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
bibuk duo nan
modusnya pak duda bisa ae hihihi
2024-02-07
0
UQies (IG: bulqies_uqies)
Anya?
2023-07-03
1
Rita
ditunggu selalu
2023-07-02
1