Rhea menelungkupkan wajahnya di atas bantal sambil menangis kesal. Ia pun memukul-mukul bantal di atas kasur nya.
"Aku tidak habis pikir, kenapa papa dan mama setuju untuk menikah kan aku di usia yang sangat muda hanya untuk kelancaran bisnis mereka?" gerutu Rhea kesal.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi dan terlihat nama Naya yang kini sedang menghubunginya. Dengan malas Rhea pun menjawab panggilan dari Naya.
"Halo Nay, ada apa?" tanya Rhea yang suaranya terdengar serak karena habis menangis.
"Hei, kamu nangis ya?" bukannya menjawab pertanyaan dari Rhea, Naya justru balik bertanya.
"Iya Nay."
"Ada masalah apa Rhea? Cerita deh sama aku, kalo perlu nginep sini. Kebetulan papa sama mama aku lagi keluar kota seminggu," tawar Naya.
"Aku sekarang udah mulai kerja, Nay. Besok pulang kerja aku nginep di rumah kamu ya," balas Rhea.
"Kerja? Gak salah denger nih aku, anak papa Vano sama mama Dela dibolehin kerja?" tanya Naya tidak percaya.
"Sssstttt! Papa sama mama juga belum tahu kalo aku kerja. Ya udah ya, sampai ketemu besok," ucap Rhea mengakhiri panggilannya.
Setelah menerima panggilan dari Naya, Rhea pun membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu ia kembali naik ke atas tempat tidur dan tanpa menunggu waktu lama ia pun tertidur karena lelah seharian bekerja.
💞💞💞
Keesokan paginya, Rhea sengaja bangun lebih pagi dan meninggalkan rumah tanpa sarapan terlebih dahulu. Sedangkan mama Rhea sendiri sudah angkat hafal dengan sikap putrinya yang selalu seperti itu jika sedang marah.
"Rhea kemana mah?" tanya papa Vano saat tidak melihat Rhea berada di meja makan.
"Udah pergi dari pagi, pah. Barusan mama telfon katanya mau ketemuan sama Naya di taman," jawab Mama Dela.
"Aku akan coba menghubungi Vicky untuk membicarakan masalah ini, semoga nantinya ia punya jalan keluar dari masalah yang sedang kita hadapi sekarang," ucap papa Vano.
💞💞💞
Di sisi lain, Vicky yang sekarang mulai bangun lebih pagi mulai membuat Lisa sedikit curiga.
"Kak Vicky aku lihat akhir-akhir ini beda banget deh kayak biasanya," ucap Lisa sambil mengoleskan selai di roti tawar untuk sarapan suaminya.
"Kenapa emang?" tanya Vicky sambil menikmati sarapannya.
"Emmmh, gak sih. Cuma lebih rajin bangun pagi aja. Udah gitu tampak makin fresh gituh kayak lagi jatuh cinta."
Uhuk! Uhuk!
Mendengar ucapan Lisa membuat Vicky tersedak roti tawar.
"Daddy makannya pelan-pelan dong," tukas Dean yang baru saja bergabung ke ruang makan bersama Uncle Sam.
Lisa pun langsung menyodorkan minuman ke arah Vicky sambil menepuk punggung kakaknya.
"Kakak beneran lagi jatuh cinta ya?" tanya Lisa mempertegas dugaannya tadi.
"Kalo iya, kenapa?" balas Vicky membuat semua mata kini tertuju padanya.
"Daddy mau cariin Mommy buat aku ya?" tanya Dean dengan mata berbinar.
"Siapa orangnya dad? Aku kenal gak? Calon Mommy aku cantik kan?" serentetan pertanyaan Dean langsung meluncur untuk Daddynya.
Sayangnya Vicky hanya tersenyum menimpali pertanyaan putranya hingga membuat Lisa dan suaminya makin penasaran.
"Siapa nih wanita beruntung yang bisa bikin kakak iparku jatuh cinta kayak gini?" tanya Sam, suami Lisa.
"Aku yakin dia bukan wanita sembarangan karena bisa buat kakakku jatuh cinta," timpal Lisa.
"Yap, that's true. Untuk siapa nya nanti daddy akan kasih surprise ya untuk Dean!" ucap Vicky sambil mengusap kepala putranya.
Dean pun mengangguk dan segera menikmati sarapannya.
Setelah Dean selesai sarapan, ia pun langsung berangkat ke sekolah diantar oleh daddynya. Karena masih sangat pagi, jalanan kota tidak terlalu ramai. Namun, saat mobil Vicky berhenti di lampu merah tepatnya di dekat taman kota, tiba-tiba Dean melihat Rhea yang sedang duduk di taman bersama dengan Naya dan juga Hazel.
"Kak Rhea lagi pacaran tuh dad!" celetuk Dean sambil menunjuk ke arah Rhea yang duduk tepat di samping Hazel.
Vicky pun mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjukkan oleh Dean dan seketika dadanya sedikit sesak karena merasa cemburu.
"Bisa-bisanya Rhea bertemu dengan seorang laki-laki sebelum berangkat bekerja!" gumam Vicky pelan.
"Itu bukan pacaran Dean sayang. Itu pasti teman Kak Rhea!" sanggah Vicky.
"Daddy gak percaya ih, tuh liat aja temen ceweknya aja pergi dan sekarang kak Rhea tinggal berdua aja sama cowoknya!" tukas Dean.
Dan benar saja apa yang dikatakan oleh putranya, Kini tinggal Rhea dengan Hazel saja yang duduk berdua di taman.
‘Aku akan segera memintanya datang ke kantor sesegera mungkin setelah mengantar Dean sekolah. Bagaimana pun, Rhea adalah calon istriku yang tidak boleh berdua-duaan dengan lelaki lain!’ batin Vicky sambil menjalankan mobilnya karena lampu sudah berganti warna hijau.
Sesampainya di sekolah Dean, Vicky yang terburu-buru ingin segera menghubungi Rhea, kini justru di panggil dengan guru kelas Dean, hingga ia pun harus menunda keinginannya untuk menghubungi Rhea.
"Pak Vicky!" panggil Miss Mala. "Bisa saya bicara sebentar?"
Vicky menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik. "Oh iya Miss. Ada apa ya?" tanya Vicky. "Apa Dean membuat masalah di kelas?"
Mala menyunggingkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak pak, Dean justru sangat baik dan tertib jika berada di dalam kelas. Saya memanggil bapak hanya ingin membicarakan tentang kehadiran orang tua Dean dalam acara family gathering."
"Oh itu ya. Dean juga sudah membicarakan hal itu dengan saya," jawab Vicky santai.
"Benar pak, kemarin ontynya Dean mengatakan jika dia tidak bisa mendampingi Pak Vicky dalam acara ini dan meminta..."
"Oh iya Miss. Saya juga kebetulan sudah mendapatkan pendamping untuk acara tersebut," ucap Vicky yang sengaja memotong pembicaraan Miss Mala.
"Emmmh, begitu ya pak. Soalnya kemarin Onty Lisa meminta saya untuk..."
"Mohon maaf sekali Miss Mala, pagi ini saya sedang buru-buru menuju ke kantor karena akan ada tamu penting," lagi lagi Vicky memotong ucapan Miss Mala karena ia paham betul apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh guru kelas putranya itu.
"Kalau begitu saya minta maaf karena sudah menahan bapak di sini!" ucap Mala yang merasa tidak enak dengan Vicky.
"Tidak masalah Miss, kalau begitu saya undur diri!"
Vicky pun langsung meninggalkan Miss Mala dan masuk ke dalam mobilnya.
Saat Vicky baru saja menjalankan mobilnya dan hendak menghubungi Rhea, ponselnya berdering dan tampak panggilan masuk dari Vano, papanya Rhea.
Vicky pun langsung menjawab panggilan Vano untuk mengetahui kelanjutan dari meeting kemarin.
"Halo Om Vano,"
"..."
"Bisa saja Om, bagaimana jika di restoran yang kemarin?"
"..."
"Oke, om. Saya juga akan langsung menuju ke sana."
Setelah mengakhiri panggilan dari papanya Rhea, Vicky pun langsung menghubungi Rhea.
"Halo Rhea, tolong kamu segera ke kantor pagi ini ya. Ada beberapa berkas yang perlu disiapkan."
"Oh, baik Pak. Saya akan segera pergi ke kantor!" jawab Rhea di ujung panggilan.
Mendengar Rhea langsung akan menuju ke kantor, membuat Vicky bisa sedikit bernafas lega. "Terima kasih Rhea," ucap Vicky sambil memutuskan panggilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments