"Aku mau kasih tau rumahku dulu sama Tuan Vicky. Siapa tahu nanti dia mau apel lagi ke rumah aku!" bisik Naya membuat Rhea hanya mengedikkan bahunya.
"Diiih, Narsis banget!" timpal Rhea.
Vicky pun langsung menjalankan mobilnya menuju ke rumah Naya sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Naya.
Setelah mengantarkan Naya ke rumahnya, kini Vicky bukannya mengantarkan Rhea pulang namun justru menuju ke kantornya sendiri.
"Kita ke kantor sebentar ya, ada beberapa berkas yang harus saya tanda tangani dulu!" ucap Vicky.
"Oh iya pak!" jawab Rhea sambil memainkan ponselnya.
"Kamu bisa gak pindah kesini!" pinta Vicky menunjuk ke arah kursi mobil yang ada di sampingnya.
Rhea terdiam sesaat, "Bisa aja sih pak. Tapi gak papa nih langsung maju ke depan gituh aja?" tanya Rhea yang melihat jangan sangat ramai dan tidak memungkinkan untuk Vicky menepikan mobilnya.
"Memangnya kenapa?"
"Takut gak sopan aja!" balas Rhea yang siap membuka sepatunya dan siap untuk melompat ke seat di samping Vicky.
Tapi saat hendak melangkahkan kakinya ke depan, tiba-tiba Vicky menginjak rem mobilnya secara mendadak dan membuat tubuh Rhea terhuyung ke arah Vicky dan cup, satu kecupan dari Rhea mendarat sempurna di pipi Vicky.
Rhea menelan ludahnya kasar saat menyadari apa yang saat ini terjadi padanya. Ia langsung merutuki kebodohannya sendiri dalam hati yang sudah tidak berhati-hati.
Berbeda dengan Vicky yang hatinya langsung bersorak gembira. Ia sangat tidak menyangka jika Rhea mendaratkan kecupannya tepat di pipi kirinya meskipun ia tahu betul jika Rhea pasti tidak sadar melakukannya.
"Maaf pak, saya tidak sengaja!" ucap Rhea yang langsung memundurkan tubuhnya menjauh dari Vicky. Tangannya pun kemudian langsung terulur ke wajah Vicky untuk mengusap sisa lipstik yang tertinggal di pipi Vicky.
Sedangkan Vicky berusaha untuk setenang mungkin meskipun jantungnya kini berdegup kencang saat tangan Rhea mengusap pipinya. "It's okay, tadi juga aku tidak sengaja menginjak rem saat mobil di depan berhenti karena lampunya berubah menjadi merah." jawab Vicky.
‘Ya Ampuuun, pipi Daddy nya Dean halus banget sih ini!’ gumam Rhea dalam hati. ‘Aku bahkan baru sadar jika Pak Vicky sangat tampan jika dilihat dari jarak yang lebih dekat!’ batinnya sambil terus mengusap pipi Vicky.
"Ehmm!" dehem Vicky membuat Rhea salah tingkah dan melepaskan tangannya dari pipi Vicky.
“Oh, maaf pak!"
"No problem, Rhea! Oh iya, hari ini terakhir masuk sekolah kan?" tanya Vicky dan Rhea hanya menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana kalau saya meminta bantuan kamu untuk beberapa pekerjaan di kantor?" tawar Vicky. "Tidak susah kok, hanya mengurus beberapa berkas dan saya akan memberikan gaji sama dengan pegawai yang lain. Kamu juga bisa dapat pengalaman kerja loh."
Mendengar tawaran gaji membuat Rhea langsung menganggukkan kepalanya. "Saya mau pak!" jawab Rhea antusias.
"Tapi, saya masih ada latihan untuk persiapan perpisahan sekolah pak!" lanjutnya lagi.
"Tidak masalah untuk itu, saya akan tetap memberikan izin untuk kegiatan kamu asal pekerjaan di kantor sudah beres. Lagi pula saya butuh hanya sekitar 3 bulan saja selama sekretaris saya cuti," jelas Vicky.
"Waaah, kalo gitu saya siap pak!" Jawab Rhea yang langsung meletakkan tangannya tepat di pelipis kanannya seperti orang hormat.
Vicky pun langsung tersenyum melihat tingkah Rhea.
‘Ya ampun, pak Vicky tambah cakep deh kalo senyum begitu,’ batin Rhea dalam hati. ‘Eits, Rhea! Kamu ini apa-apaan sih. Inget, Pak Vicky udah punya anak!’
Vicky's Point Of View.
Akhirnya aku bisa membuatmu menghabiskan banyak waktu denganku, Rhea. Maaf jika aku harus berbohong hanya untuk menjebak mu agar terus bersama denganku.
Entah mengapa, aku merasa tidak betah jika harus jauh denganmu meski hanya sebentar saja. Aku kali ini tidak akan gegabah untuk mendapatkan cintamu, tetapi aku akan menjebak mu secara perlahan agar kau sendiri yang nantinya mengungkapkan perasaanmu terhadapku.
Yap, santai tapi pasti. Aku akan membuatmu tidak akan pernah bisa lari dariku.
💞💞💞
Kini Vicky dan Rhea sudah sampai di Hotel DeAnno milik Vicky. Keduanya pun langsung menuju ke lantai 25, ruang khusus CEO menggunakan lift khusus Direktur hotel.
Sesampainya di ruangan Vicky, tampak ada seorang pria yang sudah menunggunya.
"Rhea, kenalkan ini asisten pribadi saya, namanya Ken!" ucap Vicky memperkenalkan Ken kepada Rhea.
"Hai Rhea, saya Ken. Asisten sekaligus sahabat Pak Vicky!" ucap Ken mengulurkan tangannya ke arah Rhea.
"Rhea!" balas Rhea yang menerima uluran tangan dari Ken.
"Kamu bisa duduk dulu di sofa dan menunggu saya selesai menandatangani ini, Rhea!" ucap Vicky dan Rhea pun langsung menuju ke sofa yang ditunjuk oleh Vicky.
"Ini perempuan yang kamu maksud?" tanya Ken sambil berbisik tepat di telinga Vicky.
"Tepat sekali. Bagaimana menurutmu?"
Ken pun memperhatikan Rhea dari meja kerja Vicky. Rhea memang tampak sangat cantik di usianya yang masih sangat belia. Tubuhnya juga proporsional dan sangat cocok jika dijadikan sebagai model.
Setelah memperhatikan Rhea, kini Ken beralih memperhatikan Vicky, sahabat karibnya sejak masih kecil. Ia paham betul jika Vicky sama sekali tidak pernah membuka hatinya kepada wanita manapun setelah disakiti oleh mantan istrinya dan juga Jodi, sahabat mereka berdua.
Tapi saat ini justru ia mulai membuka hatinya kepada seorang gadis yang umurnya terpaut jauh di bawahnya.
"Kamu yakin suka sama Rhea?" tanya Ken dan Vicky pun tersenyum simpul.
"Aku tidak pernah main-main dengan perasaanku, Ken!" jawab Vicky dengan mantap.
"Tidak takut sakit hati lagi? Dia masih sangat kecil untuk menjadi istrimu, Vicky." tukas Ken mengingatkan sahabatnya.
Vicky mulai membuka berkas yang perlu ia tanda tangani sambil sesekali melirik ke arah Rhea yang kini membaca majalah yang ada di meja.
"Aku akan setia menunggunya sampai Rhea siap untuk menikah denganku," balas Vicky dengan suara yang pelan.
"Bagaimana jika dia tidak membalas cintamu, Vick?"
Pertanyaan Ken kini membuat Vicky terdiam dan kemudian meletakkan pulpen nya. "Aku akan membuatnya mencintai aku secara perlahan. Oh iya, mulai besok dia akan menggantikan Rina yang sudah mulai cuti melahirkan hari ini!" jelas Vicky.
"Kamu mempekerjakan anak di bawah umur, Vicky?" tanya Ken sambil mengernyitkan dahinya.
"Tentu saja tidak. Pekerjaan Rina tetap menjadi tanggung jawabmu, dan Rhea hanya akan berlatih bekerja saja!" jawab Vicky yang terus memandangi Rhea dari meja kerjanya.
Setelah puas memandangi Rhea, ia pun kembali berkutat dengan berkas-berkas yang ada di hadapannya. Begitu seterusnya, jika Vicky selesai menandatangani lima berkas, maka ia akan beristirahat sejenak dengan memandangi Rhea.
"Huft, sepertinya kau tidak akan fokus jika bekerja seperti ini, Vicky. Dan bisa aku pastikan beban kerjaku akan bertambah sepuluh kali lipat!" gerutu Ken sambil menepuk bahu Vicky yang masih memandangi Rhea.
"Itu tidak akan terjadi Ken. Tenang saja, aku sendiri besok yang akan mengajari Rhea untuk bekerja!" jawab Vicky yang kemudian melanjutkan untuk memeriksa berkas yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aelaah ogeb kepedean kamu..Yang ada dia gak mau kamu ganggu dia dgn doi..😂😂😜
2024-02-11
1