Kembali dengan tekad yang tak tergoyahkan, Celine menggoda dengan senyum lebar kepada Arriena dan Leah untuk meramaikan kunjungan mereka ke kantin. Keluhannya yang lantang karena rasa kelaparan yang tak tertahankan di ruang medis membuat mereka segera menuruti ajakannya.
Sekarang, dengan antusiasme yang membara, mereka duduk bersama-sama di meja bulat yang menggoda selera di tengah-tengah kantin akademi.
"Kantin nampaknya sunyi sekali," celetuk Arriena sambil melirik sekeliling.
"Tentu saja, kita terlambat dalam mengambil waktu istirahat. Kau tahu sendiri, Arriena, kau terbaring lemah di ruang medis selama setengah jam," Leah membalas sambil tertawa dengan lincahnya.
"Cepat-cepat, apakah masih ada makanan yang tersisa di kantin?" tanya Celine dengan harap-harap cemas kepada Leah.
Leah mengangguk dengan sedikit mendesak. "Sayangnya, sepertinya pilihan makanan di kantin sudah sangat terbatas."
"Dalam hal itu, aku yang mengajak kalian kemari, jadi aku akan mencoba mendapatkan makanan dan minuman untuk kita semua. Tunggulah di sini," kata Celine dengan singkat namun penuh semangat.
Dengan langkah-langkahnya yang cepat dan sorot mata penuh kegembiraan, Celine mendekati sosok nenek pemilik kantin yang memiliki sanggul sebesar guci, serta tatapan tajam yang menakutkan.
"Permisi, saya ingin memesan Phoenix Flame Roast dan G'nomes Gold Pancake, serta minuman Wizard's Brew," ucap Celine membaca menu.
"Semua itu sudah habis," balas nenek itu dengan cepat.
"Eh, lalu makanan apa yang masih tersisa?" tanya Celine, ia sudah menyangka bahwa makanan makanan itu sudah ludes karena terlihat dari papan menu bahwa makanan itu adalah yang terenak, tapi ia masih berharap mendapat sisa.
"Hanya tersisa mushroom risotto dan- oh ternyata wizard's brew juga masih tersisa," balas nenek tersebut.
Sebuah senyuman lega muncul di wajah Celine. "Baiklah, aku pesan Mushroom Risotto tiga porsi dan tiga gelas Wizard's Brew. Tolong antarkan ke meja di tengah sana ya," pintanya dengan penuh semangat.
Nenek penjaga kantin melihat sekelilingnya dengan seksama. Mereka berdua adalah satu-satunya orang yang mengisi ruang kantin itu, selain Celine yang berdiri di hadapannya. Ia melihat ada dua gadis lagi di meja itu. Nenek itu tampak skeptis sejenak, namun akhirnya mengangguk dan berkata, "Baiklah."
Setelah sabar menanti selama sepuluh menit, hadirah hidangan mereka dengan sempurna di atas meja. Nenek penjaga kantin, dengan gemerlap sihir yang mencengangkan, menghantarkan hidangan tersebut dengan gerakan tangan yang dipenuhi pesona magis.
"Wah, sungguh luar biasa! Apakah nenek kantin itu memang bisa melakukan sihir seperti ini?" Celine terheran-heran dengan wajah polosnya yang kagum.
Leah, yang tak bisa menahan diri dari humor yang khas, dengan senang hati memberikan jawaban, "Oh, Celine, sepertinya nenek kantin ini lebih menguasai sihir memasak daripada menguasai sihir lainnya. Rasanya lebih aman untuk dunia ini, kan?" Leah tersenyum lebar, melepaskan candaannya.
Arriena bergabung dalam tawa mereka. "Ya, tentu saja! Jangan berikan dia tongkat ajaib. Siapa tahu kita semua bisa berakhir menjadi katak!"
"Hei, jangan terlalu keras bicaranya, nanti nenek kantin mendengar dari kejauhan, kita akan berakhir menjadi sebuah katak betulan," timpa Celine berbisik.
Mereka segera menghentikan tawanya dengan geli.
"Akan ku beri tahu kalian, nenek kantin ini bukan sembarang nenek biasa loh, dia adalah alumni dari Melldfy's Academy, jadi tidak heran jika dia bisa melakukan trik semacam itu." jelas Leah kepada Arriena dan Celine.
"Benarkah? Kalau begitu kita seperti nya perlu belajar banyak hal dengan nya," jawab Arriena.
"Sudah, tidak usah mengada-ngada, nikmati saja makanan nya, kalian sudah lapar kan?" balas Leah, Arriena dan Celine tersenyum lebar.
Mereka dengan penuh keterpesonaan mulai merasakan kelezatan yang terpancar dari setiap lapisan dalam Mushroom Risotto yang mereka lahap perlahan. Saat suap pertama masuk ke dalam mulut, sensasi hangatnya menyebar dengan sempurna, membawa mereka ke dalam dunia kenikmatan yang tak terkatakan.
"Wah, ini enak sekali," ucap Celine terkagum.
"Kau seharusnya mencoba menu lain, ada yang lebih enak tahu, tetapi aku yakin makanan itu sudah habis di serbu para siswa," ucap Leah sembari mengunyah, Arriena hanya diam menikmati makanan yang terasa lezat ini, ia pikir makanan sisa terakhir akan terasa biasa saja, namun ternyata ia salah.
Keberagaman dan keintiman rasa bumbu-bumbu yang terkandung dalam hidangan ini membuat rasanya semakin istimewa. Biji-bijian pilihan menjalin harmoni dengan serbuk rempah yang menggoda, membentuk sinfoni rasa yang memukau di lidah mereka. Setiap ayunan sendok membawa kepuasan yang tak tergambarkan, dan setiap kunyahan memicu ledakan sensasi yang menggelora di dalam hati.
Tak hanya itu, aroma lezat yang tercium dari Mushroom Risotto ini mampu merayu hidung mereka dengan pesona yang tak terelakkan. Ecoicasso mampu menciptakan perpaduan sempurna antara aroma earthy dari jamur segar dan aroma khas dari bumbu rempah yang dimasak dengan penuh keahlian. Begitu hidangan ini diletakkan di meja, aroma menggoda dari setiap butir beras yang lembut dan bumbu-bumbu yang meresap akan memikat pancaindera siapapun yang menghidukannya.
Tak ada kata yang bisa menggambarkan betapa mereka terpikat oleh kenikmatan setiap sentuhan dari hidangan ini. Setiap suapan mereka perlahan menjadi santapan yang melampaui waktu, membawa mereka ke dalam kebahagiaan sempurna. Mushroom Risotto yang hangat dalam mulut mereka adalah kelezatan yang tak tergantikan, sebuah keajaiban yang tercipta melalui keahlian dan kecintaan Ecoicasso akan seni kuliner.
"Ini akan menjadi menu favorit ku," sela Arriena di tengah-tengah.
"Sudah ku bilang, kau harus merasakan dulu menu yang lain, baru bisa memutuskan mana yang akan menjadi favorit mu," kini Leah kembali berkata.
"Ya-ya, baiklah, senior." Arriena membalas ucapan Leah dengan sedikit ledekan.
Kemudian mereka memanjakan diri dengan segelas besar Wizard's Brew yang menggoda imajinasi mereka. Mentari senja memantulkan cahaya ke cairan ajaib yang berkilauan di dalam gelas. Saat mereka membawa bibir mereka dekat dengan gelas, aroma yang memikat berputar-putar di hidung mereka seperti mantra yang mempesona.
"Umm, wangi nya menyegarkan, bintang lima untuk aromanya," ucap Celine.
Setiap tegukan yang mereka ambil membuat tenggorokan mereka merasakan sensasi menyegarkan yang memancar dari setiap tetes cairan ini. Rasanya manis dan dengan sentuhan keasaman yang memperkuat kesegaran, memberikan perpaduan yang selaras dan nikmat.
Setiap tegukan yang mereka nikmati adalah seperti petualangan di dunia sihir yang tak terbatas. Cahaya yang bersinar-cemerlang memenuhi setiap sel-sel mereka, memberi kekuatan dan energi. Wizard's Brew menjadi eliksir pembangkit semangat mereka, menjaga mereka terjaga dan ceria dalam menjalani setiap petualangan di hidup mereka.
Wizard's brew, akan menjadi minuman bersejarah di lidah Arriena, ia sangat menikmatinya.
Rasa ini tidak hanya menggoyang lidah mereka, tetapi juga jiwa mereka yang merasa bahagia dan mendesah lega setelah meminum nya.
"Hei, setelah ini mari kita ke perpustakaan, ada sesuatu yang ingin aku cari," ucap Arriena setelah meneguk minuman nya, ia ingin mencari tahu tentang buku Archaic misterius dan sesuatu tentang Ghebalyn.
Wizard's Brew adalah perjalanan rasa yang tiada tara. Setiap minuman dipersembahkan dengan kesempurnaan alkimia, memadukan rasa dan sensasi menjadi satu kesatuan yang tak tergoyahkan. Sudut-sudut lidah mereka menangkap setiap nuansa rasa, seolah-olah menjelajahi negeri dongeng yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
"Benar, aku juga ingin mencari novel di sana, siapa tahu ada novel ber-genre romantis, aku sudah lama tidak membaca novel," balas Celine antusias.
"Bodoh, mana ada novel semacam itu di perpustakaan sekolah," maki Leah kepada Celine yang kini nampak lesu.
"Jadi, tidak ada ya…"
"Ah, tidak apa-apa. Tentu kita dapat menemukan buku yang lebih menarik lagi, bukan?" goda Arriena dengan mantap.
Namun, Leah menegaskan pendiriannya dengan satu kata tegas, "Tidak."
Keheranan melintas di pikiran mereka - apa yang dimaksud Leah dengan ucapan seperti itu?
Leah menambahkan, "Tidak ada siswa yang diperbolehkan masuk ke perpustakaan sembarangan, teman-teman."
Arriena dengan cepat membela keputusannya, "Tapi kita tidak akan melakukannya sembarangan. Kita akan meminta izin kepada pengawas disana."
Entah apa yang ada dipikiran Leah, dia hanya menyandarkan tubuhnya lelah di penyangga kursi sambil mengambil napas panjang. "Ya, tentu, kalian siswa baru, tidak heran jika berkata seperti itu,"
Tiba-tiba, Leah memberikan tanggapan yang cukup mengejutkan. Dengan sedikit terbata-bata, dia mengungkapkan fakta yang mengejutkan tentang perpustakaan itu.
"Kau tahu, pernah terjadi sebuah tragedi besar di perpustakaan itu yang mengubah segalanya. Sebuah peristiwa yang terjadi kurang lebih 16 tahun yang lalu, saat usiaku baru beranjak tiga tahun. Sayangnya, aku tidak begitu paham rincian ceritanya," Leah menjelaskan secara singkat.
Arriena merasa hatinya berdebar cepat. Apakah tragedi itu berhubungan dengan apa yang ia cari? Apakah ada keterkaitan yang tak terduga yang bisa membawa ia pada kenyataan buku Archaic dan sesuatu tentang Ghebalyn.
"Tunggu sebentar, Leah," kata Arriena sambil menahan napasnya. "Kamu bilang ada tragedi besar yang terjadi di sini? Apa kamu tahu apa pun tentang kejadian itu?"
Leah mengangguk sambil menatap lantai dengan ekspresi serius. "Sungguh, Arriena, aku hanya memiliki sedikit informasi tentang tragedi itu. Beberapa orang tua yang pernah menceritakan bahwa terjadi sesuatu yang sangat mengerikan, hingga perpustakaan hanya boleh diakses oleh para profesor. Tapi, detailnya, aku tidak tahu pasti. Rasanya seperti ada sesuatu yang disembunyikan dari kita."
Arriena bergumam, tertarik dengan teka-teki yang semakin menggelayut di sekitar mereka. Ia pikir mungkin ada kaitan antara cerita rahasia perpustakaan dan alasan mengapa mereka begitu terikat untuk menemukan buku Archaic yang ia temui di rumahnya itu.
Tanpa bisa menahan rasa penasaran dan semangat petualangannya yang berkobar, Arriena berkata, "Apa kamu rasa kita bisa menyingkap misteri di balik tragedi itu, Leah? Apa kita berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi? Sepertinya petualangan kita akan jauh lebih menarik jika kita bisa menemukan jawabannya."
Leah memandang Arriena dengan pandangan campuran antara ketakutan dan keberanian. Kemudian, dia menggelengkan kepala dengan berani dan berkata, "Kau tahu, Arriena, adik perempuanku sering kali berbicara tentang seorang profesor tua yang mungkin mengetahui lebih banyak. Namun, dia sangat sulit ditemukan dan sering terlihat di perpustakaan pada malam hari. Apakah kita berani menghadapinya dan meminta petunjuknya?"
Arriena tersenyum dengan penuh tantangan. "Tentu saja, Leah! Kita tidak boleh takut untuk mendapatkan jawaban yang kita cari. Bersama-sama, kita akan menantang kegelapan dan segala hal misterius di perpustakaan ini. Ayo, mari kita mulai petualangan tak terlupakan kita menuju kebenaran yang tersembunyi!"
Mendengar kata-kata itu, Leah dan Arriena saling menguatkan satu sama lain. Dengan semangat yang menyala-nyala, mereka bersiap melangkah ke dalam perpustakaan yang menyimpan rahasia besar. Mereka tak sabar untuk menemukan jawaban atas cerita yang tak terungkap dan mendapatkan informasi tentang buku Archaic yang ingin Arriena selidiki, sambil menguak misteri yang menguasai perpustakaan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Anonymous
plot twist 😲 jangan-jangan si nenek kantin? wkwk cuma tebakan doang sih 😂
2023-07-10
1
Anonymous
jadi penasaran rasa minuman nya gimana
2023-07-10
2
Anonymous
kok jadi ngiler 😭
2023-07-10
2