Seketika, udara di dalamnya terasa sangat panas dan asap tebal menyelimuti seluruh ruangan.
Leah tersadar menemukan diri mereka berhadapan dengan seorang monster api raksasa yang berdiri di hadapan mereka.
Mata monster itu terlihat seperti lampu merah menyala dan baunya bau belerang terbakar.
Api yang keluar dari tubuh monster itu terus membesar dan meredup secara bergantian, memberikan nuansa menyeramkan dan membuat kedua wanita itu bergidik ngeri.
Ruangan itu terlihat seperti neraka, dengan tanah yang dinyalakan dan api yang terus membesar. Leah menelan salvina nya susah payah, tenggorokannya terasa kering, badannya kaku untuk di gerakkan, aura dalam ruangan tersebut terasa sangat mencekik.
Tubuh monster api itu besar dan menjulang tinggi, melebihi tinggi tubuh manusia sekitar dua kali lipat.
Terbuat dari api yang menyala-nyala, tubuhnya selalu bergerak dan tak pernah diam, dengan lidah api yang menggeliat-geliat dan merayap ke semua sudut tubuhnya.
Bahunya selebar pintu masuk, dan kepalanya seperti kepala naga, memancarkan nafas api dari mulutnya yang terbuka dengan lebar.
Semua gerakannya terlihat ganas dengan gerakan yang cepat dan tajam, seolah-olah tubuhnya mampu bergerak dengan keluwesan dan kecepatan yang luar biasa.
Terdapat delapan tentakel yang merayap di sekelilingnya, menjulang tinggi hingga setinggi tubuh manusia. Setiap tentakel itu tampak membesar dan memudar secara bergantian, dan ketika Leah memperhatikan lebih, dia menyadari bahwa setiap tentakel terdiri dari urat-urat api yang saling terhubung dan berkelok-kelok membentuk pola yang rumit.
Di antara ke delapan tentakel itu, di tengah-tengah tubuh monster, terdapat sebuah bola api besar yang berputar-putar dan mengeluarkan sinar-sinar berwarna-warni.
Seluruh tubuhnya terlihat bergetar dan bergelayutan seperti api yang ditiup angin, dan suaranya seperti desingan api yang terus menerus berkobar dan padam.
Debvora menyadari ketakutan yang di rasakan oleh putrinya, "Leah, tetaplah disini, aku tidak ingin menimbulkan banyak kerusakan dan memancing banyak perhatian sekitar."
"Aku akan menggunakan mantera teleportasi dan berpindah dimensi ke dimensi infinity." Lanjutnya yang di respon oleh Leah dengan anggukan patah-patah
Debvora mengeluarkan kristal kecil dari dalam kantongnya. Kristal tersebut berkilauan dan berubah warna setiap beberapa detik, memberikan efek yang memukau.
"Ini adalah kristal teleportasi yang dibuat oleh keluarga kita selama berabad-abad. Sangat berguna untuk melarikan diri dari situasi berbahaya. Aku akan menggunakan mantera kuno dan mengaktifkan kristal ini untuk pindah ke dimensi infinity bersama tubuh Arriena yang di rasuki oleh Curffern."
Leah memperhatikan dengan seksama ketika sang ibu melakukan beberapa gerakan dengan bahasa yang tidak diketahuinya.
Gerakan itu indah dan aneh, seperti tarian yang melibatkan gerakan tangan dan tubuh yang rumit. Kemudian, dengan tenang, Debvora menepukkan kristal itu ke lantai.
Kristal tersebut memancarkan cahaya kebiruan yang terang, menyebar ke seluruh ruangan dan terasa melindungi mereka dari api yang terbakar di sekelilingnya.
Tiba-tiba, api yang menyala-nyala dimulai mereda, tubuh monster itu melayang dan terbawa masuk ke dalam portal bersama Debvora.
Leah melihat kejadian itu dengan terkejut dan tertegun, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ruang yang kosong, yang tadinya penuh dengan api, kini kembali hening tanpa suara.
"Ibu! Rin!" Teriaknya, "mereka benar-benar menghilang." Lanjutnya lalu terduduk lemas menyeka keringat yang bercucuran, ia tidak sanggup hanya dengan menatap mata monster mengerikan itu yang berada dalam tubuh temannya.
Di lain sisi.
"Kau bocah sialan! Kau membawaku ke tempat ini lagi?!" Teriak Curffern marah.
Setelah Debvora dan monster itu melewati ambang pintu portal, mereka mulai merasakan ada yang berbeda di dalam sana. Seolah-olah ia menjadi bagian dari ruang dan waktu yang lebih besar, dan sebagai penghuni kecil dalam dunia kosmik yang tak terbatas.
Ruangan infinity terbentang luas di depan matanya, dengan dinding-dinding yang seakan merentang hingga ke ujung tak terbatas cakrawala. Tiada batas atas atau bawah, kanan atau kiri, hanya ruang kosong yang tak berujung hingga ke luar angkasa yang hitam pekat, semuanya menyatu dalam keseluruhan yang terlihat indah dan menakjubkan.
Debvora tersenyum, " bukankah ini indah Curffern? " Curffern menatap Debvora dengan tatapan seolah olah akan menerkam nya kapan saja, ia mulai menyatukan tangannya dan membuat segel, Debvora yang melihat itu menggerakkan tubuhnya dengan hati-hati, itu adalah segel kebangkitan, monster itu ingin membangkitkan tubuhnya, Debvora tidak ingin Arriena kehilangan tubuhnya, ia harus segera menghentikan monster api itu bagaimana pun caranya.
Debvora mengambil langkah mundur dan mengangkat tangannya untuk mengeluarkan serangan laser energinya. Namun, ketika serangan itu menghantamnya, dia merasakan sesuatu yang tidak biasa.
Tiba-tiba, dia melayang ke udara dan angin mulai membawanya jauh dari Curffern dan tempat itu.
"Sialan!" Debvora mengumpat, mencoba bertahan tetap stabil di langit terbuka. Namun, dia juga sadar bahwa ia harus segera mengambil tindakan.
Debvora mengeluarkan scanner khususnya yang dapat mendeteksi aura energi monster dan mulai memindai sekitarnya. Setelah beberapa saat melakukan pemindaian, ia dapat merasakan keberadaan monster itu yang lebih dekat darinya daripada Curffern.
Debvora memusatkan energi di tangannya untuk membuat perisai energi untuk menahan serangan monster dan memastikan bahwa dia siap untuk pertempuran.
Ketika monster itu datang hampir kepadanya, Debvora dengan cepat mengeluarkan serangan perisai laser energi yang langsung menghantam monster itu. Namun, serangan Debvora tampaknya tidak memiliki efek pada monster itu sama sekali. Monster itu malah semakin marah dan mulai memunculkan api di sekelilingnya.
Debvora kemudian mengeluarkan serangan lagi dan lagi, tetapi monster itu masih saja bertahan. Akhirnya, Debvora menyadari bahwa monster itu terlalu kuat untuk dikalahkan dengan serangan biasa.
"Aku harus mencari cara lain!"
Debvora merenung sejenak sebelum mendapatkan ide. Ia mengingat bahwa monster itu terlahir dari api dan memutuskan untuk menggunakan kelemahan itu sebagai sebuah keuntungan. Debvora berputar-putar di angin dan membukukan kedua lengannya menuju langit.
Kemudian, ia menyatukan lapangan magnetiknya, mengambil elemen api dari monster itu dan mengumpulkannya ke dalam dirinya.
Monster tersebut mengaum keras saat melihat Debvora mencuri elemen api miliknya, kemudian keluar dari pusaran angin yang dibuat Debvora, dan mulai mengikuti gerakan Debvora di udara. Monster itu kemudian mulai mengarahkan serangan-serangannya pada Debvora.
Debvora berusaha menghindari serangan-serangan monster dengan manuver yang cepat dan lincah di udara, sambil terus mengambil elemen api yang masih dapat ia ambil. Ketika ia merasa sudah cukup mengumpulkan elemen api yang kuat, ia memfokuskan perhatiannya untuk mengerahkan seluruh elemen api yang ia kumpulkan tadi menjadi satu serangan besar.
Debvora menatap monster itu dengan tajam dan berkata, "Inilah akhirnya, Curffern! Tertidur lah."
Kemudian ia melemparkan serangan besar satu-satunya yang bisa dia hasilkan, yaitu 'Perisai Laser Inferno'. Ia membuat segel di tangan nya dan mengucap mantera penyegel,
"Asiria." Ucapnya.
Seketika itu, sebuah gelombang energi panas membentuk lingkaran besar, membakar monster itu hingga menjadi abu, menyisakan tubuh Arriena yang terbaring lemah. Setelah itu, Debvora mendarat dengan tenang di tanah dan mengeluarkan nafas panjang.
Debvora berhasil menyegel kembali tubuh Curffern, tetapi ia merasa bahwa tubuh itu tidak sepenuhnya tersegel. Kekuatan Curffern masih mampu keluar apabila Arriena tersulut emosi atau saat menggunakan elemen api. Debvora merasa bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Namun tubuhnya sudah terlalu lelah karena terlalu banyak menggunakan tenaga sihirnya, dengan sisa-sisa tenaga yang masih terkumpul, ia menghampiri Arriena, memeluknya lalu mengeluarkan batu kristal kecil dan keluar dari ruangan infinity itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments