BAB 14 : wanita itu

Arriena memiliki ketertarikan yang besar terhadap dua bidang, yakni medis dan sihir. Ia belajar keras untuk menggabungkan keduanya menjadi satu.

Saat ini dalam ruangan yang bernuansa vintage, Arriena duduk di salah satu kursi tunggal yang ada di pojok kamarnya,

Di meja tersebut terhampar tumpukan buku, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Halaman-halaman yang menguning dengan usia terbuka lebar, seperti pintu menuju dunia-dunia tak terbatas yang tersembunyi di dalamnya. Seperti harta karun intelektual yang belum terungkap, buku-buku tersebut menunggu untuk dijelajahi.

Ia memulai semuanya melalui sebuah akademi dengan kredibilitas tinggi. Melldfy's Academy, tempat di mana Arriena berusaha menjembatani dunia sihir dengan ilmu kedokteran. Sudah seminggu berlalu semenjak ia di terima di akademi tersebut.

"Baiklah, aku harus memulai dari bab baru, rangkuman ku sudah cukup tebal, hmm padahal baru seminggu aku berada di akademi itu," monolog Arriena sembari membuka buku setebal telepon genggam. Ia membuka pada halaman 459, bab tentang mantera 'pulsatio vitalis'

Ia mulai membaca, "'Pulsatio Vitalis'. Mantera ini memancarkan energi sihir yang khususnya dirancang untuk merangsang dan menguatkan denyut nadi serta vitalitas seseorang. Ketika mantera ini diucapkan dengan penuh kekuatan dan kekhusyukan, energi sihirnya mengalir melalui tubuh pasien, mempercepat proses penyembuhan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dengan menggunakan Pulsatio Vitalis,"

"Para penyihir medis dapat mengatasi luka-luka yang sulit disembuhkan dan mempercepat pemulihan pasien. Mantera ini sangat berguna dalam situasi darurat di medan pertempuran atau ketika seseorang mengalami kecelakaan yang mengancam nyawa,"

Arriena menandai poin-poin penting catatan nya dengan cara yang unik. Dengan pena emas yang langka, ia menulis catatan-catatan kecil yang ringkas, namun memuat isi yang sangat kuat. Setiap catatan ditulis dengan hati-hati dan dirangkai dengan keahlian yang luar biasa. Arriena menggunakan tinta yang berkilauan dengan warna ungu misterius yang terkesan magis.

"Wah, indahnya~ sepertinya aku sangat berbakat dalam hal menulis, lihatlah Kilauan itu," ucapnya antusias dan merasa puas akan catatan nya yang rapi dan terlihat indah.

"Hmm, bagaimana kabar Issac ya? Sudah seminggu aku tidak bertemu dengannya,"

Arriena merasa rindu dengan teman kecilnya, Issac. Dia adalah seorang penyihir yang menjadi mahasiswa di Ecymon Academy di negara Ymon. Issac memiliki bakat yang luar biasa dalam pemahaman teori sihir dan selalu penuh semangat ketika melakukan latihan bersama Arriena. Karena kedekatannya sejak kecil, Arriena merasa ada ikatan khusus antara mereka.

"Bagaimana kalau aku main ke rumah nya dan menceritakan hal menarik yang ada di akademi? Pasti dia mendengarkan nya dengan raut wajah antusias." Arriena tertawa geli mengingat sahabat nya itu sangat suka mendengarkan cerita.

"Loh loh, kau tidak melanjutkan belajar nya?" Tanya seseorang yang terasa asing tiba-tiba. Tubuh Arriena membeku, memikirkan siapa yang bisa masuk ke kediamannya tanpa sepengetahuannya.

Ia menoleh kebelakang, melihat wanita yang berdiri berjarak satu meter dari tempat ia duduk.

Wanita itu, wanita yang sama seperti yang ia lihat saat setelah membaca buku Archaic.

"Kau?!" Teriaknya.

"Hai nak," jawabnya dengan senyuman ramah. Arriena memperhatikan lebih detail, ini sangat jelas pikirnya. Berbeda dengan saat ia melihat sekilas sebelum terjatuh pingsan, yang sekarang terasa lebih nyata, wanita itu terlihat sangat cantik.

Rambutnya panjang, mengalir dengan indah, dan memiliki warna ungu misterius yang seolah-olah memancarkan sinar magis. Matanya berkilau seperti permata, dengan warna ungu yang dalam, mencerminkan kebijaksanaan dan keanggunan.

Ia terhipnotis sekejap, ia menggeleng kepala.

"Siapa kau sebenarnya?!" Tanyanya dengan nada tinggi.

"Kau ini tidak mengerti ya? Bukankah sudah aku jelaskan sewaktu itu? Tapi sudahlah, aku kembali datang kemari hanya untuk menyampaikan sesuatu," Arriena berpikir sejenak, menyampaikan sesuatu? Sebenarnya apa tujuan dari wanita ini?

"Maksudnya?" Arriena bertanya dengan waspada.

"Kau mau pergi ke tempat teman mu itu kan? Aku ingin kau menyampaikan rasa terima kasih ku kepadanya ya," jawaban itu sama sekali tidak memenuhi rasa penasaran nya.

"Aku tidak bisa berlama-lama, jadi akan ku jelaskan sedikit, roh ku tidak bisa berada di luar lebih lama, apalagi ke sebuah tempat yang sama sekali belum pernah aku kunjungi, seperti rumah teman mu itu. Jadi aku hanya bisa ke sini, tempat yang dulunya aku tinggali," jelasnya dengan singkat.

"Wanita aneh," gumam Arriena.

"Hei, hei. Kau tidak boleh berkata seperti kepada yang lebih tua, idiot," wanita itu sekarang bersedekap dada.

"Kau juga sama!" Arriena menunjukkan jari telunjuknya ke arah wanita tersebut.

Wanita itu tersenyum singkat, "ingat misi mu di akademi itu nak,"

"Aku tidak mempunyai misi apapun yang harus di selesaikan, enyah lah kau hantu buku!"

"Hantu buku?" Wanita itu tertawa melengking.

"Lucu sekali, aku orang yang sangat kau kenali Arriena, orang yang sangat dekat denganmu sebelum ingatan mu di lahap habis oleh monster biadab itu. Tapi ya sudahlah, aku yakin kau pasti bisa mengembalikan ingatan mu sendiri, maka dari itu,"

"Cari tahu tentang Ghebalyn dan diri mu dalam akademi itu. Hanya kau yang bisa, aku mengandalkan mu," ucapnya lalu menghilang bersamaan dengan kabut asap yang mengelilinginya sempurna.

Arriena terbatuk akibat efek asapnya.

"Apa benar yang dikatakan Isaac? Ia hanya hantu buku yang penasaran? Hanya ingin main-main, dasar jahil."

"Aku harus merapikan meja ku dan berkemas ke tempat Issac, aku mulai bosan belajar sendirian." Ucapnya lalu merapikan buku-buku yang bertumpuk ramai itu dengan sihir nya.

Arriena mengemas buku-buku yang telah ia pelajari dengan teliti ke dalam tas punggungnya. Ia bergegas menuju ke pintu keluar dan membuka pintu dengan sihir, sehingga sebuah kegelapan yang pekat menyelimuti sekitarnya. Ia menggunakan sapu terbang sihirnya untuk bergerak secepat kebutulan.

"Ehh aku akan lewat rute memutar, berjalan-jalan sebentar, haha," ucapnya dengan perasaan baik.

Arriena tiba di sebuah gang sempit yang diapit oleh rumah-rumah bertingkat yang tampak ramai. Suaranya terdengar dari atas atap dan kucing-kucing jaga yang menghabiskan waktu di halaman rumah yang penuh tumpukan debu.

"Aku lupa jalan ini, hmmm,"

"Hmm, ada apa di sini?" Ia berpikir saat bertanya ke langit yang gelap.

Arriena merasa sendirian dan sepi, meskipun di sekitarnya ramai kehidupan.

Setelah diperhatikan sekitarannya, ia menemukan rute terdekat ke rumah Isaac. Ia mulai mengikatkan sepatunya dan bergerak menuju ke arahnya.

Sesosok kegelapan yang tebal menghantui langkahnya. Ia merasa sendirian dan sepi, seperti hidupnya yang kurang ramai kehidupan.

"Sampai," Arriena menikmati perjalanan nya menuju rumah Issac.

Arriena memasuki rumah Isaac yang tampak sepi dan gelap. Ia mencarinya di sekitar rumah, tapi tak ingin mengganggu privasi temannya.

"Isaac! Aku datang menceritakan hal menarik dari akademi!" panggilnya dengan nada semangat.

Tapi tidak ada respon yang tiba dari rumahnya. Tak ada suara yang mendengarkan ceritanya.

"Isaac? Is there anyone home? Isaac? Are you there? Isaac! I'm here!" Arriena semakin khawatir saat tidak ada respon yang tiba.

"Isaac...!" Ia berbisik, menyinggung nama temannya dengan cara yang halus.

Rasa khawatir tidak bisa dihindari. Tapi Arriena tahu, Isaac akan mendengarkan ceritanya. Dia yakin dengan hal tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!