Happy Reading.
Mutiara menatap layar ponselnya, ada panggilan dari orang kepercayaannya di Korea.
"Halo?"
"Halo Nona Ara, omset kita bulan ini meningkat drastis, tiga kali lipat dari biasanya, apakah saya harus mentransfer semuanya ke rekening anda seperti biasa?"
"Iya, transfer semuanya, sepertinya aku akan membuka cabang di Indonesia, melihat antusias wanita-wanita Indonesia yang menyukai kulit putih dan mulus dan sepertinya produk skincare milikku sangat cocok untuk mereka, aku akan segera membuka cabang secepatnya, jadi aku butuh banyak biaya."
"Baik Nona, nanti akan saya kirimkan."
Mutiara menutup teleponnya, dia memang memiliki orang kepercayaan yang di beri tanggung jawab penuh untuk mengelola perusahaannya.
Mutiara berencana untuk menyisihkan uangnya untuk dia berikan kepada kedua orang tuanya. Selama ini Mutiara memang tidak pernah memberikan uang kepada Papa dan Mama karena terlanjur sakit hati dengan kelakuan mereka dulu.
Meskipun begitu Mutiara sudah memaafkan lama, biar pun hatinya sesakit itu saat di hina terang-terangan oleh Papa dan Mamanya, tapi yang namanya orang tua Mutiara tetap tidak membenci mereka. Mungkin hanya sakit hati dan kecewa.
Mutiara melihat dari jendela kamarnya yang ada di lantai dua ada sebuah mobil mewah yang masuk ke dalam halaman rumahnya. Mutiara mengedikkan bahunya, mungkin teman Berlian atau tamu Mamanya. Sejak dulu keluarganya memang suka berteman dengan kalangan sosialita yang kaya raya. Mungkin hal itulah membuat pikiran Berlian selalu sombong dengan orang yang berada dibawahnya.
Mutiara memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.
Sementara di sisi lain.
Dion menatap rumah di hadapannya dengan menghela nafas, rumah itu adalah rumahnya Mutiara. Wanita itu benar-benar memblokade semua akses untuknya. Dion merasa Lima tahun ini dia sudah cukup tersiksa karena rasa bersalahnya pada Mutiara.
Wanita yang telah meninggalkan nya ke Korea tanpa memberikan alamatnya pada siapapun. Kalau saja seandainya Mutiara tahu jika dia pernah pergi ke Korea untuk mencarinya dan tidak membuahkan hasil sama sekali, apakah Mutiara akan mau memberikannya maaf untuknya.
"Mutiara, aku benar-benar menyesal!" Gumam Dion. Pria itu harus bertemu dengan Mutiara secepatnya, sebelum dia menikahi Berlian. Kalau Mutiara mau kembali padanya, Dion akan membatalkan pernikahan nya dengan Berlian dan akan langsung menikahi Mutiara.
Perasaannya sebenarnya tidak terlambat, karena kenyataannya sejak Mutiara memergoki perselingkuhannya dengan Berlian, Dion masih sering mencari Mutiara saat main dirumahnya. Dion kangen dengan Mutiara karena cewek itu benar-benar menghindari nya.
Dion sungguh menyesal, apalagi setelah kelulusan Mutiara langsung pergi ke Korea.
"Pasti kamu gak akan pernah percaya kalau perasaan ku padamu itu nyata! Aku kangen Mut!" Gumam Dion. Pria itu membuka pintu mobilnya dan keluar dari dalam.
Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Mutiara. Dion tahu jika Mutiara ada dirumah itu dan dengan kenekatan nya, Dion akhirnya memilih untuk mendatangi rumah dihadapannya saat ini.
Apakah Dion lupa jika di rumah itu ada Berlian juga. Bukankah mereka sedang dipingit dan tidak boleh bertemu, tapi Dion lupa akan hal itu.
"Aku harus ketemu kamu!" Dion berjalan cepat ke arah pintu rumah berlantai dua itu. Dion menarik nafas dalam-dalam dan akan mengetuk pintu, tetapi pintu itu tiba-tiba terbuka.
"Berlian!"
"Dion!"
Berlian sungguh senang melihat Dion datang ke rumahnya, padahal kemarin sempat mengira jika Dion marah padanya. Tapi buktinya sekarang Dion malah datang ke rumahnya.
"Sayang, kok kamu ke sini? Kita kan nggak boleh ketemu, tinggal nunggu dua hari lagi loh masa kamu udah nggak tahan sih? Lagian kenapa kamu nggak ngangkat telepon ku, chat juga nggak di balas!" Berlian memberondong pertanyaan untuk sang calon suami.
"Eh, sebenarnya aku ke sini tuh nggak ...!"
"Ayo masuk dulu sayang, kalau Mama tahu kamu di sini pasti akan dimarahi," sela Berlian.
Wanita itu langsung menarik Dion untuk masuk ke dalam rumahnya sebelum sang Mama tahu.
"Tunggu dulu Berlian, jangan narik gitu donk!" Dion menghentikan langkahnya.
"Loh, nanti kalau Mama tahu kamu ada di sini bakal di usir, padahal aku tahu kalau kamu pasti sedang kangen sama aku kan? Karena aku juga kangen banget sama kamu, sayang!"
Berlian sungguh sudah tidak tahan sebenarnya jika tidak bertemu dengan Dion barang sehari saja, tapi karena ini adalah acara ritual sebelum pernikahan mereka, akhirnya Berlian mengalah.
Berlian akan memeluk Dion tapi cowok itu tiba-tiba menghindar. "Jangan peluk, kalau tahu Mama, aku pasti diusir!" Ujar Dion.
"Oh iya, aku lupa! Hehehe, mumpung Mama baru keluar, ayo kita ke kamar dulu, kangen-kangenan yank, aku pengen peluk cium kamu!"
Dion sebenarnya malas meladeni Berlian yang begitu agresif, tapi demi Mutiara akhirnya Dion mengalah dan membiarkan Berlian menarik tangannya untuk naik ke lantai atas.
Dia nanti bisa mencari tahu dimana kamar Mutiara dan juga bisa mencuri waktu untuk bertemu dengan gadis yang selalu di rindukan oleh Dion itu.
Mereka sampai di lantai atas, Berlian masih menggandeng tangan Dion dan berjalan menuju kamarnya.
"Kenapa sih kamu kemarin nggak balas chat ku?" Tanya Berlian manja.
"Aku sibuk, lagian aku harus kerja lembur karena besok udah cuti, belum cuti untuk bulan madu, jadi Ayah ingin aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku!" Jawab Dion tidak sepenuhnya berbohong.
Matanya menatap pintu kamar di samping kamar Berlian. Itu adalah kamar Mutiara, dulu dia sering masuk ke dalam sana dan sekarang Dion sangat yakin jika Mutiara pasti ada di dalam.
"Sebentar, kok tadi kamu tahu kalau aku datang?" Tanya Dion mengalihkan perhatian Berlari. Dia masih curi-curi pandang ke arah kamar itu, siapa tahu Mutiara keluar dan mereka ketemu.
"Tentu saja aku tahu, aku kenal dengan suara mobilmu, kami sih nyuekin aku terus dari kemarin! Sebel tau nggak sih!" Sungut Berlian dengan nada sok marah manja.
Dion masih berusaha mengulur waktu agar Berlian tidak menariknya masuk ke dalam kamar, karena jujur Dion sama sekali tidak mood saat ini bersama dengan Berlian.
"Ayo sayang, masuk ke kamar!" Berlian menarik tangan Dion.
"Nanti kalau ada yang lihat gimana?"
"Nggak kok, Mama lagi arisan di luar, makanya kita tuntaskan rasa kangen ini, setelah itu baru kamu boleh pulang," ucap Berlian.
"APA-APAAN INI!" Seru sebuah suara mengagetkan keduanya.
Berlian dan Dion nampak membuka mulutnya lebar-lebar tidak percaya jika Mama Alisa ternyata sudah pulang.
"Dion, kenapa kamu kemari? Bukankah kalian ini sedang dipingit ya? Kenapa kalian nggak bisa menaati perintah orang tua?" Tanya Mama Alisa pada calon mantunya itu.
Berlian langsung melepaskan cekalan tangannya pada Dion.
"Maaf Tante, ini salah saya, jadi saya harap tante tidak marah, kalau begitu saya permisi dulu!" Dion langsung lari ngacir karena ketahuan Mama Alisa.
Alhasil dia tidak mendapatkan informasi tentang Mutiara.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Gavin Bae
bngsat kau dion.mati saja kau.aku sebagai laki2 sangat terhina sama kelakuanmu.
2024-02-08
0
guntur 1609
kangen otakmu tu dion. enak xbkau sdh meniduri berlian. sekarangbkau malah maubsm muti
2023-12-20
0
guntur 1609
kangen otakmu tu dion. enak xbkau sdh meniduri berlian. sekarangbkau malah maubsm muti
2023-12-20
0