Happy Reading.
Mutiara dan kedua orang tuanya akhirnya meninggalkan Bandara dengan mengendarai mobil. Mutiara menatap jalanan kota Jakarta yang sudah lima tahun ini dia tinggalkan. Tidak ada yang berubah, mungkin kemacetan saja yang semakin parah.
Mutiara menghela nafas, dia harus menyiapkan hati dan mentalnya untuk membalas semua orang yang dulu pernah menyakitinya. Selama itu dia mengira jika orang-orang terdekatnya sangat menyayanginya, hingga Mutiara merasa tidak masalah jika orang lain mengejek atau menghinanya. Tapi nyatanya dia salah, adik kandungnya sendiri dengan tega menyakitinya dengan mengambil kekasihnya.
Dion, pria yang selama ini dia kira mencintainya ternyata juga hanya memanfaatkan nya dan berselingkuh dengan Berlian. Ada setitik rasa benci pada Berlian karena dengan tega menusuknya dari belakang. Dia juga akan membalas rasa sakit hatinya karena ternyata selama ini Berlian telah menjelekkan dirinya di depan kedua orang tua mereka.
Hal itulah yang membuat Ayah dan Ibu menjadi tidak suka pada Mutiara karena fitnah dari Berlian. Darimana Mutiara tahu?
Tentu saja Ibunya yang bercerita, dari mulai mengatakan jika Mutiara kerap bolos sekolah, dihukum karena suka bikin masalah dan menggoda Dion juga para teman-teman lelakinya.
Berlian juga mengatakan jika Mutiara hanya bisa menjelekkan nama kedua orang tuanya, Mutiara anak tidak berguna karena tidak ada yang bisa dibanggakan. Padahal semua itu adalah kebalikannya, Berlian lah yang sering membuat masalah disekolah hingga kerap mendapatkan hukuman dari guru dan ketua OSIS.
'Sepertinya memang sudah saatnya kamu berhenti bermain-main Berlian!'
Mutiara mengepalkan kedua tangannya, tentu dia akan mengembalikan nama baiknya dihadapan semua orang dan akan membuka mata mereka, siapa yang sebenarnya salah dan benar. Jiwa Mutiara yang baru tidak bisa ditindas begitu saja, dia akan membalas semua orang yang telah menyakitinya satu persatu.
"Tiara," lamunan Mutiara buyar ketika sang Mama memanggil.
Mutiara duduk di kursi belakang, sementara Papa menjadi sopir dan Mama duduk di samping Papa.
"Iya Ma," jawab Mutiara mengalihkan pandangannya ke depan. Menatap Mamanya yang kini juga menatapnya.
"Mama harap kamu juga bisa memaafkan semua perbuatan Berlian, ya? Mama tahu jika Berlian banyak salah, dia juga sudah mendapatkan hukuman dari Papa," ujar sang Mama.
"Kenapa begitu? Apakah Berlian sudah berubah? Bagaimana kalau dia melakukan hal itu lagi padaku? Seharusnya Papa dan Mama jangan terlalu percaya terhadap anak itu!"
"Maksud Mama bukan seperti itu, Mama juga tuh bermaksud membela Berlian ataupun berada di pihaknya, hanya saja kalian kan saudara, jadi kami berharap kalian akur, kamu memaafkan Berlian dan Berlian juga akan meminta maaf sama kamu," jawab Mama merasa sedikit tidak enak.
Tapi yang pasti Mama memang ingin Mutiara memaafkan semuanya dan kehidupan mereka berjalan lebih baik seperti dulu.
Padahal mereka tidak tahu saja kalau Mutiara memiliki dendam dan akan membalaskan dendam nya satu persatu. Kecuali kedua orang tuanya yang telah terlebih dahulu meminta maaf, lagian orang tua Mutiara seperti itu karena hasutan dari Berlian.
"Baiklah, aku harap Berlian memang benar-benar berubah," ucap Mutiara kembali membuang wajahnya ke jendela.
Tidak lama setelah itu, akhirnya mobil pun sampai di pekarangan rumahnya. Mutiara mengedarkan pandangan. Dia melihat tidak banyak yang berubah dari letak tata taman yang ada di depan dan samping rumahnya.
"Ayo sayang, kita keluar," Mutiara mengangguk dan keluar ketika Ayahnya membukakan pintu untuknya.
'Huh, selamat datang rumahku, semoga semua keinginan ku berhasil, mulai saat ini aku akan menjadi wanita yang berbeda, wanita kuat dan bukan wanita lemah yang gampang tertindas lagi!'
Akhirnya Mutiara menginjakkan kakinya di rumahnya lagi setelah Lima tahun berlalu. Pada saat pintu itu terbuka, terlihat beberapa pelayan langsung terpana dengan kecantikannya.
"Selamat datang kembali Nona Mutiara!" Sapa beberapa pelayan yang bekerja di rumah itu sambil menunduk. Mereka berbaris rapi di depan pintu masuo
Mutiara sebenarnya sedikit terkejut dengan sambutan para pelayan itu, Mutiara tentu saja tidak pernah menyangka akan mendapatkan sambutan seperti ini.
"Tiara, mereka Mama yang suruh, karena Mama mengatakan pada mereka jika putri Mama yang sulung akan kembali hari ini, dan mereka harus menyambut kamu dengan baik," ujar sang Mama.
'Oh, pantas saja!'
"Iya Ma, makasih ya?" Mutiara merangkul bahu Mamanya.
Mutiara berjalan masuk rumah begitu anggun. Tubuh ramping dan kaki jenjangnya melangkah bak model berjalan di atas catwalk. Para pelayan begitu terpesona dengan kecantikan Mutiara, jelas mereka tidak percaya kalau itu Mutiara, karena setahu mereka anak pertama dari keluarga itu sangat gendut. Bahkan fotonya saja masih terpampang di ruang keluarga.
Mereka tidak berani bisik-bisik, hanya berani menyanjungnya dalam hati. Tentu saja tidak ada yang berani bertanya langsung pada Mutiara kenapa tubuhnya sangat berbeda dengan yang difoto Lima tahun lalu.
Yang jelas, baik pelayan lelaki maupun perempuan, semuanya terpana dan terpesona, apakah sekarang mereka memiliki idola baru di rumah itu, menggeser Berlian di hati mereka.
"Adikmu pasti masih ada di kamar, tapi sebentar lagi dia turun, kalau tidak turun Papa akan seret dia," ujar Papa tersenyum lembut ke arah Mutiara.
Papa sebenarnya ingin sekali memeluk putrinya itu dan menangisi banyak hal karena dulu pernah berburuk sangka kepada putri bungsunya itu. Tapi ternyata rasa malu Papa membuatnya mengurungkan niatnya.
Sedangkan di sisi lain.
Berlian mematut dirinya didepan cermin, dia merasa jika sore ini dia begitu cantik seperti biasanya. Berlian sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kakaknya, penasaran dengan Mutiara apakah bertambah gendut.
"Hihihi, tentu saja dia tambah gendut, bukankah dia doyan makan, yang jelas akulah yang paling cantik di sini. Aku tidak akan membiarkan Mutiara betah dan membuatnya sakit hati karena mantan kekasihnya yang kaya raya itu akan menikah denganku," gumam Berlian.
Wanita itu mengambil parfum dengan aroma kesukaannya, menyemprotkan pada seluruh tubuhnya agar wangi.
Wanita itu begitu percaya diri jika kakaknya pasti masih gendut dan jelek. Karena tidak akan mudah jika harus menguruskan badan yang sudah besar itu.
"Ck, sebenarnya berat badanku bertambah dua kilo, tapi gak apa-apa, tubuhku masih ideal dan tentu aku yang masih tercantik.
Dengan langkah percaya diri Berlian keluar dari dalam kamar menuju lantai bawah. Dia sudah tahu jika kakaknya sudah sampai rumah karena suara berisik di bawah juga suara mobil Papanya yang sudah pulang.
Berlian akan berakting lagi, pura-pura menjadi adik yang baik yang begitu sayang terhadap kakaknya.
Berlian berhasil menuruni tangga dan sampai di lantai bawah. Dia sudah melihat Mama dan Papanya yang tengah menggandeng tangan seorang wanita cantik bak model Korea di hadapannya.
"Ma, dia siapa?" Tanya Berlian ingin tahu.
Kepalanya celingukan mencari keberadaan sang kakak yang tidak ada.
"Berlian, kamu pasti pangling ya? Ini kakakmu Mutiara!"
"APA!! Dia Mutiara!!" Seru Berlian hampir pingsan saat melihat wanita jelmaan bidadari di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
G** Bp
semaput kan kamu berlian🤣🤣
2024-11-09
0
Hana Rita ☘
memangnya ngga ngecek rapor skolah masing² anaknya...
2024-01-13
0
fitriani
mampussss makanya jgn kepedean ngerasa paling cantik gak tawnya masih ada yg lebih cantik
2023-12-23
1