Salah Paham

Seketika dunia ku terasa hancur saat mendengar kabar tentang putri ku.

'Kenapa masalah terus datang bertubi-tubi pada ku Tuhan? Apakah dosa ku terlalu besar sampai putri ku yang masih bayi pun ikut menanggung nya?' gumam ku.

"Pak, aku akan tetap pada pendirian ku. Elmira sangat membutuhkan ku saat ini. Maaf pak, aku harus pergi dulu" ucap ku pada Pak Andra.

Sementara Pak Andra hanya terdiam pasrah mendengar keputusan ku.

Saat kami sudah sampai di depan ruang ICU, aku melihat Alexa yang tengah duduk santai sambil bermain ponsel.

'Astaga, bisa-bisanya dia begitu santai seperti tidak mengkhawatirkan Elmira' batin ku.

"Vania, kamu di sini bentar ya, aku akan memanggil Dokter nya" ucap Mas Arvin, aku pun mengangguk setuju.

Sepeninggal Mas Arvin, Alexa pun langsung bangkit berdiri dan berjalan menghampiri ku.

Sebenarnya aku malas berurusan lagi dengan Alexa. Tapi demi putri ku, aku akan mengabaikan nya.

Aku pun berpaling membelakangi nya dan melihat putri ku walaupun hanya melalui kaca.

"Heh, wanita murahan!" ucap Alexa ketika sudah berada di dekat ku.

Aku tak menggubris ucapan nya dan tetap menatap ke dalam ruangan di mana Elmira di rawat.

"Apa kamu tuli? Aku tuh lagi bicara sama kamu, kamu dengar gak?" Alexa mulai menaikkan intonasi suara nya.

Aku pun mengalihkan pandangan pada nya, "Aku dengar, tapi aku tidak merasa seperti apa yang kamu ucapkan tadi" balas ku santai.

"Dasar wanita murahan! Kamu jangan sok hebat dulu karena merasa sangat di butuhkan saat ini. Kami terpaksa melakukan itu hanya demi Elmira. Jadi jangan pernah berniat untuk merayu suami ku lagi. Kami bertiga sudah hidup bahagia sekarang ini" ucap Alexa

"Bagus lah jika kalian bahagia. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, sedikit pun aku tak tertarik lagi pada Mas Arvin. Jadi, kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal itu." ucap ku.

"Cih, sok banget" ucap Alexa.

Malas berdebat lagi, aku memilih mengabaikan nya. Tak ada guna nya berdebat dengan wanita seperti Alexa.

Tak lama kemudian, Mas Arvin datang bersama seorang Dokter.

Melihat Mas Arvin datang, Alexa kembali duduk santai.

"Dok, bagaimana keadaan putri saya? Apa saya boleh melihat nya ke dalam?" tanya ku.

Seketika Dokter tersebut menatap ku heran, "Apakah anda Ibu nya Elmira?" tanya Dokter itu.

"Iya Dok, saya Ibu kandung Elmira" ucap ku.

"Kalau begitu, Ibu bisa masuk. Tapi sebelum nya Ibu harus memakai pakaian yang di khusus kan untuk membesuk ke dalam" ucap Dokter tersebut.

"Baik Dok" aku pun mengangguk setuju.

Saat kaki akan melangkah, tiba-tiba Pak Andra datang bersama Dokter yang merawat ku sebelumnya.

"Maaf Dokter Anwar, ada hal serius yang harus saya sampaikan pada Dokter mengenai kondisi pasien saya ini. Apa Dokter ada waktu sebentar saja?" ucap Dokter yang merawat ku.

Seketika Dokter Anwar menatap ku heran.

"Baiklah kalau begitu, apa kita ke ruangan ku saja?" tanya Dokter Anwar.

"Iya Dok. Dan lebih baik nya lagi jika Bu Vania ikut dengan kita juga" ucap Dokter wanita tersebut.

"Ya sudah, mari ikut ke ruangan saya" ucap Dokter Anwar sambil berlalu terlebih dahulu.

Dokter yang merawat ku itu pun memberi kode agar aku mengikuti nya.

Tapi sebelum aku pergi, aku menatap Pak Andra dengan kesal.

"Maaf kan aku Vania, aku khawatir dengan keadaan kamu. Bukan aku ingin melarang, tapi jika memang Dokter setuju, silahkan kamu lakukan" ucap Pak Andra yang seakan mengerti dengan arti dari tatapan ku.

"Aku mengerti jika Bapak mengkhawatirkan aku, tapi seharusnya Bapak juga mengerti bagaimana perasaan ku saat ini. Aku juga mengkhawatirkan putri ku Pak. Bapak tidak akan mengerti itu karena Pak Andra belum merasakan jadi orang tua. Aku benar-benar kecewa pada Pak Andra" aku pun berlalu meninggalkan Pak Andra yang masih diam mematung dengan raut wajah merasa bersalah.

'Maafkan aku Pak, bukan nya aku tidak tahu cara berterima kasih. Tapi keadaan saat ini membuat ku kehilangan cara untuk berpikir positif' gumam ku.

Setelah aku sampai di ruangan Dokter Anwar, tampak wajah kedua Dokter tersebut sangat serius.

"Begini Bu Vania, tadi Dokter Sarah sudah menjelaskan semua nya pada saya. Sebenarnya tidak masalah jika Ibu tetap bersikeras memberikan ASI pada bayi Ibu. Tapi di karenakan keadaan Ibu yang masih lemah, saya kurang yakin akan hal itu. Apalagi sebelum nya Bu Vania berniat menghentikan ASI tersebut, apa Ibu tidak keberatan melanjutkan nya?" tanya Dokter Anwar.

"Saya tidak akan keberatan Dok, saya juga berjanji akan menjaga kesehatan dan pola makan yang sehat. Tapi tolong ijinkan saya memberikan ASI pada putri saya" ucap ku memohon.

"Baiklah jika memang itu keinginan Ibu, karena kami sudah memberi tahu sebelum nya, kami juga akan memantau keadaan Ibu selama di Rumah Sakit" ucap Dokter Anwar.

"Terima kasih banyak Dok" ucap ku.

"Iya Bu, mari kita kembali ke ruangan ICU untuk melihat putri Ibu" ucap Dokter Anwar, aku pun mengangguk setuju.

"Bu Vania, tampak nya Pak Andra sangat mengkhawatirkan anda. Sebenarnya tadi saya mau pulang, tapi Pak Andra datang menemui saya ke area parkir sambil berlari-lari hanya untuk memohon agar aku mengizinkan Bu Vania memberikan ASI pada putri Ibu. Dan Ibu tahu kan, jika dalam masa perawatan tidak bisa mengambil tindakan lain tanpa seizin Dokter yang merawat karena bisa saja itu akan merugikan kondisi Ibu" ucap Dokter Sarah.

'Jadi Pak Andra yang sudah berusaha membujuk Dokter Sarah agar mengizinkan aku untuk memberikan ASI pada Elmira? Astaga, apa yang sudah ku lakukan? Bisa-bisa nya aku salah paham dan malah marah-marah pada Pak Andra' batin ku.

Saat kami sudah sampai di depan ruang ICU, aku tidak melihat lagi Pak Andra di situ.

'Apa Pak Andra kecewa pada ku ya? Sungguh, aku jadi merasa bersalah pada nya. Aku merasa sudah menjadi wanita yang jahat, padahal selama ini Pak Andra sudah sangat banyak membantu ku' gumam ku.

"Dok, apa saya juga boleh masuk ke dalam? Saya ingin melihat putri ku, aku Ibu nya Dok. Sejak tadi aku menunggu disini, tapi tidak di izinkan masuk. Sementara wanita ini baru datang langsung di izinkan masuk ke dalam" ucap Alexa.

"Alexa, apa yang kamu katakan? Vania masuk karena suatu alasan, sekali ini saja tolong berpikiran positif demi Elmira" ucap Mas Arvin.

"Benar yang di katakan Bapak ini, Bu Vania di izinkan masuk karena memang memiliki suatu alasan. Nanti jika keadaan putri Ibu mulai membaik, pasti Ibu akan di izinkan masuk ke dalam" Ucap Dokter Anwar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!