Alexa pun bangkit berdiri dan meraih koper yang dia bawa, aku masih terdiam berdiri menatap nya.
"Bu, apa bisa langsung menunjukkan kamar ku? Aku ingin istirahat sebentar" Alexa menatap ku yg terdiam.
Mas Arvin yang melihat ku terdiam sengaja menyenggolku karena tak menjawab pertanyaan Alexa.
"Sayang, tunjukin kamar Alexa, dia mau istirahat". Ucap Mas Arvin.
'Hah, istirahat? Apa dia kira rumah ini adalah hotel? Apa dia lupa tujuan awal nya kesini mau bekerja?' Batin ku dalam hati.
"Ayo, saya antarkan. Sekalian saya juga mau mengajari kamu cara mengurus Elmira" ucapku sambil berjalan lebih dulu.
Alexa mengekori ku dari belakang sambil membawa koper nya. Sampai di depan kamar khusus untuk ART, aku menoleh ke belakang dan melihat Alexa yang berjalan beriringan dengan Mas Arvin.
Aku menatap mereka, dan seketika Mas Arvin mendekatiku "Sayang, apa kamar ini yang akan di tempati Alexa?" Tanya Mas Arvin.
"Iya Mas, kenapa?" Aku menatap Alexa yang seperti tidak suka dengan kamar yang akan kutunjukkan.
"Tapi sayang, kamar tamu kan kosong. Kenapa tidak di situ saja? Ini terlalu sempit sayang" Mas Arvin seperti keberatan dengan kamar yang ku tunjukkan.
"Loh, ini kan emang kamar khusus untuk ART Mas. Lagian kamar tamu emang wajib kosong, kita kan gak tau kapan kita akan kedatangan tamu" balasku pada Mas Arvin.
"Yasudah sayang, kamar tamu kan ada dua. Yang satu nya kan bisa di tempati Alexa. Biar dia juga bisa nyaman sayang". Mas Arvin berbicara setengah memaksa.
"Mas, awalnya aku berpikir Babysitter nya pulang hari. Karna aku juga kan kerja sampai jam tiga sore aja. Aku mana tau ternyata Babysitter Elmira bakalan tinggal juga di rumah ini". Ucapku tak mau kalah.
"Sudahlah sayang, malah bagus kan kalau Alexa tinggal disini. Kamu kan kerja pasti capek juga, setidaknya Alexa bisa membantu menjaga Mira kalau kamu istirahat. Mas cuma kasian sama kamu." Mas Arvin pun merangkul ku.
Sekilas aku melihat tatapan Alexa seperti..... entahlah, aku kurang yakin.
"Yasudah, terserah kamu Mas. Aku ikut aja" ucapku malas berdebat terlalu panjang.
Seketika terdengar suara tangis Elmira, aku pun pergi mengambil putri kecilku itu karna ini juga sudah waktunya untuk mandi.
Untuk sekarang biarlah aku yang mengurus Elmira, karna mulai besok aku bakalan sibuk terus dan jarang ada waktu untuk putriku. Lagian tadi Alexa bilang dia mau istirahat dulu hari ini.
Setelah aku selesai memandikan Elmira, akupun mencari Mas Arvin untuk menitipkan Elmira karna aku harus memasak untuk makan malam.
Sedari tadi dia tak kelihatan, kemana pergi nya suamiku?
Aku berjalan menuju kamar Alexa, untuk menitipkan menjaga Elmira selagi aku masak.
Tok tok tok
"Alexa, apa kamu tidur?" Tanya ku sambil mengetuk pintu kamar nya.
Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Aku kembali mengetuk pintu kamar itu.
Tok tok tok
"Alexa.. apa kamu di dalam?" Tanya ku lagi.
"Iya bu, saya di kamar tadi ketiduran" ucap Alexa dengan suara yang berat tapi bukan seperti suara orang yang baru bangun.
"Tolong kamu jaga Elmira sebentar, saya mau masak untuk makan malam" aku masih tetap di depan pintu menunggu Alexa keluar.
"Iya bu, bentar" ucap Alexa dengan nafas yang terburu-buru.
Aneh, dia tidur atau lagi olahraga? Batinku dalam hati.
Setelah beberapa saat pintu terbuka sedikit, nampak Alexa sangat berkeringat dan rambut yang acak-acakan.
"Iya bu, sini Elmira nya" Alexa langsung menutup pintu kamar nya kembali dan meminta Elmira dari gendongan ku.
"Kenapa kamu banyak berkeringat seperti itu?" Tanyaku heran pada Alexa.
"I-iya bu, di dalam kamar sangat panas. Saya juga orang nya gampang keringatan" ucapnya sedikit terbata.
"Di dalam kan ada kipas angin nya, kenapa gak di nyalain" tanya ku heran.
"Iya Bu, saya lupa. Eh, Elmira cantik sekali sayang" Alexa seperti mengalihkan pembicaraan ku dengan bicara pada Elmira.
Setelah aku menitipkan Elmira pada Alexa, aku pun berlalu ke dapur untuk memasak. Setengah jam kemudian aku selesai masak, lalu muncul Mas Arvin dengan rambut yang basah, sepertinya dia baru selesai mandi.
"Mas, dari mana aja? Hilang tiba-tiba, gak bilang juga mau ke mana" Tanyaku saat Mas Arvin hendak mengambil air untuk di minum.
"Mm Mas tadi keluar bentar sayang, tiba-tiba di telpon teman mau minta tolong sesuatu" jawab Mas Arvin.
"Oohh, kita makan malam yuk. Aku udah siap masak nih" ajak ku yang sambil menghidangkan makanan di atas meja makan.
"iya sayang, sepertinya enak nih. Mas sudah laper banget" Mas Arvin langsung duduk di kursi.
"Loh, Alexa gak kita ajak sekalian makan sayang?" Tanya Mas Arvin.
Aku terdiam, 'apa harus Alexa ikut makan di meja makan yang sama dengan kami?' Ujar ku dalam hati.
Tanpa mau berdebat aku memanggil Alexa agar ikut bergabung makan dengan kami.
***
Pukul 5.30 pagi alarm di ponsel ku berbunyi, bergegas aku bangun untuk menyiapkan sarapan. Karna ini adalah hari pertama ku bekerja, aku tidak boleh telat.
Tapi saat bangun, aku tak melihat Mas Arvin di samping ku.
Apa dia di toilet? Aku menuju walk in closet yang ada di kamar kami, tapi aku tak mendapati Mas Arvin disana.
Tanpa mau berpikir panjang, aku langsung ke dapur menyiap kan sarapan.
Setelah selesai aku bergegas ke kamar, ingin segera mandi karena jam sudah menujukkan pukul 6.15.
Sampai di kamar aku melihat Mas Arvin sudah selesai mandi dan sudah berpakaian rapi.
"Mas, dari mana saja tadi?" Tanya ku pada Mas Arvin yang sedang menyisir rambut nya di depan cermin.
"Tadi lari pagi bentar keliling komplek, Mas gak mau ganggu kamu tadi karna Mas lihat kamu nyenyak banget tidurnya" ucap Mas Arvin sambil merapikan rambutnya.
"Oh, maaf ya Mas, aku gak sempat siapin pakaian kamu untuk ke kantor seperti biasanya" ucapku sambil merapikan dasi yang di kena kan Mas Arvin.
"Iya, gapapa sayang. Mas ngerti kok, mulai hari ini kan kamu kerja. Jadi Mas mau mencoba mandiri saja" Aku pun tersenyum mendengar ucapan Mas Arvin.
"Yasudah, Mas sarapan dulu. Aku udah masak nasi goreng dan telor ceplok kesukaan Mas Arvin. Aku mau mandi dulu, siap-siap mau berangkat kerja" ucapku sambil berlalu ke walk in closet.
"Iya, makasih sayang" balas Mas Arvin
***
Aku sampai di depan kantor pukul 7.30 masih ada waktu 30 menit lagi sebelum masuk.
Sejenak aku berdiri menatap gedung tempat ku dulu mencari nafkah selama kurang lebih 8 tahun.
Lalu aku melangkahkan kaki dengan semangat ke dalam.
Eh, Bu Vania. Mau kembali kerja lagi ya?" Tanya Pak Husin salah satu security di kantor ini.
Dia adalah security yang paling lama di kantor ini.
"Iya Pak, belum bisa move on dari kantor ini, hehe" jawabku sambil tertawa.
"Ayo Bu, saya antarkan" ajak Pak Husin.
Aku tidak bisa masuk ke dalam kantor tanpa identitas pengenal, sehingga Pak Husin mengantar ku masuk ke dalam.
Penjagaan di kantor ini sangat ketat, karna ini termasuk salah satu perusahaan yang besar di indonesia.
Pak Husin mengantarku sampai depan meja sekretaris Pak Andra yang bernama Jenie, "Bu Vania, selamat datang kembali ke kantor ini" ucap Jenie tersenyum padaku.
"Hai Jenie, apa kabar? makin cantik aja" Balasku sambil tersenyum.
"Baik Bu Vania. Ah, Ibu bisa aja" balas Jenie pada ku.
"Pak Andra nya udah datang?" Tanya ku lagi.
"Sudah Bu, tadi Pak Andra sudah pesan sama saya kalau Bu Vania sudah datang langsung masuk saja ke ruangan Pak Andra" ujar Jenie.
"Terimakasih jenie" aku tersenyum sambil berlalu meninggalkan Jenie.
Tok.. tok.. tok..
Aku mengetuk pintu ruangan Pak Andra.
"Silahkan masuk" ucap Pak Andra dari dalam.
"Selamat datang kembali Vania" sapa Pak Andra dengan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments