Sedangkan di kediaman Arvin, tampak sepasang insan sedang menyantap sarapan yang sudah terhidang di meja makan.
"Sayang, apa rencana mu selanjutnya pada perempuan si4la4n itu?" tanya Alexa pada Arvin.
"Hmmm, biar saja lah sayang, dia sudah tenang di tempat yang pas sekarang" balas Arvin yang tetap menyantap sarapan nya.
"Kamu yakin sayang? Tapi aku masih sangat kesal padanya, aku belum sempat membalaskan sakit hatiku padanya" Alexa tampak emosi.
"Apalagi yang harus di balas? Dia sekarang sudah dalam keadaan paling terpuruk sayang, dan tak ada yang bisa membebaskan dia dari tempat itu, karna dia tak punya satu keluarga pun di kota ini. Dia pergi dengan tangan kosong tanpa membawa uang sepeser pun, bahkan ponselnya pun tidak di bawa" ucap Arvin santai.
"Iya, tapi masih suka kesal saja sama perempuan si4l4n itu. Dia bertindak seenaknya padaku, aku merasa harga diriku di injak-injak oleh perempuan si4l4n itu. Apalagi kalau melihat dia manja-manja dan mesra sama kamu Mas" ungkap Alexa yang menggebu-gebu.
"Sudah lah sayang, aku mau hidup tenang sekarang. Yang penting dia sudah pergi dari hidup kita, walaupun rencana kita tidak sepenuhnya tercapai karena dia langsung mengetahuinya" ucap Arvin.
Alexa terdiam menatap Arvin "Mas, seandainya kamu gak terlalu ngebet pengen punya anak laki-laki, sudah lama aku ingin menendangnya dari rumah ini. Dan gak sempat dia sampai membuat keributan di komplek ini Mas" ucap Alexa lagi.
"Apa salah nya aku sangat menginginkan anak laki-laki sayang? Setidaknya sampai kita punya sepasang putra dan putri. Mas juga gak tau bakalan seperti ini jadinya" ucap Arvin.
"Apa itu hanya alasan kamu saja Mas? Alasan nya menunggu anak laki-laki dulu, padahal kalau pun dia hamil lagi kan belum tentu juga anak laki-laki, siapa tau perempuan lagi. Trus kamu mau menunggu sampai kapan Mas? Atau jangan-jangan kamu sudah beneran suka sama perempuan si4l4n itu?" Tanya Alexa dengan tatapan penuh selidik.
Seketika Arvin menghentikan makan nya dan menghembus nafas kasar "Kamu kenapa berpikiran yang aneh-aneh sih sayang, kamu kan tau semua itu hanya sandiwara saja. Gak perlu curiga-curiga gitu lah" ucap Arvin dengan menaikkan intonasi suaranya.
"Loh, kamu kenapa jadi marah Mas? Aku kan cuma bertanya, kalau tidak betul kenapa harus marah? Apa jangan-jangan itu benar?" Balas Alexa.
"Kenapa juga kamu jadi membahas hal yang tidak penting ini sayang? Sekarang kita kan sudah tenang, dan perempuan itu juga sudah pergi. Apa lagi yang harus di permasalahkan? Soal perasaan ku? Aku kan sudah bilang kalau semua itu hanya sandiwara, sudah lah jangan di pikrkan lagi" ucap Arvin.
"Aku tidak tau apa yang ada di dalam hatimu Mas, karna yang ku tau juga cinta bisa muncul seiring berjalannya waktu" ucap Alexa yang sudah mulai tenang.
"Mas tau kekhawatiran mu sayang, kamu gak usah pikirin itu. Mas mau kita seperti dulu lagi, hidup tenang. Apalagi sudah ada Elmira putri kita" ucap Arvin membujuk Alexa.
"Tapi mas semakin lama wajah Elmira semakin mirip sama perempuan itu, aku jadi teringat wajah menyebalkan perempuan si4l4n itu."
Arvin terdiam dan menghela nafas pelan, karena apa yang dikatakan Alexa ada benarnya juga.
"Kamu harus pastikan perempuan si4l4n itu tidak muncul lagi di hadapan kita mas. Terutama Elmira, jangan sampai suatu saat Elmira tahu kenyataan yang sebenarnya" ucap Alexa khawatir.
"Iya sayang, Mas tau. Selamanya cuma kamu Ibunya Elmira. Gak usah di pikirin lagi ya, Mas mau siap-siap berangkat kerja nih" ucap Arvin yang tampak menyudahi sarapan nya.
Saat Arvin hendak berdiri dan akan meninggalkan meja makan, tiba-tiba ponselnya berdering.
Lantas dia merogoh saku celana nya dan mengambil ponsel.
'Ada apa polisi ini tiba-tiba menelepon?' Gumamnya dalam hati kemudian menerima panggilan itu.
"Halo Pak, selamat pagi. Saya ingin menyampaikan suatu kabar, apa saya mengganggu waktu Bapak?" Ucap seseorang dari seberang sana.
"Tidak, katakanlah apa yang ingin kamu sampaikan" ucap Arvin yang kembali duduk di kursi nya.
"Begini Pak, saya ingin menyampaikan bahwa Bu Vania telah bebas hari ini, karena ada seseorang yang menjamini nya" ucap Polisi tersebut dari seberang sana.
"APAAA???" ucap Arvin yang terkejut mendengar kabar tersebut.
Sontak Alexa yang juga mendengar suara Arvin jadi ikut penasaran.
"Siapa yang sudah menjamini dia Pak? Kenapa baru sekarang di kabari sama saya?" Ucap Arvin emosi.
'Hahh, apa maksud Mas Arvin perempuan si4l4n itu bebas? Siapa yang sudah menjamini nya' batin Alexa yang ikut penasaran.
"Baik Pak, terimakasih atas informasinya" Arvin pun menyudahi panggilan telepon tersebut.
Arvin menghembus nafas kasar, apalagi dia tau kalau yang menjamini Vania adalah Pak Andra sendiri.
"Apa Vania bebas Mas?" Tanya Alexa yang ikut penasaran.
"Iya sayang, Pak Andra bos nya yang sudah menjamini, kenapa dia bisa tau kalau Vania di tangkap polisi?" Ucap Arvin yang menghela nafas kasar.
"Apa Mas? Maksud kamu Andra yang membebaskan Vania?" Alexa tampak khawatir, bagaimana tidak? Andra itu adalah seorang pengusaha yang sukses yang sangat di segani banyak orang.
Tapi keluarga Alexa tidak memiliki hubungan yang baik dengan Andra. Karena sudah lama perusahaan mereka bersaing.
"Mas, bisa bahaya kalau sampai Andra ikut campur urusan ini. Kamu tau sendiri kan dia orang nya gimana? Dia sangat berpengaruh di kota ini Mas, dia juga pengusaha yang sukses dan banyak di segani orang-orang" ucap Alexa yang nampak khawatir.
Sementara Arvin terdiam dan tampak berpikir, jujur dia juga mengkhawatirkan itu. Karena kekayaan keluarga Alexa pun tidak ada bandingan nya dengan keluarga Andra.
"Kenapa juga seorang bos perusahaan besar ikut campur masalah pegawainya, apa jangan-jangan mereka ada hubungan spesial makanya sampai bela-belain menjamin kebebasan perempuan si4l4n itu!" ucap Alexa.
Sontak Arvin langsung menatap tajam Alexa setelah mendengar perkataan istrinya tersebut.
"Kamu bicara apaan, itu gak mungkin karena aku tahu betul seperti apa sifat Vania. Dia bukan perempuan gampangan seperti yang ada di pikiran mu" ucap Arvin.
"Oh, jadi kamu membela perempuan si4l4n itu? Kamu memuji-muji dia di depan aku seolah-olah dia adalah perempuan baik-baik dan gak neko-neko gitu? Atau kamu mau bandingin aku sama perempuan itu? Kamu mau bilang kalau aku tidak sebaik dia karena aku yang duluan menggoda kamu di kantor, aku yang seorang atasan menggoda pegawainya sendiri, gitu maksud kamu hah?" Emosi Alexa seketika meledak saat mendengar Arvin memuji Vania didepan nya sendiri.
"Kamu apaan sih, semakin lama semakin aneh saja pikiran mu. Sudah lah, aku sudah terlambat, aku berangkat kerja dulu" ucap Arvin yang berlalu meninggalkan Alexa begitu saja.
Emosi Alexa semakin meledak-meledak ketika Arvin meninggalkan nya begitu saja.
Praaaannggggg
Alexa membanting sebuah gelas ke lantai, Alexa yang tidak bisa mengontrol emosi nya lagi seketika memcampakkan semua barang yang ada di dekatnya dengan membabi buta.
Sementara Arvin yang sudah tahu seperti apa perangai Alexa, tetap berjalan seakan tidak peduli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments