Merasa Iba (POV Andra)

Nama ku Andra Abrisam Suryadiningrat, aku memang berasal dari keluarga yang berada.

Keluarga ku adalah pengusaha sukses di kota ini, Papa juga mempercayakan aku memegang salah satu anak perusahaan.

Di umur ku yang hampir mendekati kepala empat, aku masih tetap menyandang status lajang.

Bukan karena tidak ada yang mau padaku, tapi memang aku belum menemukan wanita yang pas di hati ku.

Bahkan sampai di usia ku yang ke 38 tahun ini pun aku belum pernah merasakan yang nama nya pacaran.

Memang untuk urusan wanita, aku terlalu pemilih. Bagi ku, menikah cukup sekali seumur hidup. Karena itu lah aku tak mau sampai salah pilih mencari pendamping hidup.

Sebenarnya aku pernah mengagumi seseorang, untuk pertama kali nya aku jatuh cinta pada seorang wanita.

Sejak awal aku melihatnya, hatiku sudah bergetar. Dia seorang wanita biasa yang sederhana, jauh dari kata mewah.

Dia sangat berbeda dari kebanyakan wanita lain nya. Kesederhanaan nya, sikap lemah lembut nya, mampu menggetarkan hati ini.

Wanita itu adalah Vania Clarista, dia merupakan salah satu pegawai yang bekerja di kantor ku. Bagi ku Vania adalah pegawai yang spesial di kantor ku dan juga di hati ku, selain dia yang cerdas dan cekatan, dia juga mampu menghandel banyak pekerjaan di kantor.

Delapan tahun Vania bekerja dengan ku, selama itu pula aku memendam perasaan ku padanya.

Bukan tak berani mengungkap kan perasaan ku pada nya, tapi yang paling ku takuti adalah penolakan.

Jika dia menolak ku, maka akan menciptakan suasana canggung di antara kami nanti nya.

Tapi sebelum aku menyatakan perasaan ku padanya, ternyata sudah ada pria lain yang lebih dulu melamar Vania.

Aku terlambat, dan aku menyesal karena telah mengulur-ulur waktu untuk berkata jujur pada Vania.

Tidak pernah aku kepikiran akan ada pria lain yang akan mendahului ku, sebab Vania tidak pernah memperlihatkan bahwa dia sedang dekat dengan seseorang.

Semuanya sangat tiba-tiba.

Aku sempat kehilangan semangat saat tahu Vania akan menikah.

Saat itu aku benar-benar merasa hancur, tapi aku berusaha ikhlas dan mendoakannya agar bahagia.

Setelah Vania menikah, dia memutuskan untuk resign dari kantor.

Awalnya aku kecewa dan sedih, tapi aku menyakin kan diri bahwa itu mungkin yang terbaik untuk ku.

Setidaknya dengan tidak melihat Vania lagi, aku bisa melupakan nya dan membuang perasaan ku padanya.

Suatu hari aku terkejut menerima panggilan telepon dari Vania, setelah setahun aku tak pernah tahu kabarnya.

Saat aku tahu dia berencana akan kembali bekerja di kantor ku, aku pun sangat senang.

Ternyata setahun tanpa ada kabar dari nya, tak mampu membuat ku melupakan nya.

Aku tahu ini salah, karena Vania sudah memiliki suami dan juga anak. Tapi aku tidak bisa mempungkiri perasaan ini.

Biarlah aku tetap mengagumi nya dalam diam seperti yang dulu ku lakukan hingga aku lelah, lalu mencoba membuka hati untuk wanita lain.

Sebelumnya aku mengatakan akan menerima nya kapan pun dia kembali bekerja di perusahaan.

Karena memang aku membutuhkan pegawai yang cekatan seperti Vania.

Tanpa menunggu waktu lama, Vania pun kembali bekerja lagi di kantor ku.

Semua berjalan seperti biasa, aku pun mencoba untuk membatasi perasaan ku padanya.

Hingga sebulan sejak dia kembali bekerja, aku mengetahui bahwa kehidupan rumah tangga Vania tidak baik-baik saja.

Semua berawal ketika Vania tidak masuk kerja selama dua hari tanpa ada kabar. Bahkan di telepon pun nomornya tidak aktif.

Akhirnya dengan bertanya-tanya dengan teman dekat Vania di kantor, aku mendapatkan alamat rumah nya yang baru.

Aku pun nekat mendatangi rumah nya karena penasaran dengan Vania yang tidak ada kabar dua hari ini. Tidak biasanya Vania seperti ini, dan itu membuatku penasaran apa yang terjadi dengan Vania.

Setelah sampai di rumah Vania, aku terkejut melihat seorang wanita yang membukakan pintu rumah.

Tak lama kemudian Arvin ikut menyusul, dia terkejut saat melihatku.

Lain hal nya dengan wanita itu, dia tampak santai bahkan merangkul lengan Arvin.

Aku yang bertanya keberadaan Vania pun, hanya mendapatkan jawaban yang tak enak dari wanita itu. Bahkan dia langsung mengusir ku begitu saja.

Seperti nya Vania sedang ada masalah, aku tidak mau berdebat dengan mereka berdua. Karena yang paling penting saat itu adalah mengetahui keberadaan Vania. Aku akan mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

Saat aku hendak masuk ke mobil, ada seorang wanita mendekatiku dan memberitahukan keadaan Vania.

Aku sangat terkejut mendengar Vania di bawa Polisi, lekas aku mencari beberapa kantor Polisi dan pada akhirnya aku menemukannya.

Dengan segala koneksi yang ku punya, akhirnya aku bisa membebaskannya.

************

Aku terkejut melihat Vania di dorong sampai terjatuh, lekas aku menghampirinya dan membantu nya untuk berdiri.

Tapi anehnya Ibu Mertua Vania malah memfitnah kami berselingkuh.

Semua mata orang-orang yang berada di sana menatap kami, dan ibu nya Arvin nampak tersenyum kecil.

"Apa anda bisa bertanggung jawab dengan kata-kata anda barusan?

Apa anda tidak tahu apa hukumannya memfitnah orang? Saya mudah saja menjebloskan anda ke penjara sekarang juga dengan pasal pencemaran nama baik" ucapku kesal.

Seketika Ibu nya Arvin tampak gugup, mungkin dia takut aku memperpanjang masalah ini.

"K-kmu siapa berani-beraninya mengancam saya, ha?" Ucap nya dengan suara lantang tapi sedikit gugup.

"Aku adalah orang yang tidak akan membiarkan siapa saja menyakiti Vania dan memperlakukannya tidak adil" balas ku lagi.

"Sebaiknya kamu tidak usah ikut campur urusan keluarga kami, pergi dari rumah saya" ucapnya menunjuk leluar.

"Keluarga? Apa kalian masih menganggap Vania sebagai keluarga setelah yang kalian lakukan padanya?" Tanyaku lagi.

"Kamu tahu apa, ha? Kamu hanya orang luar yang ikut campur masalah kami. Apa jangan-jangan kamu adalah simpanan perempuan ini?" Tanya nya lagi dengan mata nyalang.

"Cukup Bu, kalian memang manusia-manusia yang tidak punya hati. Arvin yang sudah menipu saya, meminta menikahi saya padahal dia sudah punya istri sebelumnya. Dan kalian bahkan bersekongkol untuk menipuku" ucap Vania setengah berteriak.

Lalu Vania melihat semua warga yang ada di sini "Semua nya yang ada disini, mereka ini adalah manusia-manusia licik. Mereka sudah menipu saya, anaknya menikahi saya tanpa saya tahu sebelumnya dia sudah menikah. Mereka semua memanfaatkan saya karena istri pertamanya tidak bisa memberikan keturunan. Dan sekarang setelah mereka mendapatkan nya, mereka membuang ku begitu saja lalu mengambil putriku, hikkss" ucap Vania sambil terisak.

Semua warga yang ada si situ pun berbisik-bisik, mungkin mereka terkejut dengan apa yang mereka dengar.

Sementara Ibunya Arvin dan Clara tampak sangat marah, lalu Clara mendekati Vania dan mendorongnya lagi "pergi dari sini, kamu hanya pembuat onar yang mengarang-ngarang cerita. Apa kamu terlalu bodoh sampai bisa di tipu seperti itu? Kamu yang memang mau menjadi istri kedua, lalu sekarang kamu ingin menjadi istri Mas Arvin satu-satunya? Dasar licik kamu" teriak Clara dengan tatapan yang sinis pada Vania.

Aku mendekati Vania dan menariknya "Ayo kita pergi dari sini, kita akan membuktikan bahwa yang licik itu adalah mereka. Jangan takut, aku akan membantumu untuk mendapatkan keadilan" ucap ku menyakinkan Vania.

Lalu Vania berdiri dan kami pun meninggalkan tempat ini.

"Pergi sana, dasar perempuan tak tahu diri. Kalian juga pergi semua dari sini, dasar manusia-manusia kepo" ucap Clara sambil menunjuk para warga untuk pergi.

"Huuuuuuuuuuuu" teriak para warga sambil berlalu meninggalkan tempat itu.

'Dasar, keluarga toxic. Pantas saja anak-anaknya tidak memiliki akhlak, kalau orang tua nya saja yang seharusnya menjadi panutan tidak bisa mencerminkan sikap yang pantas' gumam ku dalam hati.

Seketika aku memperhatikan Vania yang tetap melangkah perlahan dengan tatapan yang kosong.

Bruuuuukkkkkkk

Aku terkejut melihat Vania yang jatuh pingsan.

Lekas aku mendekati Vania yang sudah tergeletak di tanah dan menggendongnya, lalu membawanya ke mobil.

Clara dan ibunya melihat kami, tapi mereka langsung masuk begitu saja ke dalam rumah.

Taaarrrr

Pintu di tutup dengan kuat, 'dasar manusia-manusia tidak punya hati dan perasaan' batin ku yang kesal.

Lekas aku melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat.

"Vania, kamu pasti baik-baik saja, aku tidak akan membiarkan mu lagi tersakiti, kamu harus kuat Van" ucapku seraya menggenggam tangan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!