Dalam kondisi yang masih terkejut, aku berusaha menenangkan Elmira yang tiba-tiba menangis.
Akan tetapi Mas Arvin seperti tidak merasa bersalah, bahkan dia memalingkan wajahnya dan melanjutkan telepon nya yang sempat berhenti tadi.
"Terimakasih banyak Bu, tolong secepatnya dicarikan Babysitter yang terbaik untuk menjaga putri saya Bu" ucap Mas Arvin.
Aneh, panggilan telepon masih tersambung tapi bisa-bisanya Mas Arvin bicara dengan suara yang kuat seperti tadi.
Dan kenapa dia seperti ketakutan kalau aku mendengar pembicaraan nya yang jelas-jelas aku sudah tau rencana nya mencari Babysitter untuk Elmira?
Mas Arvin sudah mengakhiri panggilan telepon nya dan datang menghampiriku, lalu dia mengambil Elmira dariku.
"Sayang, putri cantik ayah jangan nangis ya. Ayah gak marah kok sama Mira, cup cup cup" Mas Arvin berusaha menenangkan Elmira dengan membuat ekspresi wajah yang lucu.
Dan akhirnya Elmira pun tertawa melihat ekspresi wajah Mas Arvin.
Mas Arvin meletakkan Elmira di box bayi dan mencoba menidurkan nya.
Aku mendekati Mas Arvin, dan dia melihatku sekilas lalu mengacuhkan ku lagi.
Bahkan dia tak ada merasa bersalah atau meminta maaf padaku.
'Ya Tuhan, apa salahku? Ada apa dengan Suamiku?' Gumamku dalam hati.
Mataku sudah berembun, aku berusaha untuk tidak menangis walaupun hatiku sangat sakit.
"Mas, setelah Elmira tidur, aku mau bicara" ucapku tetap menunduk karena aku tak mau dia sampai melihat ku yang hampir menangis.
"Ya" hanya itu kata yang keluar dari mulut Mas Arvin.
Aku pun berlalu keluar kamar dan duduk di sofa ruang tamu, akhirnya air mata ku pun lolos juga membasahi pipiku.
Aku tetap merenung, mengingat-ingat perbuatan ku. 'Apakah ada kesalahan atau kata-kataku yang menyakiti Mas Arvin sampai dia berubah seperti itu' aku bertanya-tanya dalam hati.
Setelah 15 menit akhirnya Mas Arvin datang, aku langsung mengusap air mataku. Aku tak mau dia melihatku menangis dan menganggapku wanita lemah.
Mas Arvin duduk di sofa yang ada di seberangku, "Mau bicara apa, cepat aku tak punya banyak waktu" bahkan Mas Arvin bicara tanpa menatapku yang ada di hadapan nya.
"Mas, mulai besok aku kerja. Aku sudah menelepon Pak Andra, dan dia memberikan kesempatanku bekerja di kantor itu lagi" ucapku sambil memperhatikan wajah suamiku.
Mas Arvin pun memandangku, seketika ekspresi wajahnya berubah senang.
"Serius sayang? Kamu gak lagi bercanda kan?" Mas Arvin langsung memegang tanganku dan tersenyum bahagia.
Mungkin Mas Arvin cepat emosi karena banyak pikiran tentang kerjaan nya, dan aku mencoba untuk memakluminya.
"Iya Mas, aku serius. Mulai besok aku sudah bisa masuk kerja lagi. Sekarang aku cuma memikirkan siapa yang menjaga Elmira" Ucapku sambil menatap Mas Arvin.
"Kamu tenang saja sayang, Mas sudah dapat Babysitter untuk Elmira. Sekarang juga Mas bisa telpon dia supaya datang ke sini" ucap Mas Arvin tetap menggengam tanganku.
Tapi aneh, bukan kah tadi Mas Arvin berbicara di telepon meminta untuk mencarikan Babysitter yang terbaik.
Kenapa tiba-tiba sekarang sudah dapat saja? Secepat itu kah? Atau mungkin tadi setelah aku pergi, Kepala Yayasan menelepon Mas Arvin lagi untuk mengabari kalau sudah ada Babysitter yang sesuai dengan Mas Arvin harapkan.
Ah sudahlah, aku malas bertanya panjang lebar. Yang ada dia kembali emosi lagi nantinya.
"Yasudah Mas, kamu telpon dia supaya datang hari ini juga. Lebih cepat lebih baik, karna aku juga harus mengajarinya cara-cara menjaga Elmira" ucapku yang langsung di angguki Mas Arvin.
Mas Arvin pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo, kamu Babysitter yang di tunjuk Kepala Yayasan kan untuk menjaga putri ku? Apa kamu bisa datang hari ini juga ke rumah saya? Mas Arvin tampak bersemangat.
Sementara aku, entah lah ada perasaan yang tak menentu dalam hati. Apakah ini keputusan yang tepat?
Ya, mungkin ini jalan terbaik untuk rumah tanggaku, melihat perubahan Mas Arvin yang lebih bersemangat sekarang seketika aku yakin.
Mas Arvin mengakhiri panggilan nya dan menghampiriku, duduk di sofa sebelahku dan merangkul pundak ku.
"Sayang, Babysitter nya sedang dalam perjalanan kesini. Kamu bisa melihat dan menilainya sendiri, tapi kata Kepala Yayasan dia kandidat satu-satunya yang lebih baik, dia juga cekatan dalam mengurus bayi" Mas Arvin sebegitu yakin dengan Babysitter itu tanpa harus melihatnya.
Aku hanya menganggukkan kepala pertanda setuju.
Mas Arvin menatapku seolah mengerti, " sayang, Mas minta maaf ya tadi sudah marah-marah sama kamu. Mas hanya sedang banyak pikiran, karena masalah pekerjaan. Mas bingung dan takut tidak bisa membahagiakan kamu juga putri kita dengan gaji yang tidak seberapa. Mas hanya mau kalian berdua bahagia dan tidak kekurangan" Mas Arvin mengelus rambutku lembut.
Aku merasa Mas Arvin kembali lagi seperti sebelumnya, aku pun tersenyum menatapnya.
"Gitu dong, kalau senyum kan tambah cantik nya" ucap Mas Arvin sambil mencium keningku.
***
Pukul lima sore, bel berbunyi pertanda seseorang datang.
Aku bangkit untuk membuka pintu, tapi Mas Arvin menahan tangan ku "biar Mas saja yang buka pintu nya, kamu duduk saja sayang" Mas Arvin berlalu menuju pintu.
Seketika aku melihat seorang wanita muda, cantik dan seksi melangkah masuk membawa sebuah koper.
Kemudian Mas Arvin yang menyusul dari belakang pun kembali duduk di sampingku dan mempersilahkan wanita itu duduk.
Wanita itu pun langsung duduk di sofa yang berhadapan denganku, tanpa mengenalkan dirinya terlebih dahulu ataupun sekedar mengucapkan salam dan berjabat tangan denganku.
"Sayang, ini dia Babysitter untuk Elmira" ucap Mas Arvin tersenyum sambil menatap wanita itu.
Haah, jadi dia Babysitter itu?
Aku berpikir kalau Babysitter nya sudah tua, karna setidaknya pasti lebih berpengalaman. Kalau dia??? Aku tidak terlalu yakin.
Aku memperhatikan penampilan wanita itu, sungguh di luar dugaan ku.
Dia berdandan menor dengan lipstik yang berwarna merah terang.
Dia memang cantik, bahkan aku bisa tahu bahwa dia pasti melakukan perawatan.
Dari penampilan nya dia bukan seperti orang susah yang sedang membutuhkan pekerjaan.
"Nama kamu siapa?" Tanyaku menyelidik sambil terus memperhatikan nya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Dia pun menatap ku sambil tersenyum kecil. "Saya Alexa Olivia, bu" jawabnya sambil bersandar di sofa.
'Aneh, seperti tidak punya attitude saja' gumamku dalam hati. Tak mau berpikir lama, aku mengajak Mas Arvin ke belakang untuk berdiskusi.
"Mas, apa kamu yakin dia pantas jadi Babysitter Elmira? Tanyaku pada Mas Arvin ketika kami sudah di dapur.
"Iya sayang, memang kenapa? Yayasan sendiri yang merekomendasikan nya" ucap Mas Arvin tanpa ragu.
"Tapi Mas, aku kira Babysitter nya sudah tua. Kenapa masih muda begitu? Aku gak yakin dia berpengalaman mengurus bayi" ucapku dengan suara yang pelan.
"Sayang, kalau Yayasan sendiri yang merekomendasikan nya kenapa kita harus ragu? Lagian tadi Kepala Yayasan bilang kalau dia sudah punya banyak pengalaman menjaga bayi" ucap Mas Arvin.
"Mas, aku gak yakin deh sama dia. Bahkan dia seperti tidak punya tata krama, lihat tuh pakaian nya saja seksi begitu. Lelaki mana pun yang masih normal pasti tergoda melihat penampilan nya itu" Mas Arvin menatapku sambil mengernyitkan keningnya.
"Sayang, kamu gak percaya sama suami kamu ini? Aku gak mungkin lah tergoda sama dia, karna aku cuma cinta sama kamu. Yasudah, kita lihat saja dulu gimana pekerjaan dia. Kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilan nya saja. Kamu percaya saja sama ku, gak mungkin aku tergoda sama wanita lain. Sudah, kita balik lagi kesana, gak enak dia kelamaan menunggu kita" Mas Arvin menyakinkan aku.
Akhirnya aku pun pasrah saja, tak ada salah nya melihat dulu. Lalu kami kembali ke ruang tamu untuk menemui Babysitter itu.
"Baiklah, kamu diterima bekerja disini" ucap Mas Arvin pada wanita itu.
"Terima kasih banyak Pak" balas wanita tersebut tersenyum pada suami ku.
"Sayang, kamu tunjukkan kamar untuk Alexa ya" ucap Mas Arvin padaku.
Mas arvin sangat yakin untuk menerima wanita itu. Apakah ini keputusan yang tepat untuk kami? Entah kenapa perasaan ku tiba-tiba saja tidak enak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments