Babysitter Ku Adalah Madu Ku

Babysitter Ku Adalah Madu Ku

Perubahan Drastis

Setahun menjalani rumah tangga dengan Mas Arvin merupakan kebahagiaan yang tak bisa dipungkiri.

Bagaimana tidak? Dia adalah suami yang lemah lembut, penyayang, bertanggung-jawab dan juga romantis.

Banyak teman-teman ku yang iri padaku karena mendapat kan suami idaman seperti Mas Arvin.

Tiga bulan setelah menikah, kebahagiaan kami pun bertambah, saat aku mengetahui bahwa aku positif hamil. Dan itu membuat Mas Arvin semakin menyayangiku.

Setelah aku melahirkan, rezeki kami semakin bertambah. Mas Arvin membeli sebuah rumah mewah di kawasan elit.

Sebelumnya kami hanya menumpang-numpang di rumah Mertua, beserta dengan kedua adiknya Mas Arvin.

Aku memang tidak pernah banyak menuntut mau tinggal di mana pun. Karena sejauh ini Mertua dan juga adik-adik iparku sangat baik padaku.

************

( Sebulan setelah melahirkan )

"Vania, mulai sekarang kamu harus mencari pekerjaan" tiba-tiba Mas Arvin datang dan mengatakan itu ketika aku sedang menyusui Elmira, putri kecilku yang kulahirkan sebulan yang lalu.

"Hah, apa Mas? aku tidak salah dengar kan?" jawabku karena merasa terkejut dengan kata-kata Mas Arvin.

"Iya Vania, kamu tidak salah dengar. Kita butuh biaya tambahan karena kita sudah punya anak" jawab Mas Arvin.

"Tapi Mas, aku masih satu bulan yang lalu melahirkan dan masa nifas ku pun belum selesai. Kamu jangan ngaco deh Mas, lagian gaji kamu itu masih cukup untuk biaya hidup kita walaupun kita sudah punya anak Mas" jawabku sedikit kesal.

"Itu tidak cukup Vania, karna sekarang jabatan ku dikantor sudah diturunkan, otomatis gajiku juga tidak sebanyak gaji yang sebelumnya." Aku terkejut dengan ucapan Mas Arvin barusan.

'Kenapa tiba-tiba, dan ada masalah apa Mas Arvin di kantor sampai-sampai dia diturunkan dari jabatan nya?' Ucap ku dalam hati.

"Sudahlah, kamu jangan banyak membantah suami. Ini juga untuk kebaikan keluarga kita." Mas Arvin tampak emosi dan sedikit membentak ku.

"Tapi aku harus cari kerja dimana Mas, kamu kan tau susah mencari pekerjaan untuk wanita yang sudah menikah. Lalu Elmira bagaimana? Dia masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal kerja Mas, Elmira juga masih ASI,  dia masih membutuhkan Ibunya"  jawabku yang sedikit kesal dengan Mas Arvin.

"Hidup itu gak usah dibuat ribet Van, tinggal kasih susu formula saja dan aku sudah mencarikan Babysitter untuk Elmira. Kamu juga masih bisa kan kembali kerja di kantor nya Andra tempat mu kerja dulu, bukan kah bos mu itu masih mengharapkanmu untuk kembali bekerja kapan pun kamu mau?" Ungkap Mas Arvin.

"Iya Mas, tapi sama saja kalau begitu, biaya untuk menggaji Babysitter dan membeli susu formula untuk Elmira sudah menghabiskan sebulan gajiku." Dengan kesal aku menjawab karena tak habis pikir dengan Mas Arvin yang tiba-tiba memintaku bekerja, sementara dulu dia yang menyuruhku berhenti bekerja karena alasan masih sanggup membiayaiku dengan gajinya.

"Sudah, kamu tak usah membantah. Aku gak mau tau, kamu harus bekerja." Mas Arvin tampak emosi dan mata nya membelalak seperti mau keluar menatapku.

Aku hanya bisa diam terpaku, untuk pertama kalinya aku melihat Mas Arvin marah seperti itu.

Lalu Mas Arvin berlalu begitu saja meninggalkan ku tanpa peduli bagaimana perasaanku.

'Aku harus bagaimana? Kasian Elmira kalau harus di tinggal terus, tapi jika benar Mas Arvin di turunkan dari jabatannya, tak salah juga aku ikut membantu untuk meringankan beban nya.'  Batin ku dalam hati.

Aku mulai menghubungi nomor Pak Andra yang merupakan Direktur Utama di tempat ku dulu bekerja.

Tak butuh waktu lama, panggilan ku pun langsung di terima.

"Halo, Vania apa kabar?" Sapa Pak Andra dari seberang sana.

"Halo juga Pak Andra, kabar saya baik pak. Kabar Bapak bagaimana?" Tanyaku basa-basi terlebih dahulu.

"Baik juga Van. Ada gerangan apa ini, tumben-tumbenan kamu menelepon saya? Padahal sudah setahun sejak kamu menikah tidak pernah ada kabar lagi, hehe" tanya Pak Andra sambil terkekeh.

Pak Andra masih tidak berubah, bahkan dari mulai aku bekerja di perusahaan nya dia selalu bicara santai padaku jika hanya berdua. Lain hal ketika di depan rekan-rekan kerja kami.

Aku deg-degan mau mengatakan maksud dan tujuan ku meneleponnya. Sebab dulu dia melarangku untuk resign, kalau hanya alasan menikah itu bukan permasalahan baginya.

Tapi aku harus memberanikan diri dan membuang rasa malu ku karena aku juga butuh kerjaan.

"Begini Pak, sebenarnya maksud dan tujuan ku menelepon Pak Andra karena aku berencana ingin kembali bekerja lagi. Apa saya masih di terima kembali bekerja di perusahaan Bapak?" Tanya ku tanpa ragu-ragu lagi.

"Wah, itu berita bagus Van. Kebetulan tempat mu dulu belum terisi untuk saat ini, walaupun sempat ada yang menggantikanmu tapi dia tidak memenuhi kualifikasi. Jika kamu berencana ingin bekerja lagi, kamu saya terima Van. Kapan rencana kamu mulai bekerja?". Pak Andra sangat antusias dalam pembicaraan ini, bagaimana tidak? Dia memang sangat mengandalkan ku dalam menghandel pekerjaan di kantor.

Bukan memuji diri, hasil kerja ku di kantor sangat memuaskan dan tidak pernah mengecewakan Pak Andra.

"Saya mau secepatnya Pak, kalau bisa besok juga tak masalah" jawabku secepatnya.

"Baiklah, besok kamu langsung masuk kerja, tak perlu buat lamaran lagi karena berkas-berkas dan data diri kamu masih saya simpan sampai sekarang. Kamu bisa langsung masuk bekerja besok dan temui saya untuk mengambil ID Card kamu yang masih saya simpan." ucap Pak Andra yang membuatku sedikit terkejut.

'Hah, sebegitu yakin nya kah Pak Andra kalau aku akan kembali lagi bekerja? Sampai-sampai dia masih menyimpan semua berkas-berkas data diriku bahkan sampai ID Card ku.' Batin ku dalam hati.

Tapi tak bisa ku pungkiri aku sangat bahagia mendengarnya.

"Baiklah Pak, besok pagi saya akan datang ke kantor. Terimakasih untuk kesempatan nya yg sudah di berikan kepada saya Pak" ucapku yang tak kalah semangat.

"Sama-sama Vania, saya juga sangat mengharapkan kamu kembali ke perusahaan ini. Baiklah kalau begitu saya harus melanjutkan pekerjaan saya, jangan lupa besok datang langsung temui saya" ucap Pak Andra.

"Baik Pak, sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk kesempatan ini." Aku tiada henti bersyukur.

Setelah panggilan telepon di akhiri, aku lekas ke kamar membawa Elmira yang sudah terlelap tidur sejak tadi di pangkuan ku.

************

( POV Author )

Didalam kamar, Arvin tampak sedang menelepon seseorang.

"Kamu tenang saja sayang, Vania tidak akan bisa membantahku. Setelah dia bekerja, kamu akan masuk ke rumah ini sebagai Babysitter Elmira. Dan kita akan punya banyak waktu bersama." Arvin tersenyum menyeringai karena merasa semua berjalan sesuai rencana nya.

Vania yang sudah berada di depan pintu kamar pun melihat Arvin sedang menelepon seseorang sambil senyum-senyum.

Vania yang masih mengingat wajah Arvin ketika marah tadi, seketika merasa heran.

'Secepat itukah suasana hati Mas Arvin berubah? Dengan siapa dia bertelepon sampai seperti itu senyum-senyum?' Gumam Vania dalam hati.

Arvin yang melihat Vania sudah berdiri di depan pintu kamar mereka, seketika gugup. 'Apa Vania mendengar obrolan ku tadi ya?' Batin Arvin yang ketakutan.

"Kalau mau masuk ketuk-ketuk pintu dulu dong, seperti tidak tahu sopan santun asal menyelonong masuk saja" Ucap Arvin sambil meninggikan suaranya.

'Haah! Apa aku harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar sendiri? Ada apa dengan Mas Arvin? Kenapa dia tiba-tiba berubah drastis seperti ini? Vania bergumam dalam hati.

Bahkan Elmira yang sedang tidur pun sampai terbangun dan menangis karena terkejut mendengar suara Arvin sang Ayah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!