Riana menatap ke arah mantan suaminya yang berdiri di depannya. Dia memberikan isyarat padanya untuk masuk ke dalam. Tidak terlihat rasa penyesalan ataupun rasa sedih di wajah Anwar. Riana meyakinkan hatinya untuk melangkah maju dan tidak akan pernah menoleh kebelakang lagi.
Perlahan namun pasti, Riana melangkah maju menuju ke arah kursi di sebelah pria yang memakai kursi roda. Meskipun Riana adalah wanita yang sudah dibeli oleh Pak Rio, tetapi Riana tidak mau jika dirinya diinjak-injak olehnya. Terlebih, Riana tidak merasakan sepeserpun uang itu.
Riana duduk tanpa melihat ke arah pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Hatinya sedikit ragu dan sangat takut melihat kenyataan, bahwa pria yang akan menjadi suaminya memiliki wajah yang menakutkan.
Pak penghulu sudah mulai mengucapkan salam dan memulai acara akad nikah. Entah kenapa, Riana merasa berdosa kepada Allah. Karena Riana memiliki rencana untuk membuat Pak Rio melepaskannya secara suka rela .
Suara ijab kabul yang diucapkan oleh Rio nyaris tidak terdengar oleh Riana karena Riana terbawa dalam pikirannya sendiri. Tiba-tiba saja, semua orang berbicara keras.
"Saaaaah," ucap semua yang hadir.
Riana tersentak dan sekarang dia sudah resmi menjadi istri dari Rio. Setelah menandatangani surat nikah dan doa dari pak penghulu melantun merdu, Riana mencium punggung tangan Rio. Sampai saat ini, Riana masih belum berani melihat wajah suaminya.
Tiba-tiba terlintas dibenak Riana untuk melihat wajah suaminya. Bagaimanpun juga mereka akan tinggal satu rumah, bahkan satu kamar dan satu tempat tidur. Sejelek apapun dia, sekarang dia adalah suaminya. Dan surganya ada ditangan suaminya.
Setelah mencium punggung tangan suaminya, pandangannya tertuju pada mantan suaminya. Anwar tampak tersenyum senang karena akan menerima uang dari Pak Rio.
Hati Riana sakit dan kesal. Dia berharap bisa membuat pria itu akan menyesal telah menjualnya. Riana berlatih menatap wajah Pak Rio yang sebagian ditutup dengan topeng. Wajah itu, meskipun hanya terlihat sebagian saja, tampak halus dan lembut. Lebih halus dari wajah Riana yang jarang ke salon.
Rio juga membalas tatapan Riana. Tatapan mata itu sangat dingin bagaikan salju di kutub Utara. Riana sudah kepalang tanggung, dia merunduk perlahan dan sebuah ciuman di pipi Rio, sengaja dia berikan untuk membuat Anwar cemburu.
Riana tidak peduli dengan reaksi Rio. Dia langsung mundur tanpa melihat ke arah Rio lagi. Riana yakin, Rio tidak akan berani marah padanya dihadapan banyak orang. Benar saja, tidak terjadi apapun setelahnya.
Bukan pada Rio, tetapi mata Riana tertuju pada Anwar yang terlihat kesal dan cemburu. Riana tersenyum dalam hati dan dia menarik napas lega. Hatinya terasa puas sudah melakukannya.
"Bu Riana, mari ikut Bibik," ucap Bik Ijah mengagetkan Riana.
"Oh, baik Bik," sahut Riana gugup.
Riana mengikuti langkah Bik Ijah menuju ke sebuah mobil yang lain. Dia ternyata tidak satu mobil dengan Rio. Mengetahui itu, Riana cukup senang karena dia tidak perlu ketakutan akibat perbuatannya tadi.
Sementara itu, Rio dan Anwar menuju ke kantor notaris. Mereka akan melakukan pengesahan terhadap perjanjian pernikahan antara Rio dan Riana. Meskipun Anwar kesal dan cemburu melihat Riana bersikap mesra terhadap suami barunya, tetapi semua itu tertutup oleh uang yang akan dia terima dari Rio.
Asisten Rio mengeluarkan sebuah koper berisi uang 4,5 Milyar, sesuai dengan kesepakatan yang sudah mereka buat 5 bulan yang lalu. Sedangkan 500 juta sudah Anwar terima ketika Anwar dan Riana resmi bercerai.
Pengacara sudah menyiapkan berkas-berkas yang akan mereka tandatangani. Sebagai pihak pertama, Rio menandatangani berkas-berkas itu terlebih dahulu. Rio melakukannya dengan tenang dan tanpa banyak berpikir.
Saat giliran Anwar menandatangani berkas-berkas tersebut, Anwar terdiam sambil memegang bolpoin ditangannya. Dia teringat bagaimana dia akhirnya memutuskan untuk menjual istrinya sendiri pada pria lain.
Saat itu, Anwar diterima bekerja di perusahaan Rio, menjelang hari ulang tahun perusahaan. Anwar yang merupakan pegawai baru, bertemu dengan Rio yang ternyata adalah CEO di perusahaan Anwar bekerja.
Selain sebagai Bos-nya Anwar, Rio ternyata adalah teman SMA Anwar. Pada hari keempat Anwar bekerja, Rio memanggilnya untuk membicarakan hal penting. Anwar tidak menyangka jika yang ingin dibicarakan Rio, adalah tawaran untuk membeli istrinya.
"Anwar, apa kamu tidak ingin menjual istrimu?" tanya Rio serius.
"Apa, menjual istriku? Pak Rio jangan bercanda. Istri saya bukan barang, jadi saya tidak akan pernah menjualnya," jawab Anwar sambil tersenyum.
Anwar mengira jika Bos-nya pasti hanya ingin bermain-main dengannya. Meskipun mereka duduk teman satu sekolah, terlalu mereka tidak terlalu akrab.
"Apa aku terlihat bercanda? Aku tidak sedang bercanda, bahkan aku sangat serius. Jika kamu bersedia, aku akan memberimu satu milyar," ucap Rio lebih serius lagi.
"Satu milyar? Tidak, aku sangat mencintai istriku. Dia adalah cinta pertamaku. Aku sudah mengorbankan banyak hal untuk bisa mendapatkannya. Bagaimana mungkin aku akan memberikannya pada orang lain?" tanya Anwar sambil menatap Rio.
"Apa satu milyar masih sedikit? Bagaimana kalau, lima milyar rupiah. Aku rasa, uang itu sudah cukup besar. Kamu bisa membuka usaha sendiri dan kamu tidak perlu bekerja sebagai karyawan biasa," jawab Rio berusaha meyakinkan Anwar.
"Lima milyar rupiah?" gumam Anwar kaget.
Anwar lalu terdiam. Pikirannya mulai goyah setelah mendengar uang lima milyar. Anwar belum pernah melihat, uang sebanyak itu. Dia akan bisa membeli apa saja yang dia inginkan tanpa harus bersusah payah menabung lagi.
"Apa itu uang semua?" tanya Anwar mulai galau.
"Tentu. Lima milyar itu uang semua. Tapi, kenapa kamu ingin sekali membeli istriku? Apa yang akan kamu lakukan padanya? Kamu ingin menjadikannya budak pelampiasan napsumu atau akan kamu jadikan pembantu?" tanya Anwar penasaran.
"Aku ingin menikahinya. Kamu tidak perlu khawatir. Aku membutuhkan seorang istri. Keluargaku selalu mendesak agar aku segera menikah. Tetapi, kamu tahu aku memiliki kekurangan yang tidak semua wanita akan bisa menerimanya," jawab Rio lalu menghela napas panjang.
"Baiklah, asalkan Pak Rio berjanji akan memperlakukan istriku dengan baik, aku akan berikan istriku padamu. Lalu kapan aku akan menerima uangnya?" tanya Anwar.
"Jangan terburu-buru. Kamu akan menerima uangnya, setelah Akau menikah dengan istrimu. Tapi pertama yang harus kamu lakukan, ceraikan dulu istrimu. Saat itu aku akan memberimu 500 juta sebagai uang muka," jawab Rio sambil tersenyum sinis.
Anwar terdiam mendengar permintaan Rio. Dia harus menceraikan Riana. Anwar bingung, belum lagi dia tidak memiliki cara untuk berbicara pada Riana tentang uang itu. Lalu perceraian dan lainnya.
"Pak Rio, meskipun saya setuju, saya harus bicara dulu dengan istri saya," jawab Anwar.
"Tentu. Kamu harus pikirkan cara agar istrimu setuju. Kamu pria yang pintar, aku yakin kamu pasti akan bisa membuat istrimu setuju," ucap Rio dengan senyum sinisnya.
Lamunan Anwar terhenti, setelah pengacara menyentuh pundaknya.
"Pak Anwar, silahkan tanda tangan," ucap pengacara saat melihat Anwar melamun.
"Oh, maaf. Aku hanya ...."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Bzaa
buat istri sebaik Riana, 5 milyar mah kurang an... 😠
2023-10-14
0