Handi terlihat sangat percaya diri, saat mengatakan kalau dia mencintai Riana. Bahkan dari sorot matanya, Handi tampak memandang rendah Rio. Rio juga merasakan jika Handi sengaja memprovokasinya dengan mengajak Riana bertemu.
"Handi, masih banyak wanita yang masih lajang, kenapa kamu harus mencintai istriku?" tanya Rio menahan kesal.
"Pak Rio, bukankah anda juga sama? Anda tidak perlu sok baik dan sok menjadi pria yang perhatian. Anda melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Riana. Mari kita buat kesepakatan. Aku akan mengembalikan uang lima milyar anda, dan lepaskan Riana," kata Handi sambil tersenyum sinis.
"Tidak. Riana adalah istriku. Aku tidak akan menjual istriku pada siapapun. Jadi kamu tidak perlu repot-repot. Simpan saja uang kamu," jawab Rio bertambah kesal.
"Kamu, sangat egois. Kamu lihat diri kamu, sudah cacat, lumpuh lagi. Kamu tidak akan bisa membuat Riana bahagia. Hanya aku yang bisa membuat Riana bahagia. Aku lebih sempurna dari kamu. Apa yang kamu miliki, aku juga miliki. Tapi apa yang aku miliki, kamu tidak punya. Aku kaya, tampan dan yang pasti aku bisa memuaskan dia sebagai seorang istri," kata Handi lebih membuat Rio marah.
Tetapi semua yang Hadir katakan memang benar. Handi lebih sempurna dari pada dia. Handi lebih segalanya dari Rio terutama dari segi penampilan dan dalam masalah ranjang. Meskipun begitu, dia sudah melakukan berbagai cara untuk bisa bersama Riana, dan dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia tidak akan pernah melepaskan Riana, sekalipun Riana sendiri yang memintanya.
"Handi, tetapi ada satu hal yang tidak kamu miliki. Aku adalah suami Riana. Dari segi apapun, aku yang paling berhak atas dia. Dia bahkan tidak akan pernah berkata tidak, saat aku memintanya. Kamu bukan siapa-siapa," jawab Rio sambil tersenyum mengejek Handi.
Rio sangat puas ketika melihat Handi sangat marah mendengar ucapannya. Meskipun Rio bukan pria yang sempurna, setidaknya dia memiliki satu hal yang akan terus dia jaga. Riana, bukan hanya wanita yang dia cintai, tetapi juga, wanita yang telah menyelamatkan hidupnya. Jadi sebisa mungkin, dia akan membuat Riana bahagia.
Rio meninggalkan Handi, untuk menemui Riana yang sudah menunggunya di mobil. Yuda menjemputnya dan membantunya masuk ke mobil. Rio tidak banyak bicara, tetapi justru itu yang membuat Riana lebih merasa bersalah.
Rio memutuskan untuk mengantarkan Riana pulang ke rumah dan setelah itu, Rio dan Yuda kembali ke perusahaan. Sepanjang perjalanan pulang, Rio dan Riana tidak saling bicara. Riana mencoba untuk tenang meskipun di dalam hatinya, dia sangat cemas.
Sejak menikah dengan Rio, Rio sama sekali tidak pernah melakukan hal yang menyakitinya. Baik secara lahir maupun batin. Ketakutan yang pernah tertanam dihatinya, tidak pernah terjadi. Riana yakin jika, Rio pria yang baik. Entah apa yang menjadi alasan Rio mau mengeluarkan uang begitu banyak hanya untuk bisa mendapatkan status sebagai suami Riana.
Bagi Riana, pernikahan bukanlah sebuah permainan. Meskipun, Riana tidak mencintai Rio, tetapi Rio tetaplah suaminya. Apalagi setelah beberapa bulan hidup bersama, Riana semakin yakin jika Rio bukan pria yang jahat.
Ria tidak pernah meminta haknya sebagai suami, bahkan menciumnya saja tidak pernah. Riana ingat, jika dia yang malah menciumnya setelah akad nikah dulu.
Apakah aku tidak menarik, atau aku tidak cantik? Ataukah Rio menikahi aku hanya untuk sebuah status saja? Batin Riana sambil melirik ke arah Rio yang masih terlihat kesal.
Setelah mengantar Riana pulang, mereka Kemabli ke perusahaan. Rio masih tampak kesal bahkan saat-saat sudah berada di kantornya.
"Pak Rio, kenapa Pak Rio tidak tegas saja pada Bu Riana? Tunjukkan sikap kalau Pak Rio mencintai Bu Riana," tanya Yuda yang ikut merasa sedih dengan permasalahan bosnya itu.
"Apakah tidak cukup jelas, apa yang aku lakukan selama ini hanya untuk membuat dia bahagia dan nyaman selama tinggal bersamaku?" Rio balik bertanya.
"Seorang wanita itu, terkadang juga perlu kata-kata manis dan ucapan cinta. Tidak hanya butuh perbuatan yang akan jadi mengambang. Keduanya harus bisa selaras, antara ucapan perbuatan. Selama ini, pasti u Riana banyak pertanyaan yang malah membuatnya semakin salah paham terhadap Pak Rio," jawab Yuda yang cukup berpikiran dewasa.
"Aku sadar, dari awal aku membelinya, itu sudah hal yang salah. Aku sendiri bingung, bagaimana aku harus menjelaskan semua ini padanya. Setidaknya, aku membelinya, menikahinya untuk membuatnya bahagia dan untuk menjaganya. Tapi, bagaimana jika dia tidak mengerti apa yang kulakukan?" tanya Rio semakin kalut.
"Melihat dari karakter Bu Riana, dia pasti akan mengerti dengan apa yang Pak Rio lakukan. Ditambah lagi, Bu Riana sangat menghormati sebuah pernikahan. Dia tetap bersikap sebagai istri yang baik dan menghormati Pak Rio," jawab Yuda mencoba menumbuhkan sedikit semangat agar bosnya tidak terlalu bersedih.
"Kamu benar. Selama ini, dia bersikap selayaknya istri yang baik. Hanya saja, hari ini dia pergi dengan pria lain tanpa seizin aku," kata Rio.
"Mungkin Bu Riana ada kesulitan lain yang tidak bisa dia ceritakan. Bagaimana kalau saya mencari tahu dan menyelidikinya untuk anda?" tanya Yuda.
"Tapi jangan sampai ketahuan," jawab Rio.
Akhirnya, Rio bisa sedikit bernapas lega setelah berbicara dengan Yuda. Yuda memang hanya seorang asisten. Tetapi, Yuda sebenarnya adalah teman Yuda saat kuliah dulu. Yuda berhutang budi pada Rio karena sudah menjaganya selama di luar negeri dengan banyaknya kesulitan hidup.
Setelah jam kerja usai, Rio dan Yuda pergi menemui ustad Wahid untuk meminta pencerahan dan belajar agama. Mereka berganti pakaian dengan memakai sarung, baju Koko dan peci yang sudah disiapkan Yuda.
Mereka mendengarkan pengajian dari Pak ustad dengan seksama. Banyak hal yang mereka dapatkan dari pengajian malam ini. Hati Rio merasa tenang dan damai. Beberapa pertanyaan dia sampaikan terkait masalah cara taubat yang benar dan cara sholat.
Secara khusus, Rio dan Yuda bertemu dengan Ustad Wahid setelah acara pengajian selesai. Ada hal pribadi yang Rio tanyakan terutama masalah rumah tangga. Rio ingin belajar menjadi suami yang baik dan bertanggungjawab. Disitulah, Rio sedikit syok saat membahas hak dan kewajiban suami. Memberikan nafkah lahir dan batin pada istrinya termasuk hal utama.
Rio hanya bisa menghela napas dalam-dalam. Dia kembali pulang dan berganti pakaian kerja lagi seperti semula. Dia tidak ingin Riana tahu, jika saat ini dia belajar agama. Belajar menjadi suami yang baik demi Riana.
Sampai di rumah, malam sudah semakin larut. Rio sangat terkejut saat melihat Riana tertidur di sofa.
Dia pasti menungguku. Maafkan aku Riana. Mulai besok, aku akan mengatakan kemanapun aku pergi, agar kamu tidak khawatir lagi, batin Rio.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Bzaa
kl gak ngomong bagaimana Riana akan tau kl kamu mencintai dia Rio
2023-10-14
0