Rio menghadapi dilema, ingin membawa membawa Riana masuk ke kamar, tetapi tentu dengan resiko kalau dia akan ketahuan bahwa dia tidak lumpuh lagi. Seperti malam pertama Riana tinggal di ruang Rio. Saat Rio memindahkan Riana ke tempat tidur. Riana terlihat curiga meski tidak berani bertanya.
Rio telah menyembunyikan kesembuhannya pada semua orang untuk suatu alasan. Rio curiga jika kecelakaan yang dia alami bukanlah murni kecelakaan. Tetapi karena ada orang yang berniat jahat padanya.
Setelah kecelakaan, Rio melakukan terapi secara berkala. Hampir satu tahun lamanya dan dia telah berhasil sembuh. Dia juga berhasil membuat semua orang percaya jika dia berhenti berobat karena putus asa.
"Maafkan aku Riana, aku tidak bermaksud membohongimu," gumam Rio.
Hanya dia dan dokter pribadinya yang tahu, hingga beberapa hari yang lalu, dia terpaksa, berterus terang pada Yuda. Sekaligus meminta Yuda untuk meminta dia menyewa detektif. Dia memutuskan untuk menyelidiki peristiwa kecelakaan yang menimpanya, setelah dia bisa mengingat bahwa, sebelum kecelakaan ada ancaman dari orang yang tidak dia kenal. Sampai semua jelas, Rio tidak ingin orang-orang tahu kalau dia telah sembuh
Rio mengambil selimut dari dalam kamar dan menyelimuti tubuh Riana. Setelah itu dia bergegas mandi dan berganti pakaian. Saat dia kembali, Riana mulai bangun dari tidurnya. Riana kaget saat melihat Rio sudah pulang dan bahkan sudah membersihkan dirinya tanpa bantuan Riana.
"Mas Rio, maaf aku ketiduran," ucap Riana panik.
Rio hanya diam saja dan hanya menunjukkan sikap dinginnya. Tetapi saat teringat nasehat dari Ustad Wahid, dia tersenyum pada Riana.
"Tidak apa-apa. Masuklah ke dalam dan tidurlah," kata Rio lembut.
"Aku akan menyiapkan makan malam untukmu. Kamu pasti lapar," ucap Riana lalu beranjak ke dapur.
"Aku ...," ucap Rio terhenti karena Riana sudah hilang dari pandangannya.
Rio mendorong kursi rodanya menuju ke dapur untuk melihat Riana. Pandangan matanya tidak lepas sedetikpun dari gerak-gerik Riana. Rio tersenyum melihat perubahan sikap Riana, yang jauh lebih baik dari awal dia masuk ke rumah ini.
"Makanannya sudah siap," ucap Riana senang.
Riana mempersilakan Rio untuk makan. Dia rupanya juga belum makan sehingga dia menemani sambil makan juga.
Selesai makan, Rio dan Riana duduk santai di ruang keluarga sambil nonton film. Mereka perlu bersantai dulu agar makanan yang baru mereka makan, akan dicerna dengan baik terlebih dahulu.
"Mas Rio, Riana minta maaf karena telah pergi tanpa pamit. Aku memiliki alasan sendiri melakukan itu. Aku harap kamu bisa mengerti," ucap Riana di tengah kesunyian malam.
"Riana, tidakkah kamu ingin mengatakan alasan kamu? Setidaknya, aku akan tahu dan tidak akan menghalangi kamu lagi," tanya Rio berusaha meyakinkan Riana.
Untuk sesaat, Riana terdiam sambil menatap wajah Rio yang hanya tampak sebagian saja. Riana menyadari, menyimpan rahasia itu tidak membuat hati tenang.
"Sejak kecil, aku berada di panti asuhan. Saat aku di bawa ke sana, aku mengalami sakit dan aku mengalami trauma. Ibu panti bilang, jika pamanku yang membawa aku ke sana karena mereka tidak memiliki biaya untuk merawatku," kata Riana mulai bercerita.
"Kedua orangtuamu?" tanya Rio penasaran.
Riana kembali bercerita. Kata ibu panti, ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan mobil. Hanya Riana yang selamat meski terluka. Karena kejadian itu Riana lupa tentang masa kecilnya dan dia juga lupa alamat ayah ibunya dulu.
Setelah dewasa, Riana ingin berziarah ke makam ayah dan ibunya, tetapi sampai saat ini, tidka asa satu petunjuk pun yang bisa dia gunakan sebagai awal pencarian. Saat itu Handi memanfaatkan hal itu untuk bisa mengajak Riana makan bersama.
Rio mendengarkan dengan sedih. Pantas saja, selama ini dia tidak pernah bisa menemukan keberadaan. Rio mengetahui jika Riana adalah teman masa kecilnya dari kalung yang dia pakai. Kalung itu adalah pemberian Rio saat ada acara pasar malam di kota tempat tinggalnya dulu. Kalung itu kembar, satu ada pada Rio dan satunya dipakai Riana.
Rio tidak bisa lebih lama menyembunyikan rahasia ini, sehingga dia memutuskan untuk membantu Riana menemukan makam kedua orangtuanya. Kali ini, Rio harus menyiapkan diri untuk membantu Riana terlebih dahulu.
"Riana, besok aku akan membawamu ke suatu tempat. Aku akan membantumu, jadi kamu tidak perlu mencari Handi lagi," kata Rio serius.
"Tapi, Handi bilang dia memiliki informasi tentang keluargaku," kata Riana panik.
"Aku bahkan tahu semua tentang dirimu. Sekarang ayo kita tidur," titah Rio.
Riana seolah mendapatkan harapan baru. Dia terlihat bersemangat dan segera membantu Rio untuk ke kamar dan beristirahat.
Riana berjanji dalam hati, jika Rio benar-benar bisa membantunya menemukan makam ayah dan ibunya, Riana akan membantu Rio untuk memulai pengobatannya kembali. Dia akan kursus memijat sampai Rio sembuh.
Keesokan harinya, Rio menghubungi Yuda dan memintanya untuk menghandle semua pekerjaannya. Rio akan pergi selama dua hari dan semua jadwal pertemuan akan dijadwalkan ulang setelah Rio kembali.
Rio dan Riana pergi dengan pak Karso, sopir pribadi Rio. Mobil meluncur menuju ke luar kota. Kota yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka saat ini. Butuh tiga sampai empat jam perjalanan, barulah mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar dan rapi.
Mobil berhenti tepat di depan rumah yang tanpa pagar itu. Pak Karso membantu Riana memindahkan Rio ke kursi roda. Mereka bertiga berjalan pelan menuju ke teras rumah.
"Riana, kamu ingat rumah ini?" tanya Rio sambil mendongakkan kepalanya.
"Iya, ini seperti rumahku. Benarkah ini rumahku dulu?" tanya Riana gugup. Hati Riana berdegup kencang.
"Benar. Sekarang, rumah ini akan menjadi milikmu. Ini hadiah pernikahan kita. Karena saat menikah, aku tidak memberimu apa-apa," kata Rio sambil terus melihat ke arah Riana.
"Maksudmu apa, Mas? Aku butuh penjelasan," kata Riana bingung dengan semua ini.
"Masuklah dulu. Nanti aku akan bercerita di dalam," ucap Rio lembut. "Pak Karso, tolong panggil Bik Narsih untuk membuka pintu."
"Baik, Pak."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Bzaa
wow..... sebentar lgi kebenaran akan terkuak...
2023-10-14
0