Bab 18. Riana terjebak

Rio meminta Yuda untuk mencari keberadaan Riana. Karena Riana sudah tidak terlihat lagi sejak sepuluh menit yang lalu. Rio menunggu dengan perasaan gelisah. Dia sangat cemas karena ini pertama kalinya Riana berada di pesta kelas atas.

Setelah beberapa saat, Yuda kembali dengan wajah panik. Dia tidak menemukan Riana dimanapun. Rio sangat takut jika terjadi sesuatu pada Riana. Riana tidak akan mungkin meninggalkan tempat pesta ini sendirian tanpa Rio.

'Atau dia diculik?' batin Rio cemas.

"Yuda, minta petugas membuka rekaman CCTV. Ayo kesana, cepat!" titah Rio panik.

Mereka menuju ke ruang tehnik. Mereka melihat rekaman CCTV dari ruang pesta sejak 20 menit yang lalu. Di layar tampak Riana yang sedang tidak sadarkan diri, dibawa seorang pria ke dalam kamar hotel.

"Cari tahu nomor kamarnya," perintah Rio.

Setelah mendapatkan nomor kamar pria tersebut, Yuda dan Rio bergegas menuju kamar itu. Rio berdiri dan berlari secepat mungkin agar cepat bisa menolong Riana.

Tanpa pikir panjang, Rio langsung menggedor pintu kamar tersebut dengan keras. Sementara Yuda datang dengan petugas dan membuka pintu kamar tersebut.

Pemandangan yang sungguh membuat Rio gelap mata. Pria itu sudah membuka pakaian Riana dan mengangkanginya.

Rio menarik dan memukul pria itu hingga mundur beberapa langkah. Rio lalu menutupi tubuh Riana dengan selimut.

Dia kembali memukul dan terus memukul, hingga pria itu jatuh dan berdarah.

"Yuda, laporkan polisi atas penculikan dan perbuatan tidak senonoh," titah Rio.

"Baik Pak."

Rio mendekati Riana dan berusaha membuatnya sadar. Tetapi, obat bius itu masih cukup mempengaruhinya. Rio hanya bisa mengelus rambut Riana yang berantakan.

Setelah polisi datang dan menangkap pria itu, Rio segera meminta Yuda untuk membawakan pakaian ganti untuk Riana. Pakaian Riana sobek dan berantakan dan harus segera di buang. Rio tidak mau Riana tahu jika dirinya akan dilecehkan orang.

Setelah mengganti pakaian Riana, Rio bergegas membawanya ke rumah sakit. Rio takut jika terjadi hal buruk pada Riana. Sepanjang malam, Rio menunggui Riana sampai dia ketiduran.

Sementara itu, Riana terbangun dan dia sangat kaget saat melihat dirinya berada di rumah sakit. Riana berasa kepalanya pusing dan terasa berat. Sangat berat baginya untuk bisa bangkit dari tidurnya.

Riana tersenyum saat melihat Rio tertidur sambil bersandar di tempat tidurnya. Riana sangat bersyukur memiliki suami seperti Rio. Biarpun dia sangat kaya, tetapi sikapnya masih sangat baik dan tidak merendahkan dirinya yang miskin.

Riana menyentuh kulit wajah Rio pelan, karena takut jika Rio bisa merasakan sentuhannya dan terbangun. Rio pasti lelah karena telah menjaganya semalaman.

"Sudah puas melihatnya?" tanya Rio sambil masih memejamkan mata.

"Apaan, sih. Aku tadi hanya bingung, kok aku bisa ada di rumah sakit?" tanya Riana agak malu.

"Kamu hanya pingsan saja. Jangan terlalu dipikirkan, biar kamu cepat sembuh," jawab Rio sambil tersenyum.

"Tunggu, semalam aku ingat saat keluar dari toilet, aku seperti dibekap seseorang. Setelah itu, aku udah tidak ingat apa-apa lagi," kata Riana panik.

"Riana, memang ada orang berniat jahat padamu. Tapi, kamu jangan takut, aku sudah melaporkannya ke polisi. Kita akan tahu siapa yang menyuruhnya," jawab Rio yakin.

"Mas, terima kasih," ucap Riana yang menyadari kalau Rio adalah dewa penyelamatnya.

Hari itu juga, Riana sudah diperbolehkan pulang. Sementara itu, sesampainya di rumah, Rio segera pergi ke kantor polisi karena pria itu sudah mengaku. Pria Itu suruhan Laura.

Laura adalah teman kuliah Rio yang juga anak dari sahabat ayahnya. Paman Prasetyo sudah bekerja di perusahaan ayahnya sebelum Rio menggantikannya. Rio tidak menyangka jika Laura akan bisa berbuat sejauh itu. Rio menyerahkan semuanya pada Polisi terkait peristiwa itu, termasuk menangkap laura.

Paman Prasetyo mendatangi Rio di kantornya. Dia meminta Rio untuk mencabut gugatan. Terapi Rio sama sekali tidak mau karena ini menyangkut Riana. Wanita yang sangat penting baginya.

Sementara itu, Riana terlihat gelisah setelah mendengar bahwa Laura adalah dalang dibalik pria tersebut. Meski hatinya marah dan kesal, tetapi Riana juga kasihan pada Laura. Dia masih muda dan masa depannya akan hancur jika dia masuk penjara.

Menjelang tidur, Riana memeluk Rio sambil membicarakan tentang Riana secara perlahan-lahan. Riana takut jika Rio tidak suka Riana menceritakan tentang Laura.

"Mas, bukankah Riana sekarang baik-baik saja. Kasihan Laura, dia hanya terlalu mencintai kamu sehingga dia melakukan itu. Aku sangat beruntung karena memiliki kamu, yang selalu menjagaku," ucap Riana lebih mengeratkan pelukannya.

Rio kecewa dengan ucapan Riana yang ingin Laura dibebaskan. Dia ingin melepaskan pelukan Riana, tetapi Riana terlalu erat memeluknya. Rio memang sengaja agar Riana lebih erat memeluknya. Jarang-jarang dia bisa mendapatkan perlakuan itu dari istrinya.

"Jika dia dibiarkan, dia bisa melakukan hal yang lebih jahat lagi. Seandainya waktu itu dia benar-benar melakukan perbuatan tidak senonohnya padamu, aku akan membunuhnya saat itu juga," jawab Rio emosi.

"Tapi, aku sekarang tidak apa-apa. Masa depan Laura masih panjang dan bukannya sekarang aku masih bisa menemanimu dengan senyuman," ucap Riana sambil tersenyum.

Riana, ini karena kamu tidak melihat, bagaimana pria itu sudah hampir berhasil melecehkan kamu. Tapi mungkin itu lebih baik, dari pada kamu tahu dan kamu akan tersiksa seumur hidupmu, batin Rio.

"Riana, apa kamu bahagia hidup bersamaku?" tanya Rio sambil membalas pelukan Riana.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa tidak bisa dilihat kalau aku tersenyum saat bersamamu?" Riana balik bertanya.

"Tidak. Aku tidak merasakan," jawab Rio sambil memejamkan mata.

Riana kesal dengan ucapan Rio. Riana lalu bergerak cepat melepaskan pelukannya. Rio kaget melihat Riana tampak kesal dan cemberut. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama.

Sebuah ciuman hangat mendarat di bibir Riana yang tampak kaget. Tetapi mereka langsung meneruskan dengan hal yang lebih mesra. Tidak ada lagi waktu untuk kesal ataupun marah. Yang mereka rasakan hanyalah, keinginan saling memuaskan satu sama lain.

Rio merasa sudah berhasil memiliki Riana seutuhnya meskipun dia masih belum berani bertanya tentang cinta. Rio masih belum bisa menerima kenyataan jika Samapi saat ini, Riana tidak mencintainya. Riana wanita yang baik sehingga dia dengan ikhlas melakukan kewajibannya.

Riana juga bisa merubah Rio dari yang dulunya jauh dari agama, kini dia mulai belajar agama. Meskipun sampai saat ini dia masih berusaha menyembunyikannya dari Riana.

Keesokan harinya, Paman Prasetyo kembali menemui Rio dan menawarkan sebuah perjanjian pertukaran informasi. Rio harus melepaskan Laura dan Paman Prasetyo akan memberikan informasi mengenai kecelakaan yang terjadi pada Rio beberapa tahun yang lalu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

good job Rio

2023-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!