16. Terpergok

Asya tak ingin percaya pada siapapun yang hidup di sekitar Fagan. Sehingga saat Isabelle mengatakan jika dia berdiri di pihaknya tentu saja tak akan mengubah apa pun yang ada di dalam hatinya. 

"Siapa yang percaya pada orang yang baru saja dikenalnya? Nggak akan semudah itu," gumam Asya dalam hatinya. 

Saat mereka berdua masih berada di dalam ruangan belajar itu, tiba-tiba Fagan datang. Dia diantar Abrisam dan nampak sekali dia begitu hangat. Otot penuh kemarahan yang biasanya menghiasi wajah pria itu tak lagi nampak. Dia lebih santai dan nampak senyum mekar di bibirnya. 

"Apa dia sulit diatur?" tanya Fagan. 

"Sama sekali tidak. Hari ini dia belajar banyak hal, bahkan dia sudah praktik langsung dan hasilnya sangat memuaskan," jelas Isabelle. 

Fagan menatap ke arah gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Dia menatap lekat ke dalam mata Asya tanpa memikirkan apa yang terjadi saat ini. Dia tak bisa berprasangka baik pada orang-orang yang ada di sekitarnya itu. 

"Sejak aku datang, yang aku temui adalah orang-orang laknat. Aku nggak akan dengan mudah percaya pada siapapun kecuali diriku sendiri." Asya bicara dalam hati. 

Mendengar penjelasan Isabelle, Fagan menjadi sangat puas. Dia tak salah memilih mentor yang baik untuk sang istri. Waktu yang sudah semakin dekat, tak memungkinkan jika tak memilih guru terbaik. 

* * *

"Kamu bikin Tuan Muda kembali menunjukkan wajah santainya. Apa yang terjadi?" tanya Abrisam yang tanpa sengaja melihat Asya di dapur. 

"Nggak ada. Aku nggak lakuin apa pun," jelas Asya. 

"Kalian tidur bersama?" desak Abrisam penasaran. 

Asya seketika tertusuk sembilu, bagian paling sensitif itu diungkit oleh orang terdekat Fagan kali ini. 

"Apa sopan bertanya seperti itu pada istri majikanmu?" tanya Asya mengertak. 

Abrisam mengulas senyuman, dia tak menyangka Asya akan menjawab semacam itu. Sebenarnya Abrisam hanya penasaran saja dengan hubungan Asya dan Fagan yang tiba-tiba menjadi hangat dan mengendorkan ketegangan yang selama ini terjadi antara keduanya. Walau tak tahu pasti apa yang terjadi, tapi itu cukup membuat Abrisam menjadi penasaran. 

"Tunggu, Asya. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan," kata Abrisam mencegah Asya pergi. 

"Ini sudah larut, Sam. Nggak sopan kamu tahan-tahan aku seperti ini. Ingat, ya, kamu adalah bawahan suamiku, nggak pantes kamu ikut campur apa yang terjadi antara aku dan Fagan," jelas Asya tak ingin kehidupannya diusik. 

"Ah, maaf. Aku cuma penasaran aja sama pria paruh baya yang dateng ke perusahaan kemarin. Dia mirip sekali denganmu, bisa saja itu ayahmu," ujar Abrisam memberi klue. 

Asya terkesima, dia yang memang merasakan hatinya di penuhi rasa rindu pada ayahnya itu seperti mendapatkan angka segar. Dia tak menyangka jika Abrisam mencoba menyampaikan berita tentang ayahnya. 

"Kata orang, aku memang sangat mirip dengan bapakku. Kalau memang benar mirip aku, artinya itu bapakku." Asya menimpali. "Dia datang ke perusahaan Fagan? Apa yang dia lakukan? Apa Fagan melakukan sesuatu yang buruk padanya?" tanya Asya pura-pura tak tahu.

Abrisam menggelengkan kepalanya, dia tahu jika Fagan sama sekali tak ingin bertemu dengan ayah kandung istrinya itu. Bahkan pria kaya raya itu memerintahkan resepsionis untuk mengusirnya keluar dari perusahaan. 

"Katakan, Abrisam. Apa yang terjadi pada bapakku?" paksa Asya. 

Gadis hanya ingin tahu apa yang Fagan lakukan pada ayahnya. Dia takut terjadi sesuatu pada pria itu. Perjalanan menuju perusahaan Fagan cukup jauh dari kediaman Asya. Sehingga patut saja Asya khawatir. 

"Nggak ada yang aku lakuin, Asya." Fagan datang dengan nada suara yang naik dua oktaf. 

Dari nadanya saja, Asya sudah cukup tahu jika suaminya itu sedang murka. "Bukankah aku sudah jelaskan padamu hari itu? Aku tak menyentuhnya sama sekali." Fagan membela dirinya. 

Abrisam dan Asya terkejut, mereka berdua tak menyangka jika ada Fagan yang mendengarkan pembicaraan keduanya. Hingga akhirnya Abrisam ketakutan dan memilih untuk pergi. "Aku sudah selesai bikin kopi. Aku akan kembali ke rumah belakang," pamitnya menghindari masalah. 

Raut wajah Fagan kembali muram, dia kembali ke setelan awalnya. Dia begitu menakutkan dan sepertinya akan hujan pukulan dan cambukan lagi malam ini untuk Asya. 

"Aku yakin Abrisam nggak bohong. Kamu cuma nggak temuin bapakku aja tanpa menyakitinya," gumam Asya dalam hatinya. 

Wanita itu memantapkan dirinya untuk menganggap yak terjadi sesuatu yang buruk pada ayahnya itu saat dia datang ke perusahaan. 

"Jangan pernah bicara lagi sama orang-orang yang tak berhubungan denganmu. Abrisam asistenku, kamu nggak boleh sok dekat dan menggali informasi apa pun darinya." Fagan menerapkan batas lagi setelah apa yang terjadi. 

Asya hanya bisa mengangguk mengerti, bagaimana juga dia juga harus memikirkan apa yang bisa terjadi pada Abrisam jika dia menanyakan lebih banyak hal lagi pada pria itu. 

Terpopuler

Comments

KimRyn21

KimRyn21

Abrisam, aduh

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!