18. Terpukau

"Dia cantik, bukan?" Isabelle menggoda Fagan. 

Seketika lamunan pria itu membuyar. Fagan seperti orang yang tertangkap basah mengagumi gadis yang sangat dia benci selama ini. Matanya mencari arah untuk membuang pandangannya yang sedari tadi fokus pada Asya yang berjalan ke arahnya. 

"Langsung masuk saja, mereka sudah menunggumu," ujar Fagan pada Asya. 

Merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan, Asya melinguk ke kiri dan ke kanan. Dia mencari pintu yang dimaksud Fagan untuk masuk. 

"Asya, di sana pintunya," kata Isabelle sembari menunjuk ke sebuah pintu ruangan fitting. 

Tanpa suara Asya melangkah pergi. Hentakan high heels yang dia pakai begitu anggun. Dia terlihat sangat profesional menggunakan sepatu hak tinggi yang memang tersedia di kamarnya itu. 

"Dia sudah seahli itu, Fagan. Dia berubah hanya dalam beberapa minggu saja. Mengagumkan, bukan?" kata Isabelle. 

"Kamu yakin dia sudah bisa dibawa keluar?" tanya Fagan. 

Isabelle melirik ke arah Fagan yang nampak meragukan apa yang Asya kuasai. Wanita itu meringis kesal dan memukul lirih baju Fagan. 

"Mamamu saja kabur mendengar libasannya kemarin. Kata-katanya sangat anggun dan sistematis. Dia bisa membunuh karakter orang yang menindasnya tanpa menyentuhnya sama sekali," jelas Isabelle. 

Mendengar jawaban itu, Fagan menjadi penasaran. Kemampuan macam apa yang sebenarnya Asya miliki sekarang ini. Dia mempersiapkan Asya untuk menghadapi Elina dan juga koleganya saat berada di pesta nanti. Situasi dan kondisinya memang tak bisa ditebak, tapi belajar dari yang sudah-sudah, saat pasangan para petinggi perusahaan itu akan membahas harta, keluarga, pasangan hingga kehidupan yang mereka jalani sekarang. 

Merasa cukup paham dengan itu semua, Fagan memutuskan mendidik ulang Asya dengan berbagai kursus untuk membuat gadis itu siap diandalkan jika ada situasi sulit dan menjadi pusat perhatian. 

"Aku cacat, Isabelle. Tanpa diminta juga orang-orang akan fokus pada Asya. Mereka akan mempertanyakan alasannya mau menikah dengan pria lumpuh sepertiku, berteman dengan kalangan papan atas memang ada tekanan lebih, sehingga aku harus pastikan, Asya bisa menghadapi itu agar harga diriku tak terluka," jelas Fagan. 

Saat pria itu meratapi nasibnya, Isabelle merasa iba. Namun saat topik pembicaraan menjadikan Asya sebuah tameng, wanita itu juga merasakan malangnya kehidupan Asya sebagai istri Fagan Elvander. 

"Ternyata hidupnya sangat sulit, dia bukan hanya harus menghadapi keluargamu yang tak menyukainya, sekarang dia juga harus menghadapi dunia luar yang pasti akan sangat membuatnya tertekan," ujar Isabelle. 

"Sekali saja dia salah langkah, aku pastikan dia akan hancur di tanganku," balas Fagan mengancam. 

Pembicaraan yang semakin lama terasa semakin serius itu harus terjadi karena Asya muncul dari bilik ruang fitting. Gaun dengan bagian bawah mekar itu terlihat sangat mewah dan istimewa. Warna gelapnya membuat lekuk tubuh Asya nampak sangat sempurna. Kulit putihnya terpancar begitu indah dan terlihat sangat cocok dengan potongan gaunnya. 

"Memukau." Jiwa Fagan sebagai seorang pria meronta. 

Tak bisa dipungkiri jika Fagan merasa sangat kagum dengan apa yang dia lihat sekarang ini. Asya benar-benar sempurna dengan apa yang menempel di tubuhnya. 

"Ini gaun yang Anda inginkan, Tuan." Designer itu mengatakan dengan lembut. 

Fagan masih tak merespon. Dia sama sekali tak mendengar apa yang wanita itu katakan karena terpukai dengan penampilan Asya. 

"Tuan," panggilnya lagi. 

Mendengar panggilan sangat designer yang jauh lebih keras dari yang pertama, Asya otomatis melihat ke arah Fagan. Dia terlalu penasaran mengapa pria itu tak memberi respon apa pun pada panggilan itu. Seketika mereka saling pandang dan saat sadar Asya tengah melihat ke arahnya, lagi-lagi Fagan membuang muka. 

"Tuan, ini pilihanmu?" tanya Asya serius. 

"Hm, kenapa? Kamu tak suka?" sesak Fagan. 

"Bukan, Tuan. Bukan tak suka. Saya hanya merasa bagian atas gaun ini terlalu terbuka," jelas Asya setengah takut. 

"Sepertinya Asya sangat takut padamu, Fagan. Jawaban dan ratu wajahnya sangat berbeda saat berhadapan denganmu," ujar Isabelle berbisik. 

Fagan melirik ke arah Isabelle. Ada perasaan tak terima atas penilaian yang wanita itu lakukan padanya. 

"Terbuka? Bukankah gaun pesta memang seperti itu?" ujar Fagan. 

"Wajar, Fagan. Dia belum biasa memakai gaun terbuka, lagipula jika dia tak nyaman, dia tak akan percaya diri," jelas Isabelle. 

"Potongan gaunnya memang seperti ini, aksen lipatan di area dada menambah keindahan kulit Nyonya Asya nampak. Gaun ini begitu menonjolkan kulit indahnya, sangat elegan dan nampak sangat cocok menurutku," jelas sang designer. 

"Oke, berikan ini untuknya. Aku suka dan dia akan datang bersamaku," kata Fagan menuruti kata sang perancang gaun. 

Dengan terpaksa gaun terbuka itu Asya terima sebagai gaun yang akan dia gunakan di pesta. Walau merasa tak nyaman, tapi Fagan bukan pria yang suka dibantah. Membangkang dan melawan apa yang Fagan katakan, sama dengan bunuh diri bagi Asya. 

Terpopuler

Comments

KimRyn21

KimRyn21

Terpesona, kan

2023-06-17

0

Ade

Ade

Hewan piaraan kali ah

2023-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!