Klien Lama

Setibanya di rumah sakit, Diego tampak berlarian menuju ke ruang IGD tempat di mana Raisa dan Denis berada. Ia merasa sangat senang karena melihat 2 orang yang sedang dikhawatirkannya itu dalam keadaan baik-baik saja.

"Sayang kau tidak apa-apa 'kan?" Tanya Diego yang langsung memeluk anaknya dengan nafas ngos-ngosan karena sehabis berlari.

"Aku baik-baik saja Pa, aku tidak kenapa-napa kok," jawab Denis.

"Syukurlah Papa sangat mengkhawatirkanmu," ucap Diego yang melerai pelukannya dari sang anak lalu beralih meraih tubuh Raisa dan memeluknya. "Raisa, apa kau baik-baik saja? Kau ini sangat membuatku khawatir karena tidak menjawab teleponku dan tiba-tiba kau mengabariku jika kalian berdua sedang berada di rumah sakit. Aku benar-benar sangat khawatir," ucapnya seraya memeluk dengan erat.

Sedangkan Raisa tampak diam mematung, tidak membalas pelukan tersebut karena merasa kebingungan. Jantungnya terasa berdebar tak karuan saat Diego memeluknya seperti itu untuk yang kedua kalinya. Ia semakin tak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, apa mungkin ia benar-benar telah mempunyai perasaan terhadap bos-nya tersebut?

Sama halnya dengan Raisa, Denis sendiri juga merasa bingung atas perlakuan ayahnya tersebut kepada pengasuhnya. Akan tetapi Denis juga tak mempermasalahkan akan hal itu karena ia juga sudah merasa sangat dekat dengan Raisa.

"Tuan, aku baik-baik saja. Aku minta maaf karena tadi tidak sempat untuk menjawab teleponmu," ucap Raisa.

"Apa kau bilang, kau tidak sempat menjawab teleponku?" Tanya Diego yang melepaskan pelukannya dan menatap Raisa dengan tajam.

"Iya Tuan, aku memang tidak sempat menjawabnya karena tadi ada Bapak-Bapak yang hampir saja tertabrak di jalan," ucap Raisa lalu menjelaskan kepada Diego apa yang baru saja terjadi sampai pada akhirnya mereka berada di rumah sakit.

"Maaf Tuan saya harus mengantar Bapak tersebut ke rumah sakit karena bagaimanapun juga ini adalah sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Apalagi ini juga merupakan permintaan Nona Raisa dan Den Denis, saya tidak bisa menolaknya," ucap supir yang merasa sangat takut jika ia akan dimarahi oleh tuannya tersebut.

"Ya ampun Pak, apa kau pikir aku akan marah karena kau telah menolong orang lain membawanya ke rumah sakit? Tentu saja tidak, justru kalau kau mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan di jalan, itu yang membuatku akan marah," tukas Diego yang membuat supir tampak bernafas lega. Tapi yang membuat Diego merasa lebih bahagia karena ternyata ia benar-benar tidak salah karena telah kagum terhadap Raisa, wanita yang mempunyai hati begitu tulus.

"Pa, kenapa Papa sangat mengkhawatirkan Kak Raisa? Apa Papa menyukai Kak Raisa?" Celetuk Denis tiba-tiba, yang membuat Raisa dan Diego sontak terkejut.

"Denis, kau ini bicara apa?" Ucap Raisa yang merasa malu, bahkan wajahnya sudah terlihat memerah seperti kepiting rebus.

"Denis kau itu masih kecil, kau tahu dari mana kata-kata menyukai seperti itu?" Tukas Diego.

"Ya aku memang anak kecil, tapi aku tahu apa itu menyukai karena aku juga menyukai Kak Raisa," celetuk Denis yang membuat Raisa, Diego dan sang supir pun tersenyum gemas mendengar ungkapan Denis.

------

Krek …

Terdengar suara pintu ruangan IGD terbuka dan terlihat seorang dokter yang keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter, bagaimana keadaan Bapak itu?" Tanya Raisa.

"Nona, Tuan tersebut sudah berhasil diselamatkan. Untungnya kalian cepat membawanya ke sini, karena jika tidak mungkin nyawanya akan terancam. Oh ya beliau ingin bertemu dengan kalian," ucap dokter.

"Syukurlah. Baik Dokter, terimakasih banyak," ucap Raisa yang langsung saja masuk ke dalam ruangan IGD bersama Denis dan Diego.

Sedangkan sang supir lebih memilih untuk menunggu di luar ruangan IGD agar tidak terlalu penuh di dalam sana.

"Tuan Sastro?" Ucap Diego yang merasa terkejut karena ia mengenali siapa pria yang saat ini sedang berbaring di dalam ruang IGD. Pria paruh baya tersebut merupakan klien lamanya.

"Tuan Diego? Kenapa Anda bisa berada di sini?" Tanya Sastro yang sama terkejutnya.

"Kebetulan orang yang menolong Anda ini adalah pengasuh anak Saya, namanya Raisa. Saya tidak tahu jika Anda yang berada di ruangan ini Tuan," tukas Diego.

"Oh jadi Nona Raisa ini adalah pengasuh Anak Tuan Diego. Saya mengucapkan terimakasih banyak karena Nona Raisa sudah menolong saya. Saya bisa diselamatkan ini semua berkat kemurahan hatinya, saya ingat betul bagaimana tadi Nona Raisa memaksa supir untuk membawa saya ke rumah sakit, begitu juga dengan Anak Tuan. Terimakasih anak pintar," ucap Sastro.

"Sama-sama Tuan, memang sudah seharusnya sesama manusia kita harus saling tolong menolong," jawab Raisa.

"Iya Kek sama-sama. Aku senang Kakek bisa selamat," jawab Denis pula, membuat Sastro rasanya begitu sangat bahagia seakan memiliki anak dan cucu yang berada di dekatnya.

Setelah dipastikan keadaan Sastro baik-baik saja, kini ia pun dipindahkan ke ruang rawat inap. Lalu setelah menghubungi keluarganya, Diego pun membawa anak dan istrinya itu pergi meninggalkan rumah sakit. Sedangkan supirnya sudah pulang terlebih dahulu sesuai dengan perintah Diego.

*****

"Kalian lapar tidak? Ini 'kan sudah siang, bagaimana kalau kita makan dulu," ajak Diego saat mereka sedang dalam perjalanan.

"Mau Pa, padahal tadinya aku ingin masak spaghetti di rumah bersama Kak Raisa, tapi karena menolong Kakek tadi, tidak jadi deh," kata Denis.

"Oh ya? Apa kau masih sangat ingin makan spaghetti sekarang?" Tanya Diego.

"Iya Pa aku sangat ingin makan spaghetti," jawab Denis mengangguk cepat.

"Ya sudah bagaimana kalau kita makan di restoran spaghetti, kau juga mau 'kan Sa?" Tanya Diego yang kini beralih kepada wanita yang berada di sampingnya itu.

"Terserah saja Tuan, aku ikut saja," jawab Raisa.

"Tentu saja Kak Raisa ikut, 'kan Kak Raisa juga sudah sangat lapar dari tadi," celetuk Denis.

"Denis, kau ini apa tidak bisa jika tidak mengadu tentang aku kepada ayahmu," protes Raisa.

"Memangnya kenapa Kak? Bukankah itu sangat bagus," sahut Denis.

"Bagus apanya?" Gumam Raisa.

"Benar sekali, itu memang sangat bagus Denis. Mulai sekarang apapun tentang Kak Raisa kau harus memberitahu Papa, oke," kata Diego.

"Oke Pa, siap laksanakan," jawab Denis sehingga membuat ketiganya pun tersenyum bahagia.

------

Kini mereka bertiga telah tiba di sebuah restoran mewah yang tentunya membuat Raisa merasa sangat gugup. Karena selama ini ia hanya biasa makan di restoran sederhana itupun bisa dihitung dengan jari atau hanya warung makan di pinggir jalan saja.

"Raisa, kenapa kau terlihat gugup seperti itu? Apa kau tidak pernah makan di restoran mewah seperti ini?" Bisik Diego to the point, takut ada yang mendengarnya dan malah membuat Raisa malu.

"Kau benar Tuan aku merasa agak canggung berada di sini. Aku merasa tidak pantas makan di restoran mewah seperti ini," kata Raisa.

"Ya ampun Raisa, kau itu juga manusia sama denganku dan Denis. Semua orang boleh makan di sini yang penting bayar dan kau tinggal menikmatinya saja, aku yang akan bayar semuanya," tukas Diego.

"Iya kak Raisa, ayo pesan. Spaghetti di ini sangat enak kak, aku, Oma dan Papa sering makan di sini," ujar Denis.

"Oh gitu, ya sudah kalau begitu aku akan memesannya," kata Raisa yang langsung saja melihat buku menu.

Drt … drt … drt …

Tiba-tiba ponsel Raisa berdering, ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal.

"Kenapa kau tidak langsung menjawabnya?" Tanya Diego yang melihat Raisa tampak bengong sambil memandangi ponselnya itu.

"Aku tidak tahu ini nomor siapa," kata Raisa.

"Ya sudah lebih baik abaikan saja," tukas Diego.

"Tapi aku takut ini penting, aku akan menjawabnya dulu sebentar," ucap Raisa.

"Ya sudah jawab saja di sini!" Titah Diego, sehingga Raisa pun langsung saja menjawab telepon tersebut.

Setelah ia mendengar suara seseorang dari seberang telepon, Raisa merasa begitu terkejut, tubuhnya lemas seketika diiringi air matanya yang tiba-tiba saja mengalir, bahkan jantungnya juga seakan berhenti berdetak. Sangat terlihat jelas jika Raisa baru saja mendapatkan kabar buruk, membuat Diego dan Denis pun merasa sangat khawatir melihatnya.

"Raisa, kau kenapa?"

Bersambung …

Episodes
1 Bertemu Mucikari
2 Terpaksa Menerima
3 Pelanggan Pertama
4 Tak Menyangka
5 Mencari Baby Sister
6 Tawaran Pekerjaan
7 Sosok Malaikat
8 Menemui Diego
9 Tamu Tak Diundang
10 Hari Pertama Bekerja
11 Sangat Menyenangkan
12 Merasa Ketakutan
13 Merasa Nyaman
14 Lagi-Lagi Soal Istri
15 Hanya Masa Lalu
16 Merawat Diego
17 Fitnah
18 Jangan Mengganggu Wanitaku
19 Kekhawatiran Diego
20 Klien Lama
21 Seperti Layaknya Keluarga
22 Ancaman Dari Seseorang.
23 Kepergian Sang Nenek
24 Surat Wasiat.
25 Merasa Dekat.
26 Donor Darah.
27 Kecolongan Dana.
28 Keinginan Yang Sama
29 Mengancam.
30 Malam Pesta.
31 Satu Malam Bersama
32 Bertanggung Jawab.
33 Menjalin Hubungan.
34 Mengungkapkan Hubungan.
35 Mendapatkan Restu.
36 Ibu Pengganti.
37 Merasa Bahagia.
38 Mencari Seseorang.
39 Sangat Misterius.
40 Lebih Agresif.
41 H-3.
42 Membongkar Masa Lalu Raisa.
43 Batalkan Pernikahan Kalian!
44 Mengungkapkan Identitas.
45 Membatalkan Pernikahan.
46 Menyimpan Rahasia.
47 Salah Paham.
48 Bersandiwara.
49 Sulit Menerima.
50 Pendamping Untuk Raisa.
51 Promo Novel Baru
52 Membawa Pergi.
53 Melepas Rindu.
54 Merindukanmu.
55 Melamar.
56 Perasaan Kelvin.
57 Tidak Direstui.
58 Sakit Hati.
59 Keputusan Diego.
60 Dengan Syarat.
61 Berbeda Pendapat.
62 Sudah Direncanakan.
63 Curiga.
64 Pulang ke rumah.
65 Semakin Curiga.
66 Tak Terima.
67 Tidak Sebodoh Itu.
68 H-2
69 Hari Pernikahan.
70 Menjadi Seorang Istri.
71 Sidik Jari.
72 Butuh Asupan.
73 Sebutan Mama.
74 Kondisi Raisa.
75 Seperti Dulu.
76 Suster Misterius.
77 Pura-Pura Bodoh.
78 Menerima Kembali.
79 Nonton Film.
80 Diusir.
81 Sang Mata-Mata.
82 Memulai Rencana.
83 Jebakan.
84 Ditangkap Polisi.
85 Unek-Unek Darrel.
86 Dendam Masa Lalu.
87 Mengutus Pengacara.
88 Sidang.
89 Kekhawatiran Seorang Ayah.
90 Lebih Sensitif.
91 3 Tahun.
92 Hangatnya Keluarga.
93 Kelas Ibu Hamil.
94 Rekaman CCTV.
95 Demi Kebaikan.
96 Menyadari Kesalahan.
97 Surat Ancaman.
98 Baik-Baik Saja.
99 Pendapat Raisa.
100 Teman Lama.
101 Kehilangan Berkas Penting.
102 Dalam Masalah.
103 Teka Teki.
104 Terpaksa Berbohong.
105 Hal Tak Terduga.
106 Firasat.
107 Berpura-Pura.
108 Tawanan Baru.
109 Sampai Kapan?
110 Masih Sama Seperti Dulu.
111 Menemani Diego.
112 Jauh Lebih Baik.
113 Sebutan Ayah.
114 Melahirkan.
115 Diesa Queen Abimana.
116 Kita Sehati.
117 Tak Pernah Terbayangkan.
118 Percaya Takdir.
119 Menyesuaikan Diri.
120 Cara Yang Lebih Licik.
121 Menjadi Asistenmu.
122 Sama-Sama Kepergok.
123 Liburan Ke Bandung.
124 Membutuhkan Sang Anak.
125 Seperti Nyata.
126 Tentang Masa Kecil Diego.
127 Harus Berhati-Hati.
128 Sadar Dari Koma.
129 Menolak Untuk Dioperasi.
130 Menemanimu Walaupun Sebentar.
131 Keputusan Siska.
132 Bertemu Teman Kuliah.
133 Membagi Tugas.
134 Pulang Ke Jakarta.
135 Merasa Tidak Pantas.
136 Lagu Lama.
137 Asisten Baru.
138 Membenci Pengkhianat.
139 Quality Time.
140 Takut Kehilangan.
141 Identitas Palsu.
142 Berhasil Membujuk.
143 Berjalan Lancar.
144 Sesuai Rencana.
145 Mencurahkan Isi Hati.
146 Ada Apa Dengan Kak Diego?
147 Membantu Pihak Kepolisian.
148 Membawa Keberuntungan.
149 Olahraga Pagi.
150 Bersikap Manja.
151 Ancaman Baru.
152 Menemukan Pelaku.
153 Pelaku Tertangkap.
154 Bungkam.
155 Pengakuan Ayumi.
156 Menjadi Donatur.
157 Memberi Kesempatan.
158 Bertindak.
159 Tidak Menemukan Apapun.
160 Menyerang Sastro.
161 Ketahuan Berbohong.
162 Membutuhkan Donor Darah.
163 Kalut.
164 Memutuskan Untuk Berada Di Rumah.
165 Saling Menyerang.
166 Peluru Terakhir.
167 Rela Berkorban.
168 Tidak Sia-Sia.
169 Peringatan.
170 Kebaikan Raisa.
171 Ditetapkan Sebagai Tersangka.
172 Titipan Cium.
173 Masa Persidangan.
174 Menyenangkan Istri.
175 Sesuatu Yang Berkesan.
176 Merindukan Papa.
177 Maaf, Aku Tidak Bisa.
178 Rem Blong.
179 Kabar Tentang Diego.
180 Memastikan Keadaan Diego.
181 Ada Kejanggalan.
182 Dalang Dibalik Kecelakaan.
183 Hidup Normal.
184 Nama Di Batu Nisan.
185 Dia Adik Saya.
186 Berlibur ke Bali.
187 Sampai Akhir Menutup Mata (Tamat)
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bertemu Mucikari
2
Terpaksa Menerima
3
Pelanggan Pertama
4
Tak Menyangka
5
Mencari Baby Sister
6
Tawaran Pekerjaan
7
Sosok Malaikat
8
Menemui Diego
9
Tamu Tak Diundang
10
Hari Pertama Bekerja
11
Sangat Menyenangkan
12
Merasa Ketakutan
13
Merasa Nyaman
14
Lagi-Lagi Soal Istri
15
Hanya Masa Lalu
16
Merawat Diego
17
Fitnah
18
Jangan Mengganggu Wanitaku
19
Kekhawatiran Diego
20
Klien Lama
21
Seperti Layaknya Keluarga
22
Ancaman Dari Seseorang.
23
Kepergian Sang Nenek
24
Surat Wasiat.
25
Merasa Dekat.
26
Donor Darah.
27
Kecolongan Dana.
28
Keinginan Yang Sama
29
Mengancam.
30
Malam Pesta.
31
Satu Malam Bersama
32
Bertanggung Jawab.
33
Menjalin Hubungan.
34
Mengungkapkan Hubungan.
35
Mendapatkan Restu.
36
Ibu Pengganti.
37
Merasa Bahagia.
38
Mencari Seseorang.
39
Sangat Misterius.
40
Lebih Agresif.
41
H-3.
42
Membongkar Masa Lalu Raisa.
43
Batalkan Pernikahan Kalian!
44
Mengungkapkan Identitas.
45
Membatalkan Pernikahan.
46
Menyimpan Rahasia.
47
Salah Paham.
48
Bersandiwara.
49
Sulit Menerima.
50
Pendamping Untuk Raisa.
51
Promo Novel Baru
52
Membawa Pergi.
53
Melepas Rindu.
54
Merindukanmu.
55
Melamar.
56
Perasaan Kelvin.
57
Tidak Direstui.
58
Sakit Hati.
59
Keputusan Diego.
60
Dengan Syarat.
61
Berbeda Pendapat.
62
Sudah Direncanakan.
63
Curiga.
64
Pulang ke rumah.
65
Semakin Curiga.
66
Tak Terima.
67
Tidak Sebodoh Itu.
68
H-2
69
Hari Pernikahan.
70
Menjadi Seorang Istri.
71
Sidik Jari.
72
Butuh Asupan.
73
Sebutan Mama.
74
Kondisi Raisa.
75
Seperti Dulu.
76
Suster Misterius.
77
Pura-Pura Bodoh.
78
Menerima Kembali.
79
Nonton Film.
80
Diusir.
81
Sang Mata-Mata.
82
Memulai Rencana.
83
Jebakan.
84
Ditangkap Polisi.
85
Unek-Unek Darrel.
86
Dendam Masa Lalu.
87
Mengutus Pengacara.
88
Sidang.
89
Kekhawatiran Seorang Ayah.
90
Lebih Sensitif.
91
3 Tahun.
92
Hangatnya Keluarga.
93
Kelas Ibu Hamil.
94
Rekaman CCTV.
95
Demi Kebaikan.
96
Menyadari Kesalahan.
97
Surat Ancaman.
98
Baik-Baik Saja.
99
Pendapat Raisa.
100
Teman Lama.
101
Kehilangan Berkas Penting.
102
Dalam Masalah.
103
Teka Teki.
104
Terpaksa Berbohong.
105
Hal Tak Terduga.
106
Firasat.
107
Berpura-Pura.
108
Tawanan Baru.
109
Sampai Kapan?
110
Masih Sama Seperti Dulu.
111
Menemani Diego.
112
Jauh Lebih Baik.
113
Sebutan Ayah.
114
Melahirkan.
115
Diesa Queen Abimana.
116
Kita Sehati.
117
Tak Pernah Terbayangkan.
118
Percaya Takdir.
119
Menyesuaikan Diri.
120
Cara Yang Lebih Licik.
121
Menjadi Asistenmu.
122
Sama-Sama Kepergok.
123
Liburan Ke Bandung.
124
Membutuhkan Sang Anak.
125
Seperti Nyata.
126
Tentang Masa Kecil Diego.
127
Harus Berhati-Hati.
128
Sadar Dari Koma.
129
Menolak Untuk Dioperasi.
130
Menemanimu Walaupun Sebentar.
131
Keputusan Siska.
132
Bertemu Teman Kuliah.
133
Membagi Tugas.
134
Pulang Ke Jakarta.
135
Merasa Tidak Pantas.
136
Lagu Lama.
137
Asisten Baru.
138
Membenci Pengkhianat.
139
Quality Time.
140
Takut Kehilangan.
141
Identitas Palsu.
142
Berhasil Membujuk.
143
Berjalan Lancar.
144
Sesuai Rencana.
145
Mencurahkan Isi Hati.
146
Ada Apa Dengan Kak Diego?
147
Membantu Pihak Kepolisian.
148
Membawa Keberuntungan.
149
Olahraga Pagi.
150
Bersikap Manja.
151
Ancaman Baru.
152
Menemukan Pelaku.
153
Pelaku Tertangkap.
154
Bungkam.
155
Pengakuan Ayumi.
156
Menjadi Donatur.
157
Memberi Kesempatan.
158
Bertindak.
159
Tidak Menemukan Apapun.
160
Menyerang Sastro.
161
Ketahuan Berbohong.
162
Membutuhkan Donor Darah.
163
Kalut.
164
Memutuskan Untuk Berada Di Rumah.
165
Saling Menyerang.
166
Peluru Terakhir.
167
Rela Berkorban.
168
Tidak Sia-Sia.
169
Peringatan.
170
Kebaikan Raisa.
171
Ditetapkan Sebagai Tersangka.
172
Titipan Cium.
173
Masa Persidangan.
174
Menyenangkan Istri.
175
Sesuatu Yang Berkesan.
176
Merindukan Papa.
177
Maaf, Aku Tidak Bisa.
178
Rem Blong.
179
Kabar Tentang Diego.
180
Memastikan Keadaan Diego.
181
Ada Kejanggalan.
182
Dalang Dibalik Kecelakaan.
183
Hidup Normal.
184
Nama Di Batu Nisan.
185
Dia Adik Saya.
186
Berlibur ke Bali.
187
Sampai Akhir Menutup Mata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!